Pendahuluan Favipiravir
Favipiravir merupakan obat antivirus analog pyrazine, penggunaannya pertama kali disetujui untuk terapi influenza yang resisten. Saat ini favipiravir sedang diteliti untuk terapi corona virus disease 2019 (COVID-19). Target dari antivirus ini adalah enzim RNA-dependent RNA polimerase (RdRp) yang penting untuk transkripsi dan replikasi genom virus. Favipiravir tidak hanya menghambat replikasi virus influenza A dan B, tapi juga dianggap berpotensi untuk terapi avian flu dan virus Ebola.[4-7]
Favipiravir adalah obat antivirus yang ditemukan oleh Toyama Chemical Co.,Ltd. Obat ini sudah disetujui penggunaannya di Jepang pada tahun 2014 untuk terapi penyakit yang disebabkan oleh virus influenza baru (novel or re-emerging influenza viruses), tapi belum disetujui penggunaannya oleh US Food and Drug Administration (FDA) dan Therapeutic Good Administration (TGA). Di Jepang, persetujuan penggunaan obat ini disertai dengan aturan yang ketat karena data efektivitas obat ini pada manusia masih terbatas pada infeksi influenza, dan terdapat efek samping teratogenesis dan embriotoksisitas. Pemakaian favipiravir hanya dilakukan saat Kementrian Kesehatan Pemerintah Jepang sudah membuat keputusan untuk menggunakan obat ini selama terjadinya outbreak. Tanpa izin dari pemerintah Jepang, favipiravir tidak dapat diproduksi dan di stok di Jepang.[1-3]
Favipiravir digunakan sebagai terapi Ebola pada saat terjadi epidemi di Afrika barat pada tahun 2014, saat itu belum ada terapi standar untuk infeksi virus Ebola. Favipiravir dilaporkan cukup efektif sebagai profilaksis pasca pajanan, dan terapi infeksi virus Ebola. Dari penelitian in vitro dan penelitian pada model hewan, favipiravir juga menunjukkan potensi sebagai terapi untuk avian influenza atau flu burung. Di Indonesia, saat ini favipiravir sudah disetujui oleh BPOM untuk penggunaan darurat COVID-19.[4,6-9]
Nama kimia: 6-fluoro-3-hydroxypyrazine-2carboxamide[6-10]
Sinonim: T-705 .[11,12]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Favipiravir
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiinfeksi |
Subkelas | Antivirus[6,7] |
Akses | Sebagai obat uji[9] |
Wanita hamil | Dikontraindikasikan pada kehamilan[9,10] |
Wanita menyusui | Diekskresikan melalui ASI[9,10] |
Anak-anak | Belum ada penelitian[9,10] |
Infant | Belum ada penelitian[9,10] |
FDA | Not Approved[2] |