Hemoroidektomi dengan Harmonic Scalpel VS Hemorrhoidopexy dengan Stapler

Oleh :
dr. Sonny Seputra, Sp.B, M.Ked.Klin, FINACS

Saat ini, tata laksana hemoroid menggunakan hemoroidektomi dengan harmonic scalpel telah menjadi pilihan modalitas di berbagai layanan kesehatan karena dianggap mampu mengurangi perdarahan dan durasi operasi. Sementara itu, hemorrhoidopexy dengan stapler diduga mampu mempersingkat waktu rawat dan mengurangi nyeri postoperatif.[1]

Hemoroid adalah kelainan anorektal yang dilaporkan terjadi pada sekitar 5% dari populasi umum. Penyakit ini dilaporkan lebih sering pada individu yang berusia lebih dari 40 tahun. Tindakan pembedahan pada hemoroid diindikasikan pada tingkat keparahan derajat III dan IV yang simptomatik.

shutterstock_1676099863-min

Terdapat berbagai teknik operasi dalam tata laksana hemoroid. Teknik konvensional, antara lain dengan metode hemoroidektomi tertutup Ferguson dan hemoroidektomi terbuka Milligan-Morgan, dapat dilakukan dengan skalpel (pisau bedah) atau elektrokauter. Namun, teknik konvensional ini memiliki banyak kekurangan, misalnya tingginya kejadian komplikasi pasca operasi. Oleh karena itu, telah dikembangkan berbagai  metode operasi baru seperti hemoroidektomi dengan harmonic scalpel dan hemorrhoidopexy dengan stapler.[1,2]

Metode Operasi Hemoroidektomi dengan Harmonic Scalpel

Harmonic scalpel (pisau bedah harmonik) diperkenalkan untuk pertama kali pada tahun 1992. Pisau ini menggunakan energi ultrasonik untuk memotong dan koagulasi jaringan lunak. Pisau ini mampu menghasilkan kerusakan termal minimal pada jaringan di sekitarnya. Harmonic scalpel telah digunakan secara luas dalam prosedur bedah umum seperti kolesistektomi, hemoroidektomi, dan tiroidektomi; prosedur ginekologis seperti miomektomi; dan untuk memotong arteri mamaria interna dalam pembedahan thorax.

Pada penggunaan harmonic scalpel untuk operasi hemoroid, nyeri pascaoperasi dilaporkan berkurang karena cedera termal pada jaringan sekitar dapat dihindari. Selama tindakan, penggunaan harmonic scalpel mampu menyegel pembuluh darah yang pecah dan membentuk protein koagulum. Hal ini menyebabkan penurunan perdarahan dari hemoroid berukuran besar dan mempersingkat durasi operasi.[1,3,4]

Metode Operasi Hemorrhoidopexy dengan Stapler

Operasi hemorrhoidopexy dengan stapler pertama kali diperkenalkan oleh Longo pada tahun 1998. Metode ini selain menutup pembuluh darah submukosa, juga bertujuan untuk membawa mukosa rektum yang prolaps kembali ke lokasi alamiahnya dan memperbaiki hubungan topografi antara mukosa anorektal dan otot yang mendasarinya.

Selama operasi, digunakan alat stapler sirkuler hemoroid ukuran 33 mm, cincin jaringan mukosa-submukosa rektum direseksi dengan stapler sekitar 3-4 cm di atas linea dentata, yang mana akan terjadi disrupsi cabang-cabang distal arteri rektalis superior yang memberi vaskularisasi pada hemoroid dan mengembalikan pleksus hemoroid yang prolaps ke posisi anatomi asli. Karena hemorrhoidopexy dengan stapler melibatkan rektum, yang tidak memiliki sensasi nyeri, tanpa melukai anoderm, maka secara teori metode ini akan menghasilkan lebih sedikit nyeri pascaoperasi dan waktu rawat inap yang lebih pendek dibandingkan metode konvensional.[1,5-7]

Bukti Ilmiah Perbandingan Metode Hemoroidektomi dengan Harmonic Scalpel dan Hemorrhoidopexy dengan Stapler

Sebuah uji klinis acak dilakukan oleh Chung et al untuk membandingkan hemoroidektomi harmonic scalpel dengan hemorrhoidopexy stapler. Total pasien yang dilibatkan dalam studi ini adalah 88 orang. Hasil studi menunjukkan bahwa pasien yang mendapat hemorrhoidopexy stapler memiliki skor nyeri yang lebih baik, lama rawat lebih pendek, dan dapat kembali bekerja lebih cepat dibandingkan yang mendapat hemoroidektomi harmonic scalpel. Pada pemantauan 6 bulan, pasien yang menjalani hemorrhoidopexy stapler juga melaporkan angka kepuasan yang lebih baik.[3]

Studi lain, berupa studi prospektif pada tahun 2015 oleh Bilgin et al, membandingkan hasil jangka pendek dan panjang dari metode operasi hemoroid pada pasien dengan hemoroid derajat III dan IV. Pada studi ini, pasien dirandomisasi untuk menjalani hemoroidektomi harmonic scalpel (48 pasien) dan hemorrhoidopexy stapler (51 pasien).  Karakteristik demografi dan klinis pasien, detail operasi, skor nyeri pascaoperasi berdasarkan visual analog scale (VAS), kebutuhan analgesik tambahan, komplikasi jangka panjang dan pendek, serta rekurensi hemoroid semuanya dicatat. Pasien dipantau selama 6-36 bulan, dengan rerata 24 bulan.

Komplikasi jangka pendek pada kelompok hemoroidektomi dengan harmonic scalpel termasuk masalah luka (termasuk iritasi luka, gatal, dan luka lembab) didapatkan pada 6 kasus (12,5%), perdarahan 5 kasus (10,4%), dan edema 5 kasus (10,4%).  Komplikasi jangka pendek pada kelompok hemorrhoidopexy dengan stapler termasuk perdarahan didapatkan pada 8 kasus (15,6%) dan masalah luka 8 kasus (15,6%), tidak ada komplikasi edema.

Komplikasi jangka panjang pada kelompok hemoroidektomi dengan harmonic scalpel termasuk rekurensi didapatkan pada 1 kasus (2,1%), stenosis 2 kasus (4,2%), dan masalah luka 2 kasus (4,2%).  Komplikasi jangka panjang pada kelompok hemorrhoidopexy dengan stapler termasuk rekurensi didapatkan pada 7 kasus (13,7%) dan fistula perianal 1 kasus (1,9%).

Analisis statistik melaporkan bahwa rekurensi lebih rendah secara bermakna pada kelompok hemoroidektomi dengan harmonic scalpel dibandingkan hemorrhoidopexy dengan stapler (p<0,05). Peneliti menyimpulkan bahwa kedua metode aman dan efektif untuk dilakukan pada pasien dengan hemoroid derajat III dan IV. Tetapi, metode hemoroidektomi dengan harmonic scalpel dianggap lebih aman, mudah, dan cepat dilakukan dengan angka rekurensi yang lebih sedikit dibandingkan hemorrhoidopexy dengan stapler.[1]

Kesimpulan

Metode hemoroidektomi dengan harmonic scalpel dan hemorrhoidopexy dengan stapler adalah prosedur rutin yang digunakan dalam pengobatan bedah penyakit hemoroid. Kedua metode tersebut memiliki efikasi yang baik dan komplikasi pascaoperasi yang lebih sedikit dibandingkan metode konvensional. Kedua metode tersebut juga memiliki kelebihan masing-masing. Edema merupakan komplikasi jangka pendek yang muncul pada metode hemoroidektomi dengan harmonic scalpel, namun tidak pada metode hemorrhoidopexy dengan stapler. Rekurensi merupakan komplikasi yang secara signifikan lebih tinggi pada metode hemorrhoidopexy dengan stapler dibanding metode hemoroidektomi dengan harmonic scalpel. Studi lebih lanjut dengan jumlah pasien yang lebih besar masih diperlukan sebelum superioritas antara kedua metode operasi ini dapat ditentukan.

Referensi