Dosis Keempat Vaksin Pfizer untuk Pencegahan Infeksi COVID-19 – Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami

Fourth Dose of BNT162b2 mRNA Covid-19 Vaccine in a Nationwide Setting

Magen O, Waxman JG, Makov-Assif M, Vered R, Dicker D, Hernán MA, Lipsitch M, Reis BY, Balicer RD, Dagan N. Fourth dose of BNT162b2 mRNA COVID-19 vaccine in a nationwide setting. New England Journal of Medicine. 2022 Apr 28;386(17):1603-14. Doi: 10.1056/NEJMoa2201688

Abstrak

Latar Belakang : Dengan adanya gelombang infeksi besar akibat varian B.1.1529 (omicron) yang menyebabkan severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), dan adanya bukti penurunan kekebalan tubuh setelah dosis booster dari vaksin COVID-19, beberapa negara telah memulai pemberian dosis vaksin keempat untuk kelompok orang-orang yang berisiko infeksi.

Kemenkes ft Alodokter Alomedika 650x250

Metode: Untuk mengevaluasi efektivitas awal dari dosis keempat vaksin Pfizer dalam mencegah COVID-19, studi ini menganalisa data dari organisasi kesehatan terbesar di Israel dari tanggal 3 Januari hingga 18 Februari 2022. Studi ini mengevaluasi efektivitas relatif dosis vaksin keempat dibandingkan dengan dosis vaksin ketiganya diberikan dalam waktu minimal 4 bulan sebelumnya pada individu 60 tahun ke atas. Penelitian ini membandingkan keluaran pada individu yang menerima dosis vaksin keempat dengan individu yang tidak menerima dosis keempat. Analisis sensitivitas dilakukan dengan menggunakan parameter regresi Poisson.

Hasil: Analisis primer meliputi 182.122 pasang yang cocok. Efektivitas relatif vaksin dalam 7 hingga 30 hari setelah pemberian dosis keempat diperkirakan mencapai 45% (95% confidence interval [CI], 44-47) terhadap infeksi SARS-CoV-2 yang terkonfirmasi melalui polymerase chain reaction, 55% (95% CI, 53-58) terhadap COVID-19 simtomatik, 68% (95% CI, 59-74) terhadap rawat inap karena COVID-19, 62% (95% CI, 50-74) terhadap COVID-19 berat, dan 74% (95% CI, 50-90) terhadap kematian karena COVID-19.

Pada hari ke 7 hingga 30 setelah pemberian dosis vaksin keempat, perbedaan pada risiko absolut (dosis ketiga vs dosis keempat) adalah 180,1 kasus per 100.000 orang (95% CI, 14,28-211,9) untuk rawat inap karena COVID-19, dan 68,8 kasus per 100.000 orang (95% CI, 142,8-211,9) untuk infeksi COVID-19 berat. Pada analisa sensitivitas, diperkirakan efektivitas relatif vaksin terhadap infeksi serupa dengan analisa primer.

Kesimpulan: Dosis keempat dari vaksin BNT162b2 (Pfizer) efektif dalam menurunkan risiko jangka pendek dari COVID-19 pada individu yang telah mendapatkan vaksin dosis ketiga minimal 4 bulan sebelumnya.

Dosis Keempat Vaksin Pfizer untuk Pencegahan Infeksi COVID-19

Ulasan Alomedika

Jurnal ini mempelajari efektivitas dari pemberian vaksin COVID-19 dosis keempat, setelah didapatkannya manfaat pemberian vaksin COVID-19 dosis ketiga. Jurnal ini mempelajari efektivitas vaksin keempat terutama pada kelompok individu yang berisiko terinfeksi virus penyebab COVID-19, yakni orang berusia 60 tahun ke atas.

Suatu studi mengenai efektivitas dari dosis keempat telah dipublikasikan, dan menunjukkan bahwa dosis vaksin keempat lebih efektif dalam mencegah infeksi SARS-CoV-2 hingga gejala berat dibandingkan dosis vaksin ketiga. Akan tetapi, belum banyak studi yang mempelajari mengenai efektifitas dosis vaksin keempat dalam mencegah rawat inap dan kematian karena COVID-19.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkirakan efektivitas relatif dari vaksin dosis keempat Pfizer, dibandingkan dengan dosis ketiga dalam mencegah luaran yang berkaitan dengan COVID-19, yaitu infeksi, rawat inap, dan kematian, pada individu usia 60 tahun ke atas.

Ulasan Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan studi observasional, dimana dilakukan pengumpulan data atas 44,362 pasien anggota organisasi pelayanan kesehatan Clalit Health Services (CHS) di Israel dan dibandingkan antara yang menerima vaksin keempat dan yang hanya mendapatkan vaksin ketiga.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah individu dengan usia 60 tahun ke atas, menjadi anggota CHS minimal 1 tahun, memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin dosis keempat pada saat periode penelitian (telah menerima vaksin Pfizer dosis ketiga minimal 4 bulan sebelumnya), serta tidak pernah terkonfirmasi positif COVID-19. Kriteria eksklusi meliputi tenaga kesehatan, individu yang ada di fasilitas perawatan jangka panjang, individu yang tirah baring atau terbatas di rumah, dan individu yang berinteraksi dengan pelayanan kesehatan dalam kurun waktu 3 hari.

Meski kriteria eksklusi meminimalisir kemungkinan pasien yang diinklusi mengalami COVID-19, masih terdapat kemungkinan bahwa pasien yang diinklusi pernah mengalami COVID-19 tapi tidak pernah terkonfirmasi melalui testing.

Selain itu, pemasangan antara pasien yang menerima vaksin keempat dan yang tidak, memiliki potensi variabel perancu, contohnya ketika dibandingkan dengan pasien subkelompok seperti pasien diatas usia 80 tahun, atau pasien dengan riwayat perawatan di rumah sakit yang banyak. Kondisi komorbid dan tingkat keparahannya yang dimiliki pasien pun bervariasi, sehingga masih dapat menjadi perancu dalam penelitian ini.

Penelitian ini mempunyai lima luaran klinis yaitu infeksi SARS-CoV-2 yang terkonfirmasi melalui PCR, gejala simptomatik COVID-19, rawat inap karena COVID-19, infeksi COVID-19 berat, dan kematian karena COVID-19. Luaran-luaran ini dinilai pada 2 kurun waktu yaitu hari ke 7 hingga 30 setelah pemberian dosis keempat, serta hari 14 hingga 30 setelah dosis keempat.

Ulasan Hasil Penelitian

Luaran dari penelitian ini adalah efektivitas dari pemberian dosis keempat vaksin Pfizer dibandingkan dengan pemberian vaksin dosis ketiga pada hari ke-7 hingga ke-30 dalam mencegah infeksi SARS-CoV-2 yang terkonfirmasi melalui PCR mencapai 45% (95%CI, 44-47). Efektivitas relatif diestimasi mencapai 55% (95% CI, 53-58) dalam mencegah gejala simtomatik COVID-19 dan 68% (95% CI,59-74) dalam mencegah rawat inap karena COVID-19. Estimasi efektivitas relatif mencapai 74% (95% CI, 50-90) dalam mencegah kematian karena COVID-19 pada hari 7-30.

Pada periode hari ke-7 hingga ke-30, perhitungan risiko rawat inap karena COVID-19 didapatkan 86.6 per 100.000 individu dalam kelompok vaksin dosis keempat, dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu 266.7 per 100.000. Untuk risiko infeksi berat COVID-19 mencapai 42.1 kasus per 100.000 individu dalam kelompok vaksin dosis keempat, dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu 110.8 kasus per 100.000 individu.

Pada hari ke-14 hingga ke-30, estimasi efektivitas dari vaksin Pfizer dosis keempat adalah 52% (95% CI,49-54) dalam mencegah infeksi COVID-19 terkonfirmasi, 61% (95% CI, 58-64) dalam mencegah COVID-19 simtomatik, 72% (95% CI, 63-79) dalam mencegah rawat inap karena COVID-19, dan 76% (95% CI, 48-91) dalam mencegah kematian karena COVID-19.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dibandingkan dengan hanya vaksin dosis ketiga Pfizer, vaksin dosis keempat Pfizer mungkin memberikan perlindungan lebih awal dalam mencegah infeksi SARS-CoV-2 terkonfirmasi dengan PCR, COVID-19 simptomatik, rawat inap karena COVID-19, infeksi COVID-19 berat, dan kematian karena COVID-19.

Meski demikian, diperlukan data mengenai kelompok kontrol dalam lima luaran penelitian yang sama; penelitian ini hanya memasukkan hasil kelompok yang menerima vaksin keempat.

Kelebihan Penelitian

Kelebihan dari penelitian ini adalah metode penelitian yang dilakukan membandingkan secara langsung dua kelompok yaitu kelompok yang diberikan vaksin Pfizer dosis keempat dengan kelompok yang tidak mendapatkan vaksin dosis keempat. Selain itu, jumlah sampel antara dua kelompok yang dibandingkan dalam penelitian ini disesuaikan semirip mungkin sehingga meminimalisir bias. Meski demikian, kedua kelompok diseleksi sendiri saat dikelompokkan menjadi kelompok vaksin keempat dan ketiga dan memiliki perbedaan dalam profil demografis.

Limitasi Penelitian

Studi ini memiliki beberapa limitasi seperti waktu follow up yang cenderung singkat sehingga tidak dapat mempelajari lebih lanjut efek jangka panjang dari vaksin dosis keempat, yang meliputi penurunan efektivitas vaksin. Selain itu, seperti pada penelitian observasional lainnya, potensi adanya faktor-faktor yang membingungkan maupun bias dapat tetap terjadi. Kedua kelompok memiliki perbedaan dalam profil demografis seperti indeks massa tubuh, usia, dan komorbiditas.

Terdapat keprihatinan mengenai vaksin Covid-19 mRNA BNT162b2 yang dikembangkan untuk virus penyebab COVID-19 varian wild-type Wuhan strain; sedangkan varian yang bersirkulasi saat studi ini dilakukan merupakan varian omicron. Selain itu, European Medicines Agency (EMA) juga mengkhawatirkan vaksinasi yang terlalu sering, meski dibutuhkan konfirmasi lebih lanjut.

Aplikasi Hasil Penelitian di Indonesia

Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektifitas dari vaksin Pfizer dosis keempat dalam mencegah infeksi SARS-CoV-2, gejala berat, rawat inap hingga tingkat kematian. Hasil dari penelitian ini cukup bermanfaat untuk diterapkan di Indonesia, dalam strategi menurunkan tingkat rawat inap, keparahan penyakit, dan mortalitas pada pasien COVID-19 yang berusia 60 tahun ke atas.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa vaksin Pfizer hingga dosis keempat mungkin efektif dalam mencegah infeksi COVID-19. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut setidaknya uji acak terkontrol masih diperlukan untuk menilai jangka waktu perlindungan yang dihasilkan dari vaksin dosis keempat serta kemungkinan pemberian kombinasi vaksin COVID-19 yang berbeda dapat memberikan perlindungan yang lebih baik.

Selain itu, studi-studi lain diperlukan untuk mengetahui kelompok mana yang memerlukan vaksin COVID-19 dosis keempat, karena kelompok usia yang lebih muda, imunokompeten, telah menerima vaksin COVID-19, dan/atau pernah terkena COVID-19 sebelumnya, mungkin tidak akan mendapatkan manfaat signifikan dari vaksin booster multipel. Diperlukan studi-studi yang dapat mempelajari kelompok mana saja yang dapat menerima manfaat dari penggunaan vaksin booster multipel.

Referensi