Perlu Tidaknya Suplemen Zinc untuk Pasien COVID-19 – Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr. Hendra Gunawan SpPD

Should We Supplement Zinc in COVID-19 Patients? Evidence from a Meta-analysis

Szarpak L, Pruc M, Gasecka A, et al. Should We Supplement Zinc in COVID-19 Patients? Evidence from a Meta-analysis. Polish Archives of Internal Medicine. 2021 Sep 30;131(9):802-807. PMID: 34180610.

Abstrak

Latar Belakang: laporan retrospektif awal menyatakan bahwa suplementasi zinc bisa menurunkan mortalitas pasien COVID-19. Laporan ini memunculkan hipotesis tentang potensi zinc sebagai opsi tata laksana COVID-19 yang efektif.

Kemenkes ft Alodokter Alomedika 650x250

Tujuan: pelaku studi merangkum berbagai bukti ilmiah yang ada saat ini mengenai efek antiviral zinc pada pasien COVID-19.

Metode: desain studi adalah meta analisis yang membandingkan luaran pasien rumah sakit yang dirawat dengan zinc dan yang dirawat dengan terapi standar. Luaran primer studi ini adalah kesintasan pasien hingga keluarnya pasien dari rumah sakit. Luaran sekunder adalah kematian di rumah sakit dan lama perawatan di rumah sakit atau di unit perawatan intensif (ICU).

Hasil: data 1.474 pasien dari 4 studi dipelajari dalam analisis. Angka kesintasan hingga keluarnya pasien dari rumah sakit adalah 56,8% pada kelompok yang mendapatkan zinc dan 75,9% pada kelompok terapi standar (p=0,88).

Kematian saat perawatan di rumah sakit adalah 22,3% pada kelompok zinc dan 13,6% pada kelompok terapi standar (p=0,16). Rerata lama perawatan di rumah sakit adalah 7,7±3,7 hari pada kelompok zinc dan 7,2±3,9 hari pada kelompok terapi standar (p<0,001). Rerata perawatan di ICU adalah 4,9±1,7 hari pada kelompok zinc dan 5,8±1,9 hari pada kelompok terapi standar (p=0,009).

Kesimpulan: pemberian suplemen zinc tidak memiliki efek menguntungkan pada pasien COVID-19 dalam hal kesintasan hingga selesainya perawatan di rumah sakit maupun dalam hal kematian saat perawatan. Kelompok dengan suplementasi zinc memiliki lama perawatan lebih panjang meskipun lama perawatan di ICU lebih cepat. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung pemberian suplemen zinc pada pasien COVID-19.

Perlu Tidaknya Suplemen Zinc untuk Pasien COVID19-min

Ulasan Alomedika

COVID-19 memberikan beban kesehatan yang signifikan dan global, sehingga berbagai studi gencar mencari terapi yang efektif. Salah satu opsi terapi yang sempat dilaporkan potensial oleh beberapa studi retrospektif awal adalah suplemen zinc.

Dalam studi in-vitro, zinc diketahui dapat menghambat pertumbuhan Coronavirus dan memodulasi sistem imun. Efek ini diduga berhubungan dengan pengaruh zinc pada berbagai jalur inflamasi dan dampaknya dalam penurunan stres oksidatif.

Beberapa studi awal juga sempat melaporkan bahwa suplemen zinc dapat menurunkan mortalitas pada pneumonia berat. Oleh karena itu, pelaku studi kali ini menjalankan meta analisis terhadap berbagai studi yang telah ada tersebut untuk menilai apakah zinc benar efektif untuk penanganan COVID-19.

Ulasan Metode Penelitian

Studi ini merupakan meta analisis yang mengacu pada pedoman PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses) dan Cochrane. Metode studi telah dijabarkan dengan baik, di mana pelaku studi telah menjelaskan metode pencarian literatur pada mesin telusur, ekstraksi data, dan upaya pengurangan bias dengan jelas. Ada empat studi yang memenuhi syarat untuk meta analisis ini.

Ulasan Hasil Penelitian

Studi ini mempelajari 1.474 pasien, di mana 761 pasien mendapatkan suplemen zinc dan 712 pasien mendapatkan terapi standar. Tiga studi dilakukan di Amerika Serikat dan satu studi dilakukan di Mesir. Rerata usia pasien dalam grup terapi zinc adalah 43,48±14,62 tahun, sedangkan rerata usia pasien dalam grup terapi standar adalah 43,64±13,17 tahun.

Kesintasan dilaporkan dalam dua studi, di mana kesintasan tampak lebih rendah pada kelompok terapi zinc daripada kelompok terapi standar. Sementara itu, kematian di rumah sakit dilaporkan dalam tiga studi dan dinyatakan lebih tinggi pada kelompok terapi zinc.

Rerata lama perawatan di rumah sakit adalah 7,7±3,7 hari pada kelompok terapi zinc dan 7,2±3,9 hari pada kelompok terapi standar. Sementara itu, rerata perawatan di ICU adalah 4,9±1,7 hari pada kelompok terapi zinc dan 5,8±1,9 hari pada kelompok terapi standar.

Kelebihan Penelitian

Hipotesis mengenai hubungan suplemen zinc dan luaran COVID-19 berawal dari studi retrospektif berskala kecil yang hanya melibatkan 275 pasien. Pada studi awal tersebut, luaran yang dinilai bukanlah luaran klinis pasien, melainkan luaran laboratorium berupa level zinc dalam darah pasien COVID-19.

Meta analisis ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Dengan menganalisis beberapa studi sekaligus, meta analisis ini bisa mempelajari sampel pasien yang lebih besar, yaitu 1.474 pasien. Selain itu, meta analisis ini menggunakan luaran yang bermakna secara klinis, yaitu angka kesintasan pasien hingga keluarnya pasien dari rumah sakit, mortalitas di rumah sakit, dan durasi rawat inap.

Kekurangan Penelitian

Dalam meta analisis ini, jumlah studi yang dilibatkan hanya empat, sehingga meskipun jumlah pasien sudah cukup banyak, jumlah tersebut sebenarnya masih terbatas bila dibandingkan dengan beberapa studi COVID-19 lain. Selain itu, dua dari studi tersebut bersifat retrospektif dan hanya dua studi lainnya bersifat prospektif.

Jenis formulasi suplemen zinc yang digunakan juga tidak seragam antar studi. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan absorpsi yang berpotensi menimbulkan bias. Sebagai contoh, zinc picolinate oral memiliki absorpsi yang berbeda dengan zinc citrate, zinc sulfat, atau zinc glukonat. Konfirmasi hasil studi lebih lanjut dengan studi buta ganda yang placebo-controlled masih diperlukan.

Aplikasi Penelitian di Indonesia

Hasil meta analisis ini menunjukkan bahwa pemberian suplemen zinc tidak bermanfaat bagi luaran pasien COVID-19. Oleh karena itu, studi ini tidak menganjurkan pemberian suplemen zinc pada pasien COVID-19. Tata laksana pasien COVID-19 di Indonesia juga sebaiknya tidak menggunakan suplemen zinc karena praktik ini belum didukung oleh bukti ilmiah yang adekuat.

Referensi