Facebook 
Masuk dengan Email
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Toksin Botulinum Tipe A (Botox)
Penggunaan toksin botulinum tipe A (Botox) pada kehamilan tidak disarankan. Pada ibu menyusui, tidak terdapat data yang jelas apakah Toksin botulinum tipe A (Botox) disekresikan ke dalam ASI atau tidak.[6,7]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan FDA, toksin botulinum tipe A (Botox) masuk dalam kategori C. Kategori C artinya studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[6]
Berdasarkan TGA, toksin botulinum tipe A (Botox) juga dikategorikan C. Artinya, obat memiliki efek farmakologi yang telah menyebabkan atau mungkin dicurigai menyebabkan efek berbahaya pada janin manusia atau neonatus tanpa menyebabkan malformasi, namun efek tersebut bersifat reversibel.[7]
Penelitian pada tikus dan kelinci menunjukkan bahwa toksin botulinum tipe A (Botox) tidak bersifat teratogenik. Namun, terbukti memiliki efek minimal embriosidal pada tikus ketika diberikan dalam dosis 3400 kali dosis terapi maksimum manusia dan pada kelinci dengan dosis 3,4 kali dosis terapi maksimum manusia.[5,6]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
FDA menyatakan bahwa tidak diketahui dengan pasti apakah toksin botulinum tipe A (Botox) disekresikan ke dalam ASI atau tidak. Namun, secara umum menyusui tidak disarankan saat pasien menggunakan toksin botulinum tipe A (Botox).[5,6]
