Drug of choice tatalaksana dispepsia pada ibu hamil - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alodokter, ijin bertanya dok, manakah pilihan obat yang paling aman untuk ibu hamil? Dari beberapa literatur yang mengandung aluminium hidroxida dan...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Drug of choice tatalaksana dispepsia pada ibu hamil

    Dibalas 10 Oktober 2024, 14:57
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alodokter, ijin bertanya dok, manakah pilihan obat yang paling aman untuk ibu hamil? Dari beberapa literatur yang mengandung aluminium hidroxida dan magnesium hidroxida relatif aman. Namum ada dokter yg berpendapat bahwa kandungan tersebut kurang rekomendasikan untuk ibu hamil.

    Apakah ada merk antasida tertentu yang aman untuk pasien ibu hamil? Atau mending ranitidin aja dok? Mohon rekomendasi terapi untuk pasien ibu hamil dispepsia khususnya pada trimester 1.

10 Oktober 2024, 14:57

Untuk ibu hamil dengan dyspepsia, gastroesophageal reflux disease (GERD), atau gastritis, penanganan yang aman sangat penting untuk melindungi janin sekaligus memberikan kelegaan bagi ibu. Ada beberapa pilihan obat yang secara umum dianggap aman untuk digunakan selama kehamilan, namun penting untuk mempertimbangkan risiko dan manfaat dari setiap terapi. Berikut ini beberapa pilihan berdasarkan kelompok obat dan cara kerjanya:

1. Antasida (Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida)

  • Kelompok: Antasida.
  • Cara kerja: Antasida bekerja dengan menetralkan asam lambung, mengurangi keasaman di lambung sehingga mengurangi gejala heartburn dan nyeri ulu hati.
  • Keamanan: Antasida yang mengandung aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida umumnya dianggap aman untuk digunakan selama kehamilan, terutama jika digunakan dalam jangka pendek. Magnesium hidroksida dapat menyebabkan diare, sementara aluminium hidroksida berisiko menyebabkan konstipasi, tetapi kedua efek ini biasanya tidak signifikan bila digunakan secara moderat.
  • Catatan: Walaupun banyak literatur mendukung keamanan antasida ini, beberapa dokter mungkin ragu merekomendasikan produk-produk tertentu karena ada kekhawatiran mengenai potensi efek samping pada janin (seperti penumpukan aluminium dalam jangka panjang). Namun, secara umum, produk-produk ini dianggap relatif aman pada dosis yang tepat.

2. H2 Receptor Antagonist (Ranitidine atau Famotidine)

  • Kelompok: Antagonis reseptor H2.
  • Cara kerja: H2 blocker seperti ranitidine atau famotidine bekerja dengan menghambat produksi asam lambung dengan memblokir reseptor H2 pada sel parietal lambung.
  • Keamanan: Ranitidine dulunya sering digunakan sebagai pilihan untuk ibu hamil, tetapi sekarang sudah ditarik dari banyak pasar karena kekhawatiran adanya kontaminasi NDMA (N-nitrosodimethylamine), yang berpotensi karsinogenik. Famotidine sekarang lebih direkomendasikan karena memiliki profil keamanan yang lebih baik dan belum menunjukkan risiko signifikan pada janin.
  • Catatan: Famotidine dapat menjadi pilihan yang baik jika antasida tidak efektif.

3. Proton Pump Inhibitor (PPI)

  • Kelompok: Proton Pump Inhibitor (PPI).
  • Cara kerja: PPI seperti omeprazole, lansoprazole, atau pantoprazole bekerja dengan menghambat pompa proton pada sel parietal lambung, secara drastis mengurangi produksi asam lambung.
  • Keamanan: PPI umumnya dianggap aman pada kehamilan, terutama jika digunakan dalam waktu singkat. Namun, penggunaannya sering dicadangkan untuk kasus-kasus yang lebih parah ketika antasida atau H2 blocker tidak efektif.
  • Catatan: Omeprazole dan lansoprazole sering dianggap aman pada kehamilan, tetapi tetap harus digunakan dengan hati-hati.

4. Rekomendasi Pengobatan pada Trimester 1 Awal

Pada trimester pertama, pertimbangan keamanan janin sangat penting. Biasanya, pilihan pengobatan difokuskan pada yang paling aman dan paling sedikit risiko.

  • Langkah pertama: Antasida yang mengandung aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida bisa menjadi pilihan awal.
  • Jika tidak efektif: Famotidine sebagai H2 blocker dapat digunakan sebagai alternatif yang aman dan lebih kuat dalam mengurangi produksi asam lambung.
  • Jika gejala berat dan tidak merespon: PPI seperti omeprazole bisa dipertimbangkan, namun hanya jika benar-benar diperlukan.

Pengelolaan Non-Farmakologis

Sebelum meresepkan obat, penting juga untuk mempertimbangkan perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengurangi gejala:

  • Makan porsi kecil dan lebih sering.
  • Hindari makanan pemicu, seperti makanan berlemak, pedas, atau asam.
  • Posisi tidur dengan kepala lebih tinggi untuk mencegah refluks.

Terapi harus dimulai dari yang paling aman, dan selalu konsultasikan dengan dokter kandungan yang menangani untuk memastikan penanganan yang sesuai dengan kondisi spesifik pasien.

09 Oktober 2024, 17:46
Kalau di RS saya selalu dengan ranitidine dok drug of choice nya Sp.OG