Behavioral Activation sebagai Terapi Depresi

Oleh :
dr. Damba Bestari, Sp.KJ

Behavioural activation sebagai terapi depresi semakin banyak mendapatkan perhatian, baik di ranah klinis maupun akademis. Modalitas pengobatan ini dinyatakan efektif, lebih menghemat biaya, praktis dan relatif mudah diaplikasikan dibandingkan dengan psikoterapi jenis lain. Sayangnya, di Indonesia intervensi ini masih kurang banyak dikenal dan digunakan. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang berbagai studi yang telah menunjukkan bukti efektivitasnya.[1]

Definisi Behavioral Activation

Behavioral Activation (BA) adalah sebuah suatu metode psikoterapi yang berfokus untuk mengubah cara seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Proses perawatan yang diberikan kolaboratif dan fokus pada saat sekarang. Metode ini mengadaptasi konsep dari teori behavioral oleh Skinner, yaitu manusia memiliki respons yang tinggi pada reinforcement. Ketika sumber reinforcement positif yang stabil hilang, maka akan terjadi gangguan depresi. Target BA adalah untuk mengurangi perilaku menarik diri dan menghindar yang umum dijumpai pada pasien dengan depresi mayor, karena perilaku tersebut justru dapat memperburuk gejala depresi. [1-3]

Behavioral Activation sebagai Terapi Depresi-min (1)

Metode BA merupakan komponen dari Cognitive Behavior Therapy (CBT) yang awalnya dikembangkan sebagai terapi tunggal untuk depresi oleh Jacobson et al pada tahun 1996. Namun, sedikit berbeda dengan CBT, metode BA lebih fokus pada memberi pasien keterampilan dan dukungan sosial untuk terlibat dalam berbagai aktivitas menyenangkan yang berfungsi sebagai perilaku antidepresan. Pendekatan BA berorientasi pada tujuan, yang mencakup penjadwalan aktivitas, pemberian tugas yang dinilai, dan pembahasan strategi untuk memecahkan masalah sehingga membantu pasien mencapai tujuan mereka. Pada akhirnya akan dapat meningkatkan produktivitas dan pasien mencapai reinforcement positif. [2]

Intinya, BA memodifikasi lingkungan individu untuk memberikan pengaruh pada pikiran dan perilaku. Bukan sekedar memberikan intervensi pada pikiran secara langsung, seperti yang dilakukan CBT. [2]

Tahapan Behavioral Activation

Metode BA dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok, dengan bimbingan dan supervisi profesional. Biasanya berlangsung selama 8−16 minggu. Teknik yang digunakan dalam BA meliputi beberapa komponen sebagai berikut:

  • Pemantauan aktivitas dan suasana hati secara mandiri
  • Penjadwalan aktivitas
  • Restrukturisasi aktivitas
  • Penyelesaian masalah
  • Pelatihan keterampilan sosial
  • Konstruksi hierarki, atau memberi peringkat pada aktivitas tertentu yang lebih mudah untuk diselesaikan
  • Melatih perilaku yang lebih adaptif
  • Memberi penghargaan pada pencapaian
  • Persuasi
  • Kontrak perilaku, yaitu bekerja sama dengan teman dan keluarga agar mendukung perilaku sehat
  • Menilai beberapa aspek kehidupan, yaitu menentukan di aspek kehidupan mana seseorang menginginkan kesuksesan[4,5]

Lembar Kerja Behavioral Activation

Pasien diberikan lembar kerja untuk lebih mudah menjalankan tugas-tugas yang diberikan terapis. Lembar kerja biasanya membantu memetakan dan memantau perkembangan pasien pada tiap sesi.[5]

g1

Gambar 1. Contoh Lembar Kerja Behavioral Activation

Efektivitas Behavioral Activation sebagai Terapi Depresi

Berbagai penelitian telah menyatakan bahwa BA terbukti efektif untuk depresi, baik secara evidence based maupun empiris. Terdapat bukti kuat dari beberapa randomized controlled trial  (RCT) dan meta analisis jika intervensi ini memiliki efektivitas yang setara dengan CBT. Metode BA juga efektif dilakukan pada berbagai populasi dan konteks, termasuk pada pasien rawat inap. Baik secara individu, kelompok, tatap muka langsung, bahkan daring melalui internet. [3]

Berdasarkan pedoman klinis oleh National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE), BA direkomendasikan untuk semua jenis depresi mulai sub depresi, ringan, sedang, hingga berat. Menurut literatur lainnya, terapi ini paling sesuai untuk depresi berat. [4]

Metode BA telah terbukti efektif dalam tata laksana depresi. Sebuah meta analisis, melibatkan 10 RCT dengan responden 170 subjek usia muda, menunjukkan bahwa BA merupakan tata laksana yang efektif untuk depresi pada usia muda [6].

Pada penelitian RCT yang dilakukan pada 5495 partisipan di 14 negara, BA dinyatakan lebih efektif dibandingkan terapi humanistik dan medikasi, serta setara efektivitasnya dengan CBT dan terapi psikodinamika. Kemudian, David A Richards dari Leeds, UK, telah melakukan RCT dengan melibatkan 440 subjek dengan depresi. Hasilnya, BA terbukti praktis dan sederhana sehingga dapat dilakukan dengan baik bahkan oleh para profesional muda dengan pelatihan yang singkat. Pada studi yang sama juga disimpulkan bahwa BA dapat menjadi pilihan pengobatan yang hemat biaya, dengan kalkulasi sekitar 20% lebih murah daripada CBT. [1,7]

Studi yang dilakukan di Yogyakarta, Indonesia, pada para pasien stroke yang mengalami depresi juga mendukung efektivitas BA, bahkan pada pasien yang memiliki komorbid penyakit fisik. Penelitian oleh Dimidjian et al menyatakan BA lebih efektif daripada CBT untuk depresi berat meskipun temuan ini tidak pernah direplikasi. Percobaan selanjutnya juga menemukan BA lebih unggul daripada pengobatan dengan obat antidepresan dan lebih efektif dalam mengobati depresi berat. [3,9]

Terdapat pula sebuah penelitian pendahuluan untuk sebuah RCT berskala besar bernama BRAVE trial. Penelitian tersebut bertujuan menilai kelayakan terapi BA dalam mengurangi gejala depresi dan meningkatkan kualitas hidup pasien depresi. Pilot trial tersebut melibatkan 20 subjek berhasil menilai kelayakan BA sebagai terapi untuk mengurangi gejala depresi dan meningkatkan kualitas hidup subjek dengan depresi. [8]

Kesimpulan

Behavioral Activation (BA) merupakan salah satu komponen dari Cognitive Behavior Therapy (CBT) yang dapat menjadi pilihan untuk manajemen depresi. Terapi ini bertujuan mengubah perilaku seseorang menjadi lebih adaptif dan produktif. BA dilakukan oleh profesional kesehatan mental dengan beberapa tahapan, dan biasanya berlangsung selama 8−16 minggu.

Banyak penelitian yang menyatakan bahwa efektivitas BA menyamai terapi lain untuk depresi, bahkan lebih hemat dan praktis. Berdasarkan sejumlah studi yang sudah menghasilkan berbagai luaran positif, diharapkan intervensi ini dapat lebih banyak digunakan sebagai salah satu alternatif pengobatan depresi, khususnya di fasilitas kesehatan yang modalitas terapi lainnya sulit dijangkau.

Referensi