Penghitungan Kebutuhan Cairan Resusitasi pada Anak dengan Luka Bakar

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla

Penghitungan kebutuhan cairan resusitasi merupakan bagian penting dalam manajemen luka bakar pada anak. Luka bakar pada anak memiliki laju mortalitas dan morbiditas yang tinggi, terutama jika estimasi luas luka bakar di atas 15% total luas permukaan tubuh (total body surface area/TBSA). Luka bakar dapat menyebabkan syok akibat kebocoran kapiler, sehingga resusitasi cairan diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan sirkulasi.[1-3]

Estimasi Luas Luka Bakar pada Anak

Estimasi luas luka bakar pada anak dapat ditentukan dengan menggunakan metode Lund and Browder Chart dan Wallace's "rule of nines". Penentuan luas luka bakar ini menjadi penting karena akan berperan dalam perhitungan kebutuhan cairan untuk resusitasi cairan.[1,2,4]

Burn,Wound,Surrounded,By,Scabs,And,Exsudates,In,Hand,And

Lund and Browder Chart

Metode Lund and Browder Chart menjadi pilihan utama dalam menentukan estimasi luas luka bakar pada anak karena metode ini memiliki tingkat akurasi yang baik di mana masing-masing lengan dihitung dengan persentase 10%, bagian batang tubuh anterior dan posterior masing-masing 13%, dan persentase yang dihitung untuk kepala serta kaki bervariasi berdasarkan usia pasien.[2-4]

Lund,Diagram,-,Labeled

Gambar 1. Lund and Browder Chart

Wallace’s Rule of Nines

Menurut metode Wallace’s “rule of nines”, kepala dan leher anak mencakup sekitar 18% dari total permukaan tubuh. Sementara itu, masing-masing lengan sekitar 9%, masing-masing kaki sekitar 14%, bagian depan badan sekitar 18%, bagian belakang badan sekitar 18%, dan seluruh genitalia sekitar 1%.[2-4]

WallaceRuleofNines

Gambar 2. Wallace Rule of Nines

Pertimbangan Khusus dalam Mengukur Luas Permukaan Tubuh yang Mengalami Luka Bakar pada Anak

Prinsip dasar resusitasi cairan pada pasien pediatri dengan luka bakar pada umumnya sama dengan pasien dewasa, namun pasien pediatri memiliki kecenderungan kebutuhan fisiologis yang unik. Pasien pediatri memiliki distribusi luas permukaan tubuh yang lebih kecil dibandingkan pasien dewasa, tetapi saat mengalami luka bakar pasien pediatri akan memiliki TBSA dari luka bakar yang secara proporsional lebih besar daripada pasien dewasa.[2,4-8]

Selain itu, penting untuk mengingat bahwa pasien pediatri memiliki luas permukaan per unit berat badan yang relatif lebih besar. Sebagai contoh, pasien pediatri dengan berat badan 7 kg, memiliki berat badan yang hanya 1/10 dari berat badan pasien dewasa dengan BB 70 kg, namun memiliki 1/3 dari TBSA pasien dewasa.[5]

TBSA yang relatif lebih besar ini mengakibatkan paparan permukaan tubuh terhadap lingkungan yang lebih besar, serta evaporasi dan kehilangan cairan yang lebih besar dibandingkan pasien dewasa. Oleh sebab itu, pasien pediatri dengan luka bakar diestimasikan membutuhkan lebih banyak cairan selama resusitasi cairan berlangsung bila dibandingkan dengan pasien dewasa.[4,5,9]

Formula Penghitungan Kebutuhan Resusitasi Cairan untuk Luka Bakar Anak

Terdapat beberapa formula yang dapat digunakan dalam pemberian resusitasi cairan pada pasien pediatri dengan luka bakar, yaitu resusitasi cairan dengan formula yang mencerminkan kebutuhan cairan berdasarkan berat badan atau luas permukaan tubuh (body surface area / BSA) dengan persen total luas permukaan tubuh yang terbakar (%Total Body surface area - TBSA luka bakar).[6-8]

Formula Parkland merupakan formula resusitasi cairan dengan mempertimbangkan berat badan pasien dan merupakan baku emas dalam resusitasi cairan luka bakar. Meski demikian, masih terdapat kontroversi terkait formula ini dan banyak penelitian berupaya untuk mengevaluasi keakuratan dan kelayakan formula Parkland dalam resusitasi luka bakar.[9-11]

Selain formula Parkland, terdapat formula Cincinnati dan Galveston yang memperkirakan pemberian cairan resusitasi untuk pasien luka bakar dengan memperhitungkan luas permukaan tubuh (BSA) pada pasien pediatri.[4,9,12,16]

Formula Parkland

Formula Parkland merupakan protokol yang ditetapkan untuk menentukan pemberian cairan awal pada resusitasi cairan pasien dengan luka bakar. Formula ini diindikasikan pada pasien yang mengalami large deep partial-thickness atau full-thickness burns yang mencakup >20% TBSA pada pasien dewasa, >10% pada pasien pediatri dengan usia di bawah 18 bulan, serta >15% pada pasien pediatri dengan usia di atas 18 bulan.[9,11,13]

Penghitungan Kebutuhan Cairan dengan Formula Parkland:

Formula Parkland dapat memperkirakan total kebutuhan cairan pasien luka bakar dalam 24 jam pertama setelah cedera berlangsung dan dapat diaplikasikan setelah berat badan pasien ditentukan dan TBSA telah dikalkulasi. Formula Parkland merekomendasikan 3 mL/kg berat badan pada pasien pediatri per TBSA dengan memberikan larutan kristaloid selama 24 jam pertama.[10-13,14]

3 mL x Berat badan x %TBSA = Total volume cairan pada 24 jam pertama

Gambar 3. Formula Parkland

Cara Pemberian Cairan:

Setengah dari total volume cairan harus diberikan dalam 8 jam pertama setelah luka bakar, dan sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pasien pediatri harus menerima cairan pemeliharaan melebihi kebutuhan cairan yang telah dihitung, karena pasien pediatri lebih rentan terhadap hipoglikemia karena terbatasnya simpanan glikogen.[9,11,13]

Dalam penerapan Formula Parkland, sangat penting untuk mengetahui waktu terjadinya luka bakar. Pada kasus luka bakar dengan evaluasi pasien yang tertunda, separuh pertama dari jumlah total cairan mungkin perlu diberikan dengan kecepatan yang lebih cepat.[11-13]

Larutan kristaloid yang bersifat isotonik seperti Ringer Laktat merupakan pilihan utama untuk resusitasi cairan selama 24 jam pertama pada kasus luka bakar dibandingkan larutan koloid. Hal ini karena larutan kristaloid lebih efektif dalam mengatasi hipovolemia serta defisit natrium ekstraseluler yang terjadi pada kondisi luka bakar.

Setelah pemberian cairan selama 24 jam, cairan larutan Ringer Laktat harus diganti menjadi dekstrosa 5% dalam setengah normal saline (D5½NS) dan diberikan dengan kecepatan pemeliharaan menggunakan aturan 4-2-1 (rumus Holliday-Segar) sebagai panduan.[11-14]

Perhatian Khusus:

Formula Parkland tidak memiliki kontraindikasi absolut, namun pasien pediatri dengan gangguan atau abnormalitas pada jantung maupun ginjal harus diobservasi secara ketat mengenai status volumenya selama resusitasi cairan.

Terdapat beberapa kontroversi dalam penggunaan formula Parkland pada kasus luka bakar pasien anak. Formula Parkland telah digunakan dengan sukses pada pasien dewasa, tetapi dianggap memiliki keterbatasan pada pasien pediatri dengan luka bakar karena anak memiliki rasio BSA terhadap berat badan yang secara proporsional lebih besar dibandingkan pasien dewasa. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan jumlah cairan resusitasi yang diberikan kurang atau berlebihan, tergantung pada situasi klinis pasien pediatri.[4,9,11]

Selain itu, pada pasien dewasa, telah ada studi yang melaporkan bahwa aplikasi formula Parkland berdasarkan berat badan cenderung dapat menyebabkan kelebihan cairan. Ini berkaitan dengan komplikasi seperti edema pulmonal pada pasien luka bakar dengan obesitas.[4,9,12]

Formula Cincinnati

Formula Cincinnati merupakan formula resusitasi cairan lainnya yang bisa digunakan pada pasien pediatri dengan luka bakar. Formula ini dikembangkan oleh Rumah Sakit Anak Shriners di Cincinnati dengan mengadaptasi formula Parkland tetapi menambahkan perhitungan cairan pemeliharaan berdasarkan BSA.[2,5,9]

Pada pasien pediatri dengan usia > 12 tahun formula Cincinnati merekomendasikan pemberian cairan kristaloid Ringer laktat dengan jumlah 4 ml/kg/%TBSA luka bakar + 1500 ml/m² total BSA. Setengah dari total volume diberikan selama 8 jam, sisa dari volume total diberikan selama 16 jam berikutnya.[9,12]

4 ml/kg/% BSA luka bakar + 1500 ml/m² total BSA = Total volume cairan pada 24 jam pertama

Gambar 4. Formula Cincinnati

Pada pasien pediatri dengan usia < 12 tahun, formula Cincinnati tetap sama, yaitu 4 ml/kg/%TBSA luka bakar + 1500 ml/m² total BSA selama 24 jam pertama, tetapi komposisi cairan berubah setiap 8 jam. Dalam 8 jam pertama, cairan yang diberikan adalah Ringer Laktat dengan 50 mEq natrium bikarbonat, kemudian 8 jam kedua diberikan cairan Ringer Laktat saja, dan 8 jam ketiga diberikan Ringer Laktat ditambah 12,5 g albumin 25%/L.

Formula Cincinnati memiliki keunggulan dalam pemberian resusitasi cairan pada pasien pediatri karena formula ini memperkirakan semua kerugian fisiologis (physiologic losses), sehingga meminimalkan defisit cairan selama resusitasi pasien pediatri dengan luka bakar. Namun, kelemahan dari formula Cincinnati adalah penerapan klinisnya yang kurang praktis.[9,12,14]

Formula Galveston

Formula Galveston adalah alternatif penghitungan kebutuhan cairan resusitasi lain untuk pasien anak dengan luka bakar. Formula Galveston dikembangkan oleh tim penanganan luka bakar Rumah Sakit Anak Shriners di Galveston.[4,9,12]

5000 ml/m² BSA luka bakar + 2000 ml/m² total BSA = Total volume cairan pada 24 jam pertama

Gambar 5. Formula Galveston

Formula Galveston merekomendasikan pemberian cairan resusitasi dengan kristaloid sebesar 5000 ml/m² BSA luka bakar dan 2000 ml/m² total BSA sebagai cairan pemeliharaan. Setengahnya diberikan dalam 8 jam pertama dan sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Cairan yang digunakan dalam formula ini adalah larutan Ringer Laktat dengan 12,5 g albumin 25%/L ditambah dekstrosa 5% sesuai kebutuhan.

Dalam praktik klinisnya, formula Galveston sangat praktis untuk diaplikasikan dan memungkinkan lebih banyak variabilitas fisiologis. Namun, formula ini tidak memperkirakan semua kerugian fisiologis.[12,14]

Bukti Ilmiah Perbandingan Akurasi Formula Resusitasi Cairan pada Luka Bakar Anak

Sebuah studi dilakukan pada 310 pasien anak dengan luka bakar terisolasi (isolated burn injury) yang menjalani rawat inap. Pada studi ini, pasien yang menerima formula Parkland sebagai formula resusitasi cairan mengalami tingkat overhidrasi yang signifikan dalam 2 hari pertama setelah resusitasi.[15]

Studi lain adalah studi retrospektif yang membandingkan estimasi cairan resusitasi pada 110 pasien luka bakar berusia ≤18 tahun berdasarkan formula Parkland, formula Galveston, dan formula Cincinnati yang diberikan selama 24 jam. Hasil dari studi ini melaporkan bahwa Formula Parkland cenderung tidak dapat memperkirakan kebutuhan cairan seiring bertambahnya berat badan, dan menimbulkan prediksi kebutuhan cairan yang berlebihan pada pasien pediatri dengan obesitas.

Sementara itu, formula Galveston cenderung kurang memprediksi kebutuhan cairan pada semua kelompok pasien pediatri dengan ketidakpastian terbesar terjadi pada kelompok pasien pediatri dengan kelebihan berat badan. Formula Cincinnati cenderung memprediksi kebutuhan cairan secara berlebihan pada semua kelompok dengan perkiraan berlebihan terbesar terjadi pada kelompok pasien pediatri dengan obesitas.[16]

Kesimpulan

Pemberian resusitasi cairan pada pasien pediatri dengan luka bakar merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan. Resusitasi cairan yang tidak tepat akan meningkatkan morbiditas maupun mortalitas pada pasien.

Prinsip pemberian resusitasi cairan pada pasien pediatri yang mengalami luka bakar pada umumnya sama dengan pasien dewasa. Namun, pasien pediatri membutuhkan lebih banyak cairan selama resusitasi cairan berlangsung bila dibandingkan dengan pasien dewasa karena total luas permukaan tubuh (total body surface area/TBSA) dari luka bakar yang secara proporsional lebih besar pada pasien pediatri.

Saat ini tersedia berbagai formula resusitasi cairan untuk pasien pediatri dengan luka bakar, seperti Formula Parkland, formula Cincinnati, dan formula Galveston. Meski demikian, studi mengindikasikan bahwa ketiga formula ini memiliki akurasi yang kurang dalam memprediksi kebutuhan cairan resusitasi pada kasus luka bakar anak, terutama untuk anak dengan kelebihan berat badan. Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui cara terbaik menentukan kebutuhan cairan resusitasi pada anak dengan luka bakar dan pengaruhnya terhadap luaran klinis.

Referensi