Perubahan Menstruasi Setelah Vaksinasi COVID-19

Oleh :
dr. Sherly Kurniawan

Pada beberapa perempuan yang telah mendapatkan vaksin COVID-19, dilaporkan perubahan siklus menstruasi sementara. Siklus mereka menjadi lebih panjang, yaitu lebih dari 30 hari. Namun, vaksinasi COVID-19 saat ini menjadi kebutuhan untuk menekan morbiditas dan mortalitas COVID-19.

Kemenkes ft Alodokter Alomedika 650x250

Di Indonesia, vaksinasi COVID-19 mulai dilakukan pada tanggal 13 Januari 2021. Selama itu, telah dilaporkan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) berupa efek samping yang umum dan ringan, di antaranya nyeri pada tempat suntikan, demam, dan fatigue. Berdasarkan Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA) Inggris, lebih dari 30.000 efek samping vaksin COVID-19 telah dimasukan ke skema pengawasan yellow card.[1-2]

Laporan Perubahan Menstruasi Pasca Vaksinasi COVID-19

Lama menstruasi normal berkisar 3−5 hari, dengan siklus 28−30 hari. Beberapa perempuan mengatakan siklus menstruasinya menjadi lebih panjang setelah mendapat vaksin COVID-19, tetapi siklus menjadi normal kembali pada periode berikutnya.[2]

Perubahan Menstruasi Setelah Vaksinasi COVID19-min

Pada Mei 2021, vaccine adverse event reporting system (VAERS) mengumpulkan informasi mengenai efek samping siklus menstruasi. Hanya sejumlah kecil perempuan (<200 orang) yang melaporkan sendiri masalah terkait menstruasi. Kebanyakan orang yang melaporkan perubahan menstruasi ini mendapatkan siklus berikutnya kembali normal.[1,2]

Perubahan menstruasi setelah vaksinasi menunjukkan ada hubungan antara respon imun terhadap jenis komponen vaksin COVID-19 tertentu, yaitu vaksin yang berbahan dasar vektor mRNA dan adenovirus.[1,2]

Kemungkinan Mekanisme Perubahan Menstruasi Pasca Vaksin COVID-19

Mekanisme perubahan menstruasi pasca vaksinasi COVID-19 didasari oleh pengaruh imunologis pada hormon yang mendorong siklus menstruasi. Mekanisme lain adalah efek yang dimediasi oleh sel-sel imun di lapisan rahim, yang mendorong pembentukan dan penghancuran siklus jaringan. [1]

Waktu siklus menstruasi juga diatur oleh crosstalk kimiawi antara otak dan ovarium, yang dapat terganggu oleh stres fisik atau emosional. Vaksinasi dapat dianggap sebagai pemicu stres fisik karena vaksinasi dirancang untuk memicu respons imun yang kuat. Sama halnya dengan vaksin HPV (human papillomavirus) yang juga dilaporkan dapat mempengaruhi siklus menstruasi untuk sementara.[2]

Bagian terpenting dalam hal perubahan periode menstruasi adalah tidak adanya bukti vaksinasi COVID-19 menyebabkan infertilitas wanita.[2]

Hasil Studi Perubahan Menstruasi Pasca Vaksin COVID-19

MHRA menyatakan bahwa evaluasi laporan tidak mendukung hubungan antara perubahan siklus menstruasi dengan pemberian vaksin COVID-19, karena jumlah laporan relatif rendah jika dibandingkan dengan jumlah orang yang divaksinasi dan prevalensi gangguan menstruasi pada umumnya. Masih diperlukan pendekatan yang lebih lengkap untuk membandingkan tingkat variasi menstruasi pada populasi yang divaksin dan yang tidak mendapatkan vaksinasi.[1]

Studi di Amerika Serikat terhadap 3.959 orang yang mendapatkan dosis pertama  vaksin  Pfizer/BioNTech, AstraZeneca, dan Moderna menunjukan tidak ada pengaruh terhadap siklus menstruasi berikutnya. Sedangkan dosis kedua dikaitkan dengan penundaan menstruasi 0,45 hari. Setelah menerima dosis kedua, 358 orang dengan riwayat siklus yang sama mengalami penundaan 2,32 hari ke periode berikutnya.[4]

Studi kohort oleh Norwegian Institute of Public Health mengamati 5.688 orang yang mendapatkan vaksin Pfizer, Janssen, Moderna, atau Novavax. Studi ini menyatakan bahwa terdapat perubahan siklus menstruasi dibandingkan dengan mereka yang belum mendapatkan vaksinasi.[4]

Namun, perubahan siklus menstruasi juga dapat terjadi pada perempuan yang belum mendapatkan vaksinasi. Hal ini diperkuat oleh temuan 37,8 % peserta yang melaporkan setidaknya satu perubahan dari mereka yang belum mendapatkan vaksinasi.[4]

Penelitian di bagian obstetrician-gynecologist universitas Oregon, Amerika Serikat, menunjukkan perempuan yang menerima satu dosis vaksin Pfizer, Moderna, atau Johnson & Johnson mengalami waktu perdarahan yang lebih lama, rata-rata lebih panjang setengah hari daripada wanita yang tidak divaksinasi.[2,3]

Mereka yang menerima dua dosis vaksin dalam siklus menstruasi yang sama mengalami peningkatan panjang siklus yang sedikit lebih lama, setara dengan 2 hari. Hingga 10% subjek mengalami perubahan panjang siklus yang lebih lama (>8 hari), tetapi dengan cepat kembali normal pada siklus berikutnya. Hasil ini menunjukkan bahwa perubahan siklus hanya terjadi sementara.[2,3]

Walaupun hasil penelitian tersebut signifikan secara statistik, tetapi variabilitas alami dalam siklus wanita yang tidak divaksinasi juga sering mengalami perubahan serupa dari bulan ke bulan. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan proporsi individu yang mengalami perubahan secara klinis dalam panjang siklus 8 hari atau lebih.[2,3]

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah vaksinasi COVID-19 mempengaruhi karakteristik seperti aliran darah yang deras, atau gejala seperti rasa sakit atau perubahan suasana hati.[3]

Hasil Studi Terkait Kesuburan Pasca Vaksin COVID-19

Penelitian oleh Wesselink et al di Universitas Boston menunjukan bahwa vaksinasi COVID-19 tidak mempengaruhi peluang untuk memiliki anak. Penelitian terhadap lebih dari 2.000 pasangan menemukan tidak ada perbedaan kemungkinan pembuahan pada pasangan pria dan wanita yang telah divaksin.[5]

Kesimpulan penelitian adalah vaksinasi COVID-19 tidak membahayakan tingkat kesuburan, baik pria maupun wanita. Sebaliknya, vaksin COVID-19 bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil dan janin karena dapat mencegah risiko infeksi SARS-CoV-2.[5]

Kesimpulan

Siklus menstruasi wanita umumnya bervariasi dari bulan ke bulan, sehingga  tidak semua wanita akan menyadari bahwa siklus menstruasi mereka berubah menjadi lebih panjang. Meskipun data penelitian mendapatkan beberapa wanita mengalami perpanjangan siklus menstruasi pasca vaksin COVID-19, tetapi tidak ada perlakuan khusus atau obat yang diperlukan untuk memperbaiki perubahan siklus.

Hal ini karena siklus menstruasi akan kembali dengan normal pada bulan berikutnya. Pemanjangan siklus menstruasi karena vaksinasi COVID-19 tidak akan mempengaruhi fertilitas wanita, karena hanya bersifat sementara. Sehingga vaksinasi dosis kedua tetap aman diberikan.

Referensi