Peran Kombinasi Paracetamol dan Kafein dalam Penanganan Nyeri Dental

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi

Kombinasi paracetamol dan kafein dinilai memiliki efikasi yang cukup baik dalam mengurangi nyeri dental. Hal ini telah diidentifikasi berbagai studi pada beberapa dekade terakhir. Kafein dinilai memiliki peran sinergis bila dikombinasi dengan analgesik, seperti paracetamol, dalam mengurangi nyeri dengan onset yang lebih cepat dan durasi yang lebih lama bila dibandingkan dengan analgesik tunggal, dengan efek samping yang lebih minimal.[5,10,12]

Sekilas Mengenai Nyeri Dental

Nyeri dental timbul karena adanya stimulus nyeri dari gigi dan jaringan penyangga sekitar gigi yang memberikan jaras aferen untuk neuron nosiseptif ke sistem saraf pusat (SSP). Nyeri dental berat dapat memberikan komplikasi, seperti kesulitan mengunyah dan kesulitan tidur.

ParacetamoldanKafein

Etiologi nyeri dental dapat dibedakan menjadi odontogenik dan nonodontogenik. Nyeri odontogenik berasal dari struktur dentin dan jaringan penyangganya, seperti pulpitis, hipersensitivitas dentin, periodontitis traumatik, serta abses periodontal. Sementara, nyeri nonodontogenik berasal dari struktur intraoral dan sekitarnya, contohnya nyeri miofasial, temporomandibular joint disorder, angina pektoris, sinusitis maksilaris, dan osteomielitis.[1–3,11,13]

Faktor risiko nyeri dental yang paling sering adalah karies dentin yang tidak ditata laksana dengan baik. Faktor lainnya adalah gingivitis/kalkulus dentis, prosedur dental (iatrogenik), serta sosioekonomi yang rendah.[14]

Manajemen Nyeri Dental

Prinsip tata laksana nyeri dental adalah identifikasi penyebab nyeri dental (odontogenik maupun nonodontogenik), mempertahankan struktur gigi dan jaringan sekitarnya, serta mencegah progresi penyakit yang menjadi etiologi nyeri. Penatalaksanaan nyeri dental dapat meliputi nonfarmakologi, farmakologi atau kombinasi keduanya.[6–8,11,13]

Tata Laksana Nonfarmakologi untuk Nyeri Dental

Tujuan tata laksana nonfarmakologi untuk nyeri dental adalah mengontrol perilaku, mengurangi rasa cemas, dan memodifikasi persepsi nyeri. Studi mengenai metode nonfarmakologi untuk tata laksana nyeri dental kebanyakan dilakukan pada pasien yang menjalani prosedur dental atau perawatan ortodontik.[7,8]

Beberapa terapi nonfarmakologi yang digunakan antara lain low-level laser therapy (LLLT) atau low-level laser irradiation, vibratory stimulation, serta mengunyah permen karet atau wafer. Teknik distraksi juga dapat digunakan, seperti mendengarkan musik atau menonton video, berbicara dengan orang tua atau keluarga atau menggunakan virtual reality.

Dari berbagai terapi nonfarmakologi yang ada, low-level laser irradiation jangka pendek mungkin dapat menurunkan nyeri dental bila digunakan pada saat durasi nyeri, seperti misalnya saat pemasangan kawat gigi, tetapi diperlukan studi lebih lanjut dengan desain yang lebih. Sedangkan efektivitas terapi nonfarmakologi lainnya masih belum jelas.[7,8]

Tata Laksana Farmakologi untuk Nyeri Dental

Tata laksana farmakologi untuk nyeri dental meliputi analgesik (opioid dan nonopioid), atau lokal seperti gel topikal atau blok dental. Analgesik pilihan utama pada nyeri dental adalah golongan non-opioid, misalnya obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen, asam mefenamat, atau paracetamol yang dikombinasi dengan kafein.[1,3,4]

Penggunaan OAINS memiliki keterbatasan, yaitu efek samping dispepsia, perdarahan gastrointestinal, gangguan ginjal, dan pada kasus yang sangat jarang, terjadi reaksi anafilaksis. Kontraindikasi penggunaan OAINS juga cukup luas, seperti dispepsia, asma, polip nasal, kelainan pembekuan darah, kehamilan trimester ketiga, kelainan ginjal, dan lansia usia >65 tahun.[5,15,16]

Langkah selanjutnya dalam tangga analgesik (analgesic step ladder) untuk nyeri dental berat adalah golongan opioid. Penggunaan opioid juga memiliki keterbatasan, seperti efek samping sedasi, mual, muntah, sembelit, miosis, euforia/disforia, depresi napas, toleransi dan ketergantungan dengan penggunaan jangka panjang, serta potensi adiksi.[5,16,17]

Adanya keterbatasan pada penggunaan OAINS dan opioid menyebabkan diperlukannya kombinasi alternatif untuk tata laksana nyeri dental. Salah satu alternatifnya adalah penambahan kafein ke dalam analgesik untuk meningkatkan efikasinya. Beberapa obat yang sering dikombinasikan dengan kafein adalah paracetamol, ibuprofen, aspirin, dan natrium diklofenak.[2,5,16,17]

Paracetamol menjadi pilihan pertama untuk kombinasi alternatif ini, karena cukup aman dalam dosis terapeutik, dan penurunan skala nyeri yang baik. Paracetamol dapat dikombinasikan dengan kafein, di mana dosis maksimal yang masih ditoleransi adalah 4000 mg/hari untuk paracetamol dan 400 mg/hari untuk kafein untuk orang dewasa. Penggunaanya kemungkinan memiliki efektivitas yang baik dalam nyeri dental akut.[1–5,10]

Farmakologi Kombinasi Paracetamol dan Kafein

Farmakologi kombinasi paracetamol dan kafein sampai saat ini belum sepenuhnya dimengerti. Kafein ditemukan memiliki efek kompetitor antagonis terhadap reseptor adenosin A1 dan A2 pada kadar plasma 10–100 μM setelah dikonsumsi dalam diet. Maka dari itu, kafein dianggap memengaruhi mekanisme signalling adenosin.[1,5,10]

Mekanisme kerja kafein dalam kombinasinya dengan analgesik lainnya diperkirakan berhubungan dengan peningkatan absorbsi obat melalui penurunan pH gaster, serta meningkatkan aliran darah ke gaster. Pemberian kafein juga berhubungan dengan penurunan aliran darah hepar, sehingga klirens obat menurun dan ekskresinya lebih lama.

Kafein juga diperkirakan mempengaruhi persepsi nyeri, serta perubahan mood dan status emosional. Mekanisme lainnya diperkirakan berhubungan dengan blok jalur pronosiseptif adenosin, aktivasi jalur sentral noradenosin, down regulasi cyclooxygenase–2 lewat blok reseptor adenosin A2a, serta mengurangi inhibitor adenosin pada terminal neuron kolinergik.[1,5]

Kafein dikombinasi dengan paracetamol karena kafein dianggap memengaruhi farmakokinetik obat analgesik, yaitu meningkatkan konsentrasi plasma maksimum (Cmax), rate of appearance, dan area di bawah kurva konsentrasi plasma terhadap waktu setelah pemberian obat (area under the curve/AUC). Maka dari itu, efek analgesik paracetamol meningkat dan durasi kerjanya menjadi lebih lama.[1,2,9]

Studi Efikasi Kombinasi Paracetamol dan Kafein

Efikasi kombinasi paracetamol dan kafein dinilai cukup baik pada beberapa studi, dengan penurunan skor nyeri lebih banyak daripada paracetamol tunggal dan beberapa analgesik lainnya. Selain itu, efek samping serius dalam kombinasi paracetamol dengan kafein sampai saat ini belum dilaporkan.[5,10]

Perbandingan Paracetamol+Kafein dan Paracetamol Tunggal untuk Nyeri Akut

Tinjauan meta-analisis Cochrane yang dipublikasi tahun 2014 membandingkan pengobatan analgesik dengan dan tanpa kafein pada lebih dari 7.000 orang dari high quality studies.

Kebanyakan studi menggunakan antara paracetamol atau ibuprofen, dengan 100–130 mg kafein untuk kondisi nyeri umum, seperti nyeri dental, nyeri postpartum, dan nyeri kepala. Penambahan kafein memberikan sedikit tambahan benefit, tetapi signifikan secara statistik pada dosis 100 mg atau lebih, yang mana hal ini tidak bergantung pada kondisi nyeri atau tipe analgesik.[10]

Perbandingan Paracetamol+Kafein dan Pilihan Analgesik Lain untuk Nyeri Dental

Abou-Atme et al. melakukan studi meta-analisis pada beberapa studi randomized controlled trial (RCT) dengan total pasien 264. Perbandingan efikasi yang dinilai adalah kombinasi paracetamol 500 mg dan kafein 65 mg dengan paracetamol tunggal 500 mg atau kombinasi obat lain.[5]

Studi menunjukkan bahwa paracetamol yang dikombinasi dengan kafein memberikan efikasi yang baik dalam manajemen nyeri dental. Paracetamol yang dikombinasi dengan kafein lebih superior dalam mengurangi nyeri, dibandingkan dengan paracetamol saja.

Kombinasi paracetamol dan kafein merupakan pilihan yang relatif aman tanpa adanya laporan efek samping serius. Dosis pemberian yang disarankan tidak lebih dari 4000 mg/hari untuk paracetamol dan 400 mg/hari untuk kafein pada orang dewasa.[5]

Keamanan dan Efek Samping Kombinasi Paracetamol dan Kafein

Penggunaan paracetamol yang dikombinasikan dengan kafein dilaporkan tidak ditemukan memiliki efek samping serius yang bermakna, walaupun masih diperlukan studi lebih lanjut dengan skala yang lebih besar.

Dosis maksimal yang dapat ditoleransi untuk paracetamol yang disarankan FDA adalah 4.000 mg/hari dan 400 mg/hari untuk kafein. Hal ini untuk menghindari efek toksik karena overdosis hepatotoksik paracetamol, serta penggunaan kafein seperti kerusakan tulang karena ekskresi kalsium berlebih, gangguan kardiovaskular seperti aritmia dan hipertensi, serta gangguan mood.[1,2,4,5,10]

Rekomendasi Dosis Penggunaan Kombinasi Paracetamol dan Kafein untuk Nyeri Dental

Pada beberapa penelitian, dilaporkan bahwa penambahan kafein dengan dosis lebih dari 50–100 mg dapat meningkatkan efikasi obat analgesik. Dosis yang dianggap paling optimal adalah 1000 mg paracetamol dengan 130 mg kafein pada orang dewasa. Jika disesuaikan dengan sediaan kombinasi paracetamol dan kafein yang ada saat ini adalah 2 tablet yang mengandung 500 mg paracetamol dan 65 mg kafein per dosis. Dengan dosis ini, kombinasi paracetamol dan kafein dilaporkan berperan untuk reduksi nyeri dental.[1,3,5,10,16,17]

Kesimpulan

Kombinasi paracetamol dan kafein memberikan efikasi yang lebih baik daripada paracetamol saja untuk nyeri dental. Paracetamol yang dikombinasi dengan kafein juga memiliki onset kerja lebih cepat dan durasi kerja lebih lama. Kombinasi ini dinilai memiliki profil keamanan yang cukup baik, di mana efek samping serius tidak dilaporkan beberapa studi selama dan setelah konsumsi.

Dosis yang direkomendasikan adalah 2 tablet sediaan paracetamol 500 mg dan kafein 65 mg pada pasien dewasa, dengan dosis maksimal untuk mencegah efek samping obat adalah 4000 mg/hari untuk paracetamol dan 400 mg/hari untuk kafein. Kombinasi paracetamol dan kafein kemungkinan dapat menjadi alternatif untuk obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dan opioid untuk nyeri dental ringan, sedang, atau berat.

Referensi