Metode Parent’s Kiss untuk Mengeluarkan Benda Asing dari Hidung Anak

Oleh :
dr. Erika Gracia

Metode parent’s kiss untuk mengeluarkan benda asing dari hidung anak dapat sebagai pertolongan pertama, baik di rumah maupun di rumah sakit. Parent’s kiss atau ciuman orang tua menggunakan prinsip pemberian tekanan positif dari belakang benda asing. Metode memiliki banyak keuntungan, yaitu membuat anak lebih nyaman, mudah dilakukan, aman, dan mengurangi kemungkinan anak memerlukan anestesi umum untuk mengeluarkan benda asing dari hidung.[1,4,5]

Benda Asing Dalam Hidung Anak

Benda asing di dalam hidung anak merupakan salah satu kasus yang sering dijumpai pada praktik sehari-hari, terutama di instalasi gawat darurat. Umumnya dijumpai pada anak berusia 2−5 tahun. Benda asing yang masuk ke dalam hidung anak bisa dalam berbagai bentuk dan ukuran.[1-3]

An,Asian,Boy,Blowing,His,Nose.

Perlu diketahui jenis benda asing yang masuk dalam hidung anak. Benda asing dari bahan yang tidak organik seperti plastik dan metal, jarang menimbulkan gejala. Sedangkan benda asing dari bahan organik, seperti makanan, kayu, dan karet, cenderung lebih mengiritasi mukosa hidung sehingga menimbulkan gejala lebih awal. Selain itu, perlu diketahui bahwa baterai dan magnet bersifat korosif yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa saluran pernafasan dalam hitungan jam, sehingga perlu segera dikeluarkan.[1–3]

Keluhan pasien di antaranya:

  • Tanpa gejala, tetapi orang tua melihat anaknya memasukan benda asing ke dalam hidung
  • Gejala hidung tersumbat, keluar cairan purulen dari hidung unilateral, nyeri, epistaksis, dan bau busuk dari lubang hidung[4]

Keluhan tersebut menjadi pertimbangan kemungkinan jenis benda asing di dalam hidung anak. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan spekulum hidung dan pencahayaan yang terang untuk visualisasi benda asing. Usaha pertama ekstraksi benda asing hidung memiliki tingkat keberhasilan terbesar jika dibandingkan usaha berikutnya.[4]

Tidak jarang anak dijumpai sedang merasa takut atau gelisah terhadap hal yang tidak diketahuinya, termasuk kondisi rumah sakit, sehingga sulit untuk dilakukan tindakan. Kondisi ini juga sering diperburuk oleh upaya menyakitkan untuk mengeluarkan benda asing, baik yang dilakukan oleh orang tua maupun tenaga medis sebelumnya.[4]

Tekanan Positif dari Belakang Benda Asing

Terdapat berbagai cara ekstraksi benda asing dalam hidung, yaitu menggunakan hook (pengait), catheter foley, catheter suction, forsep, dan lem sianoakrilat. Namun, semua metode ini bersifat invasif dan dapat menimbulkan trauma pada mukosa hidung. Selain itu, juga berisiko benda asing terdorong ke bagian yang lebih posterior dan menyebabkan anak tersedak.[1,4,5]

Menurut penelitian, pemberian tekanan positif dari bagian belakang benda asing, dan menutup lubang hidung yang tidak tersumbat, dapat mendorong keluar benda asing dari dalam hidung. Tekanan positif dari belakang benda asing dapat diberikan dengan aparatus bag-valve-mask maupun kanul oksigen (10−15 L/menit). Namun, cara ini masih jarang dilakukan dalam praktik sehari-hari.[1,4,5]

Cara Melakukan Metode Parent’s Kiss

Parent’s kiss atau ciuman orang tua adalah upaya memberikan tekanan positif dari belakang benda asing, untuk mengeluarkannya dari dalam hidung. Tindakan ini dapat menjadi pertolongan pertama di rumah atau dilakukan di rumah sakit dengan bimbingan dokter.[7,8]

Sebelum tindakan, orang tua harus dijelaskan cara dan tujuan dari metode ini. Kerjasama orang tua dan dokter penting agar anak merasa nyaman dan tenang. Metode ini sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh orang tua atau orang dewasa lain yang dipercayai oleh anak.[7,8]

Cara melakukan metode parent’s kiss sebagai berikut:

  1. Memberikan penjelasan kepada anak bahwa orang tua akan memberikan ciuman di mulut
  2. Orang tua menempatkan mulut mereka di atas mulut anak yang terbuka dan membentuk segel yang kokoh, seperti sedang melakukan resusitasi mulut ke mulut
  3. Menutup lubang hidung anak yang tidak tersumbat dengan jari
  4. Memberikan tiupan pelan dari mulut, sampai terasa adanya resistensi yang disebabkan oleh menutupnya glotis anak
  5. Segera lanjutkan dengan memberi hembusan nafas yang kuat dan cepat, agar angin yang masuk ke dalam mulut anak melewati nasofaring dan keluar melalui lubang hidung yang tersumbat benda asing
  6. Jika perlu metode ini dapat diulang sampai berhasil[7,8]

Modifikasi Metode Parent’s Kiss

Teknik meniup dari mulut ke mulut terkadang kurang efektif, karena tidak terbentuk segel yang kokoh. Hal ini menyebabkan udara yang diharapkan dapat mengeluarkan benda asing tidak cukup kuat.[9]

Terdapat modifikasi untuk melakukan parent’s kiss, yaitu menggunakan sedotan atau pipa endotrakeal. Satu ujung sedotan ditempatkan pada mulut anak, dan ujung lainnya pada mulut orang tua. Di sekitar ujung sedotan, keduanya ditutup rapat dengan bibir. Orang tua dapat meniupkan udara dengan cepat dan kuat sambil menutup lubang hidung yang tidak tersumbat. Keuntungan dari teknik ini adalah anak merasa lebih nyaman, karena sedotan merupakan benda yang sering digunakan sehari-hari.[9]

Efektivitas Metode Parent’s Kiss

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mir et al., metode parent's kiss berhasil dalam mengeluarkan benda asing di hidung sebanyak 79.31% dari 46 anak yang menjadi subjek penelitian.[11]

Saat  tidak berhasil untuk mengeluarkan benda asing dari hidung, metode ini masih dapat mendorong benda ke arah lebih anterior. Keadaan ini dapat meningkatkan visibilitas benda, sehingga membantu dokter untuk lebih mudah mengeluarkannya dengan metode lain.[1,7,8]

Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan terkait keberhasilan metode ini saat digunakan untuk mengeluarkan benda dengan permukaan licin maupun permukaan tidak beraturan. Namun, benda yang mengobstruksi hidung total lebih mudah untuk dikeluarkan dengan metode ini. Sedangkan benda yang berbentuk tidak teratur lebih sulit karena masih memungkinkan udara untuk lewat.[1,7,8]

Faktor penting yang menentukan keberhasilan metode parent’s kiss adalah durasi benda asing masuk ke hidung dan lokasi benda di dalam rongga hidung. Letak benda yang lebih anterior cenderung lebih mudah untuk dikeluarkan, dibandingkan dengan benda yang tidak terlihat atau berada lebih posterior. Selain itu, dengan mencoba metode ini, penggunaan anestesi umum dapat diturunkan dari 32,5% menjadi 3%.[1,10]

Komplikasi Metode Parent’s Kiss

Sejauh ini, belum ada komplikasi akibat metode parent’s kiss untuk mengeluarkan benda asing dari hidung anak. Secara teoritis memang terdapat sejumlah risiko yang mungkin terjadi, seperti barotrauma pada membran timpani atau pada saluran napas bagian bawah. Namun, perforasi membran timpani atau pneumotoraks akibat metode ini belum pernah dilaporkan. [1,8]

Glotis yang tertutup saat metode ini dilakukan menurunkan risiko barotrauma ke paru-paru. Selain itu, tekanan yang dihasilkan dari parent’s kiss diperkirakan sebesar 60 mmHg, sama dengan tekanan yang dihasilkan saat bersin. Bahaya utama yang dapat terjadi dari tindakan ekstraksi benda asing dari hidung dengan teknik apapun adalah aspirasi, terutama pada anak yang tidak kooperatif.[1,8]

Kesimpulan

Mengeluarkan benda asing dari dalam hidung anak memang terkadang sulit dilakukan, terutama pada anak gelisah, takut, dan tidak kooperatif. Benda asing yang tertinggal lama di dalam hidung bisa menimbulkan epistaksis, keluarnya cairan purulen, bahkan aspirasi ke dalam saluran pernafasan. Sering pasien anak membutuhkan anestesi umum untuk mengeluarkan benda asing dalam hidung, sehingga harus rawat inap di rumah sakit. Hal tersebut bisa menjadi pengalaman yang traumatis bagi anak maupun keluarga.

Metode parent’s kiss merupakan pertolongan pertama yang terbukti efektif untuk mengeluarkan benda asing dari hidung anak. Metode ini cukup sederhana, aman, noninvasive, dan tidak membutuhkan peralatan khusus. Bahkan metode ini dapat dijelaskan melalui telepon oleh tenaga medis kepada orang tua, sehingga pasien tidak perlu datang ke rumah sakit.

Selain efektif dalam mengeluarkan benda asing, metode parent’s kiss dapat mendorong benda asing lebih ke anterior. Kondisi ini dapat meningkatkan keberhasilan tindakan ekstraksi lainnya oleh dokter ahli, sehingga pasien anak terhindar dari anestesi umum.

 

Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari

Referensi