Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
general_alomedika 2021-04-01T17:48:17+07:00 2021-04-01T17:48:17+07:00
Favipiravir
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Favipiravir

Oleh :
dr.Reni Widyastuti, Sp.FK
Share To Social Media:

Favipiravir merupakan obat antivirus analog pyrazine, penggunaannya pertama kali disetujui untuk terapi influenza yang resisten. Saat ini favipiravir sedang diteliti untuk terapi corona virus disease 2019 (COVID-19). Target dari antivirus ini adalah enzim RNA-dependent RNA polimerase (RdRp) yang penting untuk transkripsi dan replikasi genom virus. Favipiravir tidak hanya menghambat replikasi virus influenza A dan B, tapi juga dianggap berpotensi untuk terapi avian flu dan virus Ebola.[4-7]

Favipiravir adalah obat antivirus yang ditemukan oleh Toyama Chemical Co.,Ltd. Obat ini sudah disetujui penggunaannya di Jepang pada tahun 2014 untuk terapi penyakit yang disebabkan oleh virus influenza baru (novel or re-emerging influenza viruses), tapi belum disetujui penggunaannya oleh US Food and Drug Administration (FDA) dan Therapeutic Good Administration (TGA). Di Jepang, persetujuan penggunaan obat ini disertai dengan aturan yang ketat karena data efektivitas obat ini pada manusia masih terbatas pada infeksi influenza, dan terdapat efek samping teratogenesis dan embriotoksisitas. Pemakaian favipiravir hanya dilakukan saat Kementrian Kesehatan Pemerintah Jepang sudah membuat keputusan untuk menggunakan obat ini selama terjadinya outbreak. Tanpa izin dari pemerintah Jepang, favipiravir tidak dapat diproduksi dan di stok di Jepang.[1-3]

Favipiravir digunakan sebagai terapi Ebola pada saat terjadi epidemi di Afrika barat pada tahun 2014, saat itu belum ada terapi standar untuk infeksi virus Ebola. Favipiravir dilaporkan cukup efektif sebagai profilaksis pasca pajanan, dan terapi infeksi virus Ebola. Dari penelitian in vitro dan penelitian pada model hewan, favipiravir juga menunjukkan potensi sebagai terapi untuk avian influenza atau flu burung. Di Indonesia, saat ini favipiravir sudah disetujui oleh BPOM untuk penggunaan darurat COVID-19.[4,6-9]

Nama kimia: 6-fluoro-3-hydroxypyrazine-2carboxamide[6-10]

Sinonim: T-705 .[11,12]                                                                                                                                

Tabel 1. Deskripsi Singkat Favipiravir

Perihal Deskripsi
Kelas Antiinfeksi
Subkelas Antivirus[6,7]
Akses Sebagai obat uji[9]
Wanita hamil Dikontraindikasikan pada kehamilan[9,10]
Wanita menyusui Diekskresikan melalui ASI[9,10]
Anak-anak Belum ada penelitian[9,10]
Infant Belum ada penelitian[9,10]
FDA

Not Approved[2]

 

Referensi

1. Nagata T, Lefor A, Hasegawa M, Ishii M. Favipiravir: A New Medication for the Ebola Virus Disease Pandemic. Disaster Med Public Health Preparedness. 2015;9:79-81.
2. Lumby CK, Zhao L, Oporto M, Best T, Tutill H, Shah D, Veys P, et al. Favipiravir and Zanamivir Cleared Infection with Influenza B in A Severely Immunocompromised Child. Clinical Infectious Disease.2020;3:1-4. DOI: 10.1093/cid/ciaa023
3. Potential Medicines to Treat COVID-19. Australian Commision on Safety and Quality in Health Care. April 2020. Diakses dari: https://www.safetyandquality.gov.au/publications-and-resources/resource-library/potential-medicines-treat-covid-19
4. Du YX, Chen XP. Favipiravir: Pharmacokinetics and Concerns About Clinical Trials for 2019-nCoV Infection. Clinical Pharmacology and Therapeutic. 2020. DOI:10.1002/cpt.1844
5. Kajian Farmakoterapi Pengobatan COVID-19. Perhimpunan Dokter Spesialis Farmakologi Klinik Indonesia (PERDAFKI). Jakarta. April 2020
6. Favipiravir. Drugbank. Diakses dari: https://www.drugbank.ca/drugs/DB12466
7. Shiraki K, Daikoku T. Favipiravir, an anti-influenza drug against life-threatening RNA virus infections. Pharmacology & Therapeutics. 2020
8. Sanders J, Monogue M, Jolwski T, Cutrell J. Pharmacologic Treatments for Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): A Review. JAMA. doi:10.1001/jama.2020.6019
9. Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Maret 2020. Hal.41-48
10. Favipiravir Prescribing Information. Center of Disease Control and Prevention. Diakses dari: https://www.cdc.gov.tw/File/Get/ht8jUiB_MI-aKnlwstwzvw
11. Furuta Y, Takahashi K, Maekawa M, Sangawa H, Uehara S, Kozaki K, Nomura N, Egawa H, Shiraki K. Mechanism of Action of T-705 against Influenza Virus. Antimicrobial Agents And Chemotherapy. 2015. doi:10.1128/AAC.49.3.981–986.2005
12. Caroline A, Powell D, Bethel LM, Qury T, Reed D, Hartman A. Broad Spectrum Antiviral Activity of Favipiravir (T-705): Protection from Highly Lethal Inhalational Rift Valley Fever. PLOS Neglected Tropical Diseases.2014;8:4

Farmakologi Favipiravir

Artikel Terkait

  • Kelainan Kardiovaskular Akibat COVID–19
    Kelainan Kardiovaskular Akibat COVID–19
  • Efikasi Masker Bedah dan Masker Respirator N95 untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan pada Tenaga Medis
    Efikasi Masker Bedah dan Masker Respirator N95 untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan pada Tenaga Medis
  • Upaya Kesehatan Masyarakat dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona
    Upaya Kesehatan Masyarakat dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona
  • Penggunaan Alat Pelindung Diri untuk Mencegah Penyakit Infeksius pada Tenaga Medis dalam Menghadapi Pandemi COVID-19
    Penggunaan Alat Pelindung Diri untuk Mencegah Penyakit Infeksius pada Tenaga Medis dalam Menghadapi Pandemi COVID-19
  • Efek Jangka Panjang dari COVID-19
    Efek Jangka Panjang dari COVID-19

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
10 Februari 2023
Live Webinar Alomedika - Pengujian Kombo COVID-19 dan Influenza A/B untuk Diagnosa dan Terapi yang Cepat dan Akurat.Sabtu, 11 Februari 2023.
Oleh: dr. Intan Fajriani
7 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Pengujian Kombo COVID-19 dan Influenza A/B untuk Penentuan Diagnosa dan Terapi yang Cepat dan...
Anonymous
31 Januari 2023
Terapi inhalan untuk pasien anak dengan batuk pilek
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter izin bertanya, saya sering menemukan psien anak dengan bapil, ortu selalu meminta anak untuk d nebu untuk meengeluarkan dahak, karna mnurut ibu,...
dr. ALOMEDIKA
26 Agustus 2022
Trending! Top 5 Artikel Kewaspadaan Pandemi di ALOMEDIKA
Oleh: dr. ALOMEDIKA
6 Balasan
ALO Dokter!Di saat kasus COVID-19 masih terus meningkat, masyarakat dikejutkan dengan kabar kasus pertama konfirmasi infeksi cacar monyet di Indonesia. Tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.