Kontroversi Penggunaan Kortikosteroid pada Tata Laksana Angina Ludwig

Oleh :
Meili Wati

Peran kortikosteroid, seperti dexamethasone, dalam penanganan angina Ludwig masih menjadi kontroversi. Angina Ludwig adalah selulitis difus pada jaringan lunak dasar mulut dan leher. Etiologi paling sering angina Ludwig adalah infeksi pada gigi geraham bawah. Angina Ludwig dapat mengancam jiwa karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti pneumonia aspirasi, abses leher, dan obstruksi jalan napas.

Tata laksana utama angina Ludwig adalah pemberian antibiotik dan intervensi bedah. Penggunaan kortikosteroid dinilai dapat membantu mengurangi edema jalan napas, tetapi hal ini masih menjadi kontroversi.[1-3]

ampuldexa

Peran Steroid pada Tata Laksana Angina Ludwig

Infeksi gigi geraham dapat menyebar secara odontogenik dan berkembang menjadi selulitis difus pada jaringan lunak dasar mulut dan leher atau yang disebut juga angina Ludwig. Infeksi awalnya dimulai secara unilateral yang kemudian menyebar dengan cepat pada kedua sisi diikuti dengan pembengkakan jaringan pada area dasar mulut, seperti area sublingual, submental dan submandibular serta leher.

Pembengkakan jaringan ini dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti leher tampak bengkak, nyeri area mulut-leher, demam, disfagia, suara serak, stridor, air liur menetes hingga gangguan pernapasan. Kortikosteroid dapat diberikan sebagai terapi penunjang pada kasus angina Ludwig. Meski demikian, manfaat penggunaan steroid masih diperdebatkan.

Kortikosteroid bekerja dengan menghambat transkripsi mediator proinflamasi pada sel endotel saluran napas, sehingga dapat meredakan peradangan pada saluran napas. Pemberian kortikosteroid pada angina Ludwig diharapkan dapat mengurangi inflamasi dan edema pada area mulut dan leher, serta mampu meningkatkan penetrasi antibiotik di area infeksi.[1-5]

Belum Ada Uji Klinis Terkait Efikasi Kortikosteroid pada Tata Laksana Angina ludwig

Tata laksana utama pada angina Ludwig adalah pemberian antibiotik, menjaga patensi jalan napas, dan menghilangkan sumber infeksi. Kortikosteroid dianggap dapat mengurangi edema dan peradangan yang terjadi pada angina Ludwig, sehingga kerap diberikan sebagai terapi adjuvan pada tata laksana Angina Ludwig.[1-3]

Meski demikian, belum ada uji klinis acak terkontrol skala besar yang membandingkan pemberian terapi adjuvan steroid terhadap plasebo dalam penanganan angina Ludwig. Basis bukti dari efikasi dan keamanan penggunaan steroid untuk angina Ludwig mayoritas berdasarkan laporan kasus dan studi observasional skala kecil.[5,6]

Bukti Ilmiah Masih Sangat Terbatas

Dalam sebuah studi observasional retrospektif (2017) yang melibatkan 30 pasien dengan infeksi area maksila-mandibula, 3 di antara partisipan didiagnosis mengalami angina Ludwig. Setiap partisipan mendapat antibiotik, tindakan operatif untuk menghilangkan sumber infeksi, dan pemberian 3 dosis dexamethasone 8 mg IV dengan interval 8 jam pada hari pertama. Peneliti melaporkan perbaikan klinis berupa penurunan edema dan nyeri. Meski demikian, manfaat ini tidak bisa disimpulkan berkaitan langsung dengan pemberian adjuvan steroid.[6]

Dalam sebuah tinjauan naratif (2020) dilakukan evaluasi terhadap 17 artikel yang melibatkan 31 pasien. Sebagian besar artikel yang dievaluasi mengenai penggunaan steroid pada angina Ludwig adalah laporan kasus. Dexamethasone adalah steroid pilihan dalam banyak kasus yang ditinjau, dimana steroid selalu digunakan bersama dengan antibiotik. Dalam tinjauan ini, 27 dari 31 pasien memerlukan pembedahan. Sebagian besar sembuh tanpa gejala sisa atau komplikasi lebih lanjut.[2]

Potensi Risiko Steroid

Pemberian steroid dalam jangka pendek dan dosis terapeutik secara umum aman. Namun, pemberian kortikosteroid perlu diperhatikan pada pasien dengan komorbiditas seperti diabetes, obesitas, imunodefisiensi, keganasan, dan gangguan pencernaan.

Kortikosteroid dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan durasi rawat inap, terutama pada penderita yang diabetes. Pemberian kortikosteroid dalam jangka panjang dapat memicu peningkatan berat badan, peningkatan tekanan darah, penurunan massa tulang, imunosupresi, dan menyebabkan efek samping saluran cerna seperti mual dan muntah.[1,4,5,7]

Kesimpulan

Steroid memiliki efek antiinflamasi yang diduga akan bermanfaat mengurangi edema dan nyeri yang terjadi pada angina Ludwig. Meskipun begitu, basis bukti efikasi kortikosteroid pada penanganan angina Ludwig hampir tidak ada.

Kebanyakan bukti ilmiah mengenai manfaat steroid pada angina Ludwig didasarkan pada laporan kasus atau studi observasional skala kecil. Tidak ada uji klinis acak terkontrol yang secara langsung meneliti efikasi pemberian steroid sebagai terapi adjuvan dalam tata laksana angina Ludwig.

Referensi