Atropin Tetes untuk Memperlambat Progresivitas Myopia

Oleh :
dr. Utami Noor Syabaniyah SpM

Penggunaan atropin tetes mata telah dilaporkan dapat memperlambat progresivitas myopia. Myopia atau rabun jauh merupakan kelainan refraksi dengan awitan tersering pada masa anak-anak. WHO memperkirakan bahwa prevalensi myopia akan meningkat pesat, yaitu dari 28,3% penduduk dunia pada tahun 2010 menjadi 49,7% pada tahun 2050.[1]

Potensi Risiko Progresivitas Myopia

Myopia dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut, termasuk kebutaan. High myopia adalah myopia dengan ukuran refraksi melebihi -5.00 D. Myopia patologis adalah high myopia yang disertai dengan kelainan degeneratif retina perifer, makula, ataupun saraf optik. Komplikasi dari kondisi ini antara lain glaukoma, katarak, ablatio retina, myopic choroid neovascularization (CNV), dan myopic macular degeneration.[1-3]

Portraits,Of,Little,Asian,Child,Girl,Wearing,Eyeglasses,And,Write

Salah satu faktor risiko progresivitas myopia menjadi high myopia adalah onset myopia pada usia dini. Sebagian besar myopia terbentuk pada masa anak-anak, terutama pada usia sekolah. Pada anak, myopia diperkirakan akan mengalami perburukan setiap tahunnya sekitar -0.50 D sampai -1.00 D. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan upaya untuk menekan laju progresivitas myopia pada anak usia sekolah.[4,5]

Berbagai macam cara dilakukan untuk mengurangi progresivitas myopia, di antaranya penggunaan lensa kontak, orthokeratologi, kacamata multifokal, dan pemberian tetes mata atropin. Namun, hingga saat artikel ini ditulis, baru pemberian atropin tetes mata saja yang didukung oleh bukti ilmiah adekuat terkait efikasinya mengontrol progresivitas myopia dengan onset dini.[1,2,4,5]

Manfaat Tetes Mata Atropin dalam Pencegahan Progresivitas Myopia

Atropin tetes mata adalah obat golongan antimuskarinik yang digunakan sebagai sikloplegik dan midriatik. Mekanisme atropin dalam pencegahan progresivitas myopia belum diketahui dengan jelas. Penggunaan atropin dalam memperlambat progresivitas myopia didasarkan pada asumsi bahwa akomodasi mempengaruhi perburukan myopia dan obat sikloplegik, seperti atropin, dapat mencegah hal ini. Atropin juga diperkirakan mempengaruhi reseptor muskarinik dan nonmuskarinik pada retina dan sklera yang dianggap akan mencegah perburukan dari gangguan refraksi.[2,4]

Atropin memiliki efek dose dependent inhibitory pada progresivitas myopia. Artinya, semakin tinggi konsentrasi atropin yang digunakan, maka efeknya terhadap progresivitas myopia semakin baik. Meski demikian, risiko efek samping juga akan semakin meningkat seiring dengan pertambahan dosis.[4,5]

Bukti Ilmiah Efikasi Atropin Terhadap Progresivitas Myopia

Sebuah meta analisis (2019) mengevaluasi hasil dari 7 uji klinis acak terkontrol untuk mengetahui efikasi dari atropin tetes mata 0,01% dalam memperlambat progresivitas myopia. Total partisipan dari seluruh studi yang dianalisis adalah 1.079 subjek. Studi ini menemukan efikasi atropin dalam hal kontrol pertumbuhan aksial dan perubahan panjang aksial. Meski demikian, tidak ditemukan perbedaan bermakna terkait nilai dioptri, perubahan dioptri, jarak pandang, ataupun tekanan intraokular.[5]

Sebuah studi kasus-kontrol (2019) yang melibatkan 198 partisipan menunjukkan bahwa atropin tetes mata 0,01% efektif dalam menghambat progresivitas myopia.[6] Hasil serupa juga dilaporkan dalam studi lain berupa uji klinis acak terkontrol (2020) yang melibatkan 220 anak usia 6-12 tahun dengan myopia. Pasien dalam kelompok atropin dilaporkan memiliki progresivitas myopia yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan kelompok plasebo (34,2%). Atropin juga ditemukan efektif dalam memperlambat elongasi aksial pada mata myopia.[7]

Penggunaan Atropin Tetes Mata Secara Klinis

Pada umumnya atropin tetes mata diberikan kepada anak dengan childhood myopia. Atropin tetes berfungsi sebagai kontrol myopia, yaitu untuk memperlambat dan mengurangi penambahan myopia pada anak, bukan untuk memperjelas penglihatan. Oleh karena itu, alat bantu optik, seperti kacamata ataupun lensa kontak, tetap diperlukan pada anak dengan myopia.

Atropin tetes mata dapat diberikan pada kondisi:

  • Penilaian refraksi dengan agen sikloplegik perlu dilakukan terlebih dulu. Atropin tetes dapat diberikan jika refraksi sikloplegik menunjukkan hasil spherical equivalent (SE) minimal -0.5 D.

  • Pasien memiliki risiko tinggi progresivitas myopia, yaitu jika memiliki riwayat keluarga dengan high myopia atau komplikasi dari myopia, usia awitan di bawah 9 tahun, terdapat catatan progresivitas myopia dari tahun sebelumnya, serta memiliki profil gaya hidup yang buruk
  • Orangtua dan anak memiliki kepatuhan terapi yang baik karena atropin tetes diberikan jangka panjang, minimal dua tahun.
  • Pasien berusia 4-13 tahun, dengan progresivitas myopia melebihi -0.5 D pada tahun sebelumnya[2,4]

Cara Penggunaan Atropin Tetes Mata

Atropin tetes mata diberikan sekali sehari pada malam hari. Atropin tetes mata dapat diberikan mulai dari konsentrasi rendah, yaitu 0,01%, lalu dapat dinaikkan secara perlahan sesuai dengan kondisi. Meski begitu, ada pula tinjauan yang menganjurkan pemberian atropin dimulai dalam konsentrasi lebih tinggi, yaitu 0,025% atau 0,05%.[2,4,7,8]

Durasi atau lama pemberian atropin tetes mata yang paling optimal masih belum diketahui dengan pasti. Beberapa penelitian menyarankan pemberian atropin tetes selama minimal 2 tahun atau sampai refraksi stabil, yaitu saat anak mencapai usia 14-15 tahun. Hal ini bertujuan untuk menghindari efek rebound.[2,4,9]

Follow up dilakukan setiap 3-6 bulan. Pemeriksaan yang dilakukan saat follow up adalah pemeriksaan refraksi dengan sikloplegik, pemeriksaan panjang aksial, tekanan intraokular, dan penilaian ada tidaknya efek samping. Potensi efek samping lokal antara lain dry eyes dan  konjungtivitis alergi. Potensi efek samping sistemik antara lain sakit kepala, takikardia, mulut terasa kering, dan iritabilitas.[2,4,5]

Perhatian Khusus Selama Penggunaan Atropin Tetes Mata

Selama penggunaan atropin tetes, kacamata tetap harus digunakan. Selain itu, cara-cara lain yang dapat mencegah myopia tetap dilakukan, seperti aktivitas luar ruangan selama 2 jam per hari dan mengurangi durasi ataupun intensitas aktivitas dekat.

Terdapat beberapa kemungkinan respons saat menggunakan atropin tetes, yaitu:

  • Baik: tidak terdapat progresi selama follow up

  • Adekuat: terdapat progresivitas maksimal 0.5 D per tahun selama follow up

  • Buruk: terjadi progresivitas melebihi 0.5D per tahun selama follow up.

Respons ini penting diketahui untuk menilai apakah pengobatan dilanjutkan, dihentikan, atau dikombinasikan dengan metode lain. Apabila respons baik dan sudah mencapai 2 tahun, maka pengobatan dapat dihentikan. Atropin dapat ditingkatkan dosisnya atau dikombinasikan dengan metode lain, seperti lensa kontak multifocal ataupun orthokeratologi, pada anak yang memiliki respons buruk. Follow up sebaiknya tetap dilanjutkan selama minimal 1 tahun pasca penghentian atropin untuk menilai ada-tidaknya efek rebound.[2,4]

Kesimpulan

Atropin tetes mata konsentrasi rendah efektif dalam menurunkan progresivitas myopia. Atropin digunakan sekali sehari pada malam hari selama setidaknya 2 tahun. Pemantauan diperlukan setiap 3-6 bulan untuk menilai respon terapi. Pencegahan progresivitas myopia dengan atropin tetes mata diharapkan dapat menurunkan risiko komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup anak.

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita

Referensi