Ibu hamil 11 minggu dengan hasil rapid sifilis reaktif - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dok. Ijin bertanya. Pasien G1P0A0 uk 11 minggu. KU baik,ttv baik tidak ada kelihan dalam kehamilan. Pada pemeriksaan lab hb 12, rapid hiv inconclusi (R1...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Ibu hamil 11 minggu dengan hasil rapid sifilis reaktif

    Dibalas 08 September 2024, 11:18
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo dok. Ijin bertanya.

    Pasien G1P0A0 uk 11 minggu. KU baik,ttv baik tidak ada kelihan dalam kehamilan.

    Pada pemeriksaan lab hb 12, rapid hiv inconclusi (R1 reaktif, R2 NR, R3 NR), rapid sifilis reaktif.

    Tes rapid hiv sdh diulang 2x dengan jeda 2 minggu, hasil sama inconclusi. Setahu saya, apabila hasil inconclusi maka kita terapi cotrimoxazole dulu sampai os siap untuk menelan ARV. Apakah benar bgtu dok?

    Kemudian dok, untuk sifilisnya belum sy terapi karena di puskesmas saya tidak ada benzatin penisilin. Saya merujuk pasien untuk terapi tersebut sekaligus utk usg ke sp.og karena di pkm sy blm ada alat usg.

    Ijin dok utk sifilis, kan bisa juga dengan procain penisilin, apabila sediannya tertulis 3jt iu. Lalu butuh dosisnya 600mg/hari selama 10 hari, kira2 utk campuran aquadest dan brp cc dari srdiaan tsb utk dapat 600 mg dok?

    Mohon sharingnya.

08 September 2024, 11:18

Pada kasus ini, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk penatalaksanaan pasien dengan hasil tes HIV yang inconclusive dan sifilis positif.

HIV:

1. Hasil tes rapid HIV yang inconclusive (R1 reactive, R2 dan R3 non-reactive) menunjukkan bahwa pasien belum dapat dipastikan positif HIV. Dalam kondisi seperti ini, pemeriksaan lanjutan dengan metode seperti Western blot atau HIV RNA PCR sangat diperlukan untuk konfirmasi status HIV pasien.  

2. Mengenai penggunaan Cotrimoxazole, terapi ini biasanya diberikan sebagai profilaksis pada pasien HIV yang terkonfirmasi dengan jumlah CD4 rendah (<200 sel/μL) atau infeksi oportunistik. Namun, untuk pasien dengan status HIV yang masih belum jelas, Cotrimoxazole belum dianjurkan sampai ada diagnosis definitif.

3. Sebelum terapi ARV dimulai, konfirmasi HIV sangat penting. Jika status HIV terkonfirmasi, maka pasien dapat segera memulai ARV, bukan hanya cotrimoxazole. Profilaksis cotrimoxazole digunakan untuk mencegah infeksi oportunistik seperti Pneumocystis pneumonia setelah infeksi HIV terkonfirmasi dan tergantung tingkat CD4.

 Sifilis:

1. Untuk sifilis, benzatin penicillin G adalah pengobatan pilihan pertama, tetapi jika tidak tersedia, penggunaan prokain penicillin dapat menjadi alternatif.

2. Dosis prokain penicillin untuk sifilis biasanya adalah 600.000 IU (600 mg) injeksi intramuskular (IM) setiap hari selama 10-14 hari pada pasien dengan sifilis awal. Pada sediaan 3 juta IU, ini berarti 0,2 dari ampul 3 juta IU dibutuhkan untuk dosis 600.000 IU.

3. Jika memiliki sediaan 3 juta IU, Anda dapat mencampur vial tersebut dengan aquadest hingga total volume 10 mL. Kemudian, untuk mendapatkan 600.000 IU, ambil 2 mL dari campuran tersebut (karena 3 juta IU dalam 10 mL setara dengan 300.000 IU/mL, sehingga 600.000 IU = 2 mL).

06 Agustus 2024, 08:17

ALO Dokter, sepengetahuan saya jika pasien merupakan populasi risiko tinggi maka hasil nonreaktif pada pemeriksaan kedua dan ketiga (A1+, A2-, A3-) menunjukkan status HIV negatif. Kalau inconclusive jika A1+,A2-,A3+. Sementara itu, hasil RPR positif harus dikonfirmasi dengan hasil TPHA untuk mendiagnosis sifilis. CMIIW

https://www.alomedika.com/rekomendasi-pemeriksaan-hiv-menurut-who

https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenereologi/sifilis/diagnosis