Pemeriksaan Rapid Antigen dalam Diagnosis COVID 19 - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo Dokter,Pedoman mengenai COVID 19 terus mengalami perkembangan serta perubahan dalam beberapa aspek sesuai dengan bukti klinis dan temuan terbaru. Salah...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Pemeriksaan Rapid Antigen dalam Diagnosis COVID 19

    Dibalas 20 Januari 2021, 21:58

    Alo Dokter,

    Pedoman mengenai COVID 19 terus mengalami perkembangan serta perubahan dalam beberapa aspek sesuai dengan bukti klinis dan temuan terbaru. Salah satunya dalam menentukan diagnosis kasus terkonfirmasi. Bila pada pedoman awal WHO memberikan pedoman bahwa konfirmasi kasus COVID 19 adalah hanya melalui pemeriksaan materi genetik yakni tes rRT-PCR semata, pada pedoman terbaru dari WHO dan Pedoman Tatalaksana COVID 19 edisi 3 disebutkan bahwa keputusan seseorang dilakukan tes laboratorium juga harus memperhatikan klinis dan faktor epidemiologis yang ada.

     

    Pedoman Tatalaksana COVID 19 edisi 3 sendiri mendefinisikan kasus konfirmasi adalah seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi COVID 19 dengan kriteria rRT-PCR positif atau seseorang dengan hasil rapid antigen positif dan memenuhi kriteria kasus probable atau kasus suspek. Seseorang juga dikatakan kasus konfirmasi meskipun tanpa gejala dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif dan disertai dengan riwayat kontak dengan kasus probable atau terkonfirmasi.

     

    Dari pedoman di atas, pemeriksaan rapid antigen dapat menjadi salah satu alternatif pemeriksaan laboratorium dalam mendiagnosis kasus terkonfirmasi COVID 19. Namun, tentunya tidak dapat berdiri sendiri sebagai standar baku emas. Dari beberapa studi yang ada disebutkan, bahwa sensitivitas dan spesifisitas tes swab rapid antigen yang tersedia saat ini cukup bervariasi. Sensitivitasnya bila dibandingkan dengan tes materi genetik (rRT-PCR) bervariasi dari 0-94% namun spesifisitasnya cukup tinggi (>97%). Sehingga tentunya swab rapid antigen dapat menjadi salah satu alternatif terutama pada lokasi atau kondisi yang mungkin sulit atau kurang feasible dilakukan tes rRT-PCR.

     

    Bagaimana dengan pengalaman dokter-dokter teman sejawat sekalian terkait peran pemeriksaan swab antigen dalam mendiagnosis COVID 19? Atau ada pandangan atau pendapat dokter sejawat sekalian terhadap hal ini?

     

    Sumber:

    https://www.who.int/publications/i/item/antigen-detection-in-the-diagnosis-of-sars-cov-2infection-using-rapid-immunoassays

    https://www.who.int/publications/i/item/diagnostic-testing-for-sars-cov-2

    Pedoman Tatalaksana COVID 19 Edisi 3

20 Januari 2021, 15:31
Alo dr. Rara,Setuju dok. Rapid antigen memang sangat membantu dalam diagnosis dan skrining COVID-19. Tapi menurut saya, pemeriksaan fisik dan anamnesis pasien juga harus tetap tajam dalam assessment kasus COVID-19.  Di daerah terpencil yang faskesnya tidak bisa melakukan pemeriksaan PCR  rapid test antigen mungkin bs menjadi  pemeriksaan penunjang pilihan untuk diagnosis COVID-19,  namun untuk daerah dengan fasilitas yang memadai, selain dengan rapid antigen, PCR test tetap perlu diperiksa.CMIIW.
20 Januari 2021, 18:28
Alo dr. Kevin,Setuju sekali dok bahwa anamnesis dan pemeriksaan fisik juga memegang peranan yang cukup penting terutama untuk skrining pada seseorang yang dicurigai COVID 19. Hal ini juga tampak dalam diagram alur diagnosis pada pasien yang dicurigai COVID 19 yang terdapat pada pedoman dari WHO.
20 Januari 2021, 15:49
Iya dokter, setuju, yang saya tahu WHO memberikan syarat untuk alat Rapid Test Antigen yang bisa dipakai adalah yang sensitivitas nya di atas 80%.Tentunya Rapid Test Antigen dipakai jika memang tidak memungkinkan untuk melakukan pemeriksaan RT PCR pada semua sampel atau pada kondisi tempat dengan tenaga ahli dan laboratorium terbatas. Yang perlu diingat, bila hasil rapid test antigen negatif sebaiknya tidak menyingkirkan kemungkinan seseorang tertular COVID-19, sehingga bila memang suspek kuat sebaiknya tetap diisolasi. CMIIW.
20 Januari 2021, 18:30
Alo dr. Nurul,
Benar dok, apalagi dengan riwayat kontak yang jelas dengan pasien COVID 19 sebelumnya, disarankan untuk tetap dilakukan isolasi mandiri.
20 Januari 2021, 20:20
Alo Dokter,Pada intinya, saya sih setuju dgn pedoman terbaru krn dengan pemeriksaan rapid antigen biaya yg dikeluarkan lebih murah dan lebih cepat keluar hasilnya dok. Namun, sayangnya rapid antigen lebih baik sensitivitasnya di fase awal infeksi CMIIW. Kemudian, yg menjadi problematik, puskemas/dinkes tetap meminta hasil pemeriksaan PCR sebagai lampiran pelaporan pasien terkonfirmasi positif covid dok.
20 Januari 2021, 21:58
Alo Dokter. Saya juga sependapat dok. Rapid antigen sangat sensitif dilakukan pada awal infeksi (<7hari). Apabila diperiksakan >7hari bisa jadi akan negatif. Cara kerja rapid antigen akan mendeteksi bungkus kapsul virus sars-cov2 ini, sedangkan PCR mengkonfirmasi adanya materi genetik sars-cov2 tanpa bisa membedakan kondisi virus tsb masih utuh atau rusak.  Maka ada baiknya dikonfirmasi kembali dengan PCR bila saat anamnesis dan pem.fisik ditemukan tanda dan gejala infeksi covid19. Namun, perlu diketahui juga karena spesifitas dan sensitivitas rapid antigen dan PCR hampir mendekati, sehingga bila ada hasil positif dan negatif, maka diambil yang hasilnya positif. Kondisi yang mempengaruhi adanya perbedaan hasil bisa berbagai faktor seperti teknik pengambilan sampel, waktu diambilnya sampel, dsb. Terimakasih.