Sepatu Lari untuk Mencegah Cedera Ekstremitas Bawah

Oleh :
dr.Putra Rizki Sp.KO

Efektivitas sepatu lari untuk mencegah cedera ekstremitas bawah menjadi sebuah pertanyaan seperti pada kasus tendinopati achilles, plantar fasciitis, dan ankle sprain. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya antusiasme orang untuk berolahraga lari, yang  ternyata meningkatkan angka cedera akibat berlari.[1,2]

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya cedera pada pelari terutama cedera ekstremitas bawah yang bisa disebabkan akibat faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain adalah teknik berlari, lama latihan, usia, dan jenis kelamin. Faktor eksternal antara lain lintasan berlari, perlengkapan olahraga termasuk sepatu yang digunakan. Sepatu lari harus memiliki fitur dan desain khusus untuk mendukung gerakan lari dan meminimalkan risiko cedera.[1,2]

Sepatu Lari untuk Mencegah Cedera Ekstremitas Bawah-min

Cedera Ekstremitas Bawah Akibat Lari

Cedera ekstremitas bawah terkait berlari telah dihubungkan dengan empat hal, yaitu beban benturan, pronasi kaki, pola menapak, dan fungsi otot panggul. Empat hal tersebut sangat berkaitan biomekanisme saat berlari yang juga dipengaruhi oleh kemampuan dan teknik individu dalam berlari, peralatan olahraga seperti sepatu yang digunakan, serta lintasan yang dilalui saat berlari.[1]

Berdasarkan studi telaah sistematis oleh Kakouris et al. tahun 2021, angka insiden untuk cedera terkait berlari secara keseluruhan adalah 40,2% ± 18,8% sementara angka prevalensinya mencapai 44,6% ± 18,4%. Cedera pada area lutut, pergelangan kaki, dan ekstremitas bawah menyumbang proporsi insiden dan prevalensi cedera tertinggi akibat berlari.[2]

Insiden cedera tersering akibat berlari dari yang paling banyak adalah tendinopati Achilles, medial tibial stress syndrome, patellofemoral pain syndrome, plantar fasciitis, dan ankle sprain. Sementara prevalensi cedera terbanyak jatuh pada patellofemoral pain syndrome, diikuti oleh medial tibial stress syndrome, plantar fasciitis, iliotibial band syndrome dan tendinopati achilles.[1,2]

Bagian-Bagian Sepatu Lari

Saat seorang olahragawan memilih sepatu lari ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan. Sepatu olahraga dan khususnya sepatu lari terdiri dari beberapa bagian, yaitu upper, outer, midsole, heel counter, ankle collar, toe box, saddle, cushioning, dan fitur khusus; dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Bagian-Bagian Sepatu Lari

Gambar 1. Bagian-Bagian Sepatu Lari

Upper

Upper merupakan bagian atas sepatu yang biasanya terbuat dari kain dan jaring. Bagian ini haruslah dijahit dengan halus untuk meminimalkan luka lecet.

Outer

Outer adalah kombinasi sol luar yang terbuat dari bahan busa dan karet yang dapat memberikan campuran daya tahan dan perlindungan. Bagian ini sangat mempengaruhi daya tahan sol dan berat keseluruhan sepatu.

Midsole

Midsole atau bantalan sol tengah diapit di antara sol luar sepatu dan bagian mesh dalam atau bagian kain. Bagian sepatu ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan saat membentur tanah.

Heel Counter

Heel counter berbentuk seperti cangkir yang terletak di bagian kaki belakang dan berfungsi untuk memberikan dukungan dan stabilitas saat mendarat.

Ankle Collar

Ankle collar merupakan bantalan di pergelangan kaki dari sebuah sepatu. Bantalan ini berfungsi untuk menahan pergelangan kaki ke bawah dan menjaga kaki tetap stabil.

Toe Box

Toe box berada adalah bagian ujung sepatu  yang terletak di antara tali dan awal sol.

Saddle

Saddle merupakan bagian sepatu yang berada di dekat tali. Saddle bekerja bersama dengan tali untuk menjaga kaki tetap stabil.

Cushioning

Cushioning atau bantalan merupakan bagian sepatu yang membuat sepatu bisa empuk saat diinjak. Biasanya cushioning bagian depan (toe) dan belakang sepatu (heel) akan memiliki ketebalan berbeda yang memiliki fungsi masing-masing dengan ketebalannya. Selain itu ketebalan bagian ini juga berkontribusi banyak terhadap beratnya sepatu lari.

Fitur Khusus

Selain itu, terdapat fitur khusus untuk stabilitas dan kontrol gerak yang biasanya ada pada sepatu lari, seperti struktur pengaman khusus di bagian medial (medial posting) untuk menjaga kaki dalam posisi pronasi yang lebih netral. Fitur stabilitas ini sangat penting bagi pelari yang cenderung overpronasi.[3]

Pertimbangan dalam Pemilihan Sepatu Lari

Fitur sepatu lari terus dikembangkan oleh perusahaan sepatu untuk menghasilkan sepatu lari yang sesuai untuk para pelari. Beberapa fitur dengan karakteristik khusus yang biasa menjadi bahan pertimbangan untuk memilih sepatu lari antara lain:

  • Fitur kontrol gerak kaki

Fitur ini menentukan apakah sepatu membiarkan gerakan kaki normal, atau mempengaruhi stabilitas dan pembatasan gerakan kaki saat berlari.

  • Fitur bantalan

Ketebalan bantalan ini menentukan kenyamanan yang dirasakan dan gerakan tambahan kaki saat berlari

  • Fitur midsole

Fitur ini juga menentukan kenyamanan dan gaya yang dihasilkan pada kaki saat berlari.[3,4]

Pengembangan fitur-fitur sepatu menghasilkan berbagai jenis sepatu lari seperti sepatu lari motion control, sepatu lari dengan stabilitas, sepatu lari netral/dengan bantalan, dan sepatu lari minimalis.

Perlu diketahui, satu atau beberapa fitur sepatu dapat saja digabungkan dalam satu desain sepatu dengan tujuan mengurangi risiko cedera saat berlari. Secara garis besar, jenis sepatu dengan berbagai fiturnya dapat dilihat pada Tabel 1.[1,5,6]

Tabel 1. Jenis Sepatu dengan Fiturnya

Fitur Motion Control Stabilitas Netral/Dengan Bantalan Minimalis
Fleksibilitas Kaku

Rearfoot kaku

Forefoot fleksibel

Fleksibel Fleksibel
Midsole

Firm

Multi-densitas (lebih firm pada aspek medial)

Menengah

Multi-densitas (lebih firm pada aspek medial)

Empuk

Multi-densitas (lebih firm pada aspek medial)

Empuk
Heel counter

Kaku

Reinforced

Kaku Kaku Tidak ada
Medial posting Ya Ya Bervariasi Ya
Sistem pengontrol torsio Ya (reinforced) Ya Bervariasi Tidak
Tinggi heel (mm) 22-30 22-30 22-30 2-8
Tinggi forefoot (mm) 12-24 12-24 12-20 2-8

Heel-to-toe drop (mm)

10-12 5-12 8-10 0-6
Beban (g) 290-416 290-330 200-310 120-212

Sumber: dr. Gabriela, 2023.[7]

Efektivitas Sepatu Lari dalam Mencegah Cedera Ekstremitas Bawah

Tinjauan sistematis Cochrane mengelompokkan sepatu lari berdasarkan jenis sepatu untuk dapat dibandingkan dalam pencegahan cedera saat berlari. Efektivitas sepatu lari dalam pencegahan cedera saat berlari biasanya dinilai berdasarkan:

  • Jumlah pelari yang mengalami cedera ekstremitas bawah
  • Jumlah cedera ekstremitas bawah yang ada
  • Jumlah pelari yang gagal kembali berlari atau kembali ke performa sebelumnya
  • Kepuasan pelari saat memakai sepatu
  • Efek samping lain yang muncul selain cedera ekstremitas bawah saat penggunaan sepatu
  • Jumlah pelari yang memerlukan perawatan dan tatalaksana operasi akibat cedera yang muncul.[7]

Berdasarkan tinjauan sistematis Cochrane, terdapat hasil studi perbandingan untuk beberapa jenis sepatu lari adalah sebagai berikut.[7]

Sepatu Lari dengan Bantalan VS Sepatu Lari Minimalis

Terdapat lima penelitian dengan total 766 peserta yang membandingkan sepatu lari dengan bantalan (netral) dengan sepatu lari minimalis/minimalist shoes. Dua kelompok ini tidak menunjukkan perbedaan bermakna berdasarkan jumlah pelari yang mengalami cedera ekstremitas bawah [risk ratio (RR) 0,77; 95% confidence interval (CI) 0,59-1,0], tetapi tidak ada laporan jumlah cedera ekstremitas bawah pada penelitian ini.[7]

Secara proporsi kepuasan pelari menggunakan sepatu lari dengan bantalan lebih tinggi, walaupun tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik terhadap kepuasan dua tipe sepatu lari ini. Sayangnya, tidak ada penelitian yang membandingkan jumlah pelari yang gagal kembali berlari dan perawatan lanjutan yang terjadi pada pemakaian dua tipe sepatu lari ini.[8]

Jika dikelompokkan berdasarkan lama berlatih, pelari pemula (yang berlatih kurang dari 6 bulan dalam satu tahun terakhir) memiliki jumlah cedera yang lebih rendah dibandingkan pelari reguler jika menggunakan sepatu minimalis. Namun, jika dikelompokkan berdasarkan berat badan, pelari dengan berat >71,4 kg akan memiliki risiko cedera tungkai lebih besar menggunakan sepatu minimalis.[8,9]

Sepatu Lari dengan Motion Control vs dengan Bantalan

Terdapat dua penelitian yang membandingkan sepatu lari dengan motion control dengan sepatu lari dengan bantalan (netral) dalam jumlah pelari yang mengalami cedera ekstremitas bawah. Tidak terdapat perbedaan bermakna jumlah pelari yang cedera antara penggunaan sepatu lari motion control dengan sepatu lari dengan bantalan (RR 0,92; 95% CI 0,30-2,81).

Penelitian yang membandingkan dua tipe sepatu lari ini juga tidak yang menilai jumlah cedera ekstremitas bawah, kegagalan kembali berlari, kenyamanan, efek samping lain, dan perawatan lanjutan akibat cedera.[7]

Pelari dengan kaki pronasi memiliki jumlah pelari yang cedera ekstremitas bawah lebih rendah jika menggunakan sepatu lari motion control jika dibandingkan menggunakan sepatu lari dengan bantalan. tetapi penggunaan sepatu lari motion control menghasilkan nyeri yang lebih besar.[10]

Sepatu Lari dengan Fitur Stabilitas vs dengan Bantalan

Satu penelitian dengan 57 peserta membandingkan dua tipe sepatu lari ini. Tidak terdapat perbedaan bermakna jumlah pelari yang cedera antara penggunaan sepatu lari fitur stabilitas dengan sepatu lari dengan bantalan (RR 0,49; 95% CI 0,18-1,31).

Tidak ada penilaian jumlah cedera ekstremitas bawah, kegagalan kembali berlari, kenyamanan, efek samping lain, dan perawatan lanjutan akibat cedera antara dua tipe sepatu ini.[7]

Sepatu Lari Midsole Empuk vs Midsole Keras

Dua penelitian dengan total 1095 peserta membandingkan dua jenis sepatu ini. Tidak terdapat perbedaan bermakna jumlah pelari yang mengalami cedera antara dua kelompok sepatu lari ini  (RR 0,82; 95% CI 0,61-1,10).

Tidak ada penilaian jumlah cedera ekstremitas bawah, kegagalan kembali berlari, kenyamanan, efek samping lain, dan perawatan lanjutan akibat cedera antara dua kelompok sepatu lari ini.[7]

Namun, terdapat laporan yang menyatakan sekitar 35% pelari yang cedera mengalami cedera berat yang membuat pelari harus berhenti berlari setidaknya selama 28 hari.[10]

Sepatu Lari dengan Motion Control vs Fitur Stabilitas

Satu penelitian dengan 56 peserta membandingkan dua tipe sepatu lari ini. Terdapat perbedaan jumlah pelari yang cedera antara penggunaan sepatu lari fitur stabilitas dengan sepatu lari motion control, sepatu lari fitur stabilitas lebih signifikan menurunkan jumlah pelari yang mengalami cedera (RR 3,47; 95% CI 1,43-8,40).[7]

Sepatu Lari yang Diresepkan vs Tidak Diresepkan

Sepatu lari yang diresepkan biasanya berikan pada pelari akibat variasi anatomi kaki pelari. Tidak terdapat perbedaan bermakna jumlah pelari yang mengalami cedera antara dua kelompok sepatu lari ini.[7]

Pada studi Knapik et al, terdapat risiko cedera yang lebih tinggi pada pelari pria kaki high arch yang diresepkan sepatu dengan bantalan jika dibandingkan dengan pelari pria kaki normal arch yang diresepkan sepatu dengan fitur stabilitas.[11]

Kesimpulan

Cedera tungkai pada pelari dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal, salah satu faktor eksternal adalah perlengkapan olahraga seperti sepatu yang digunakan saat berlari. Cedera lutut, cedera ankle, dan cedera tungkai bawah merupakan tiga cedera ekstremitas bawah terbanyak pada pelari.

Fitur dan desain sepatu lari dibuat berbeda jika dibandingkan dengan sepatu biasa ataupun sepatu olahraga lainnya. Secara umum yang membedakan karakteristik sepatu lari dilihat dari fitur bantalan, fitur pengatur gerak, fitur midsole, dan fitur stabilitas.

Secara umum, fitur khusus sepatu tidak berpengaruh terhadap menurunkan kejadian cedera pada pelari, hanya satu penelitian yang menunjukkan perbedaan jumlah pelari yang cedera antara penggunaan sepatu lari fitur stabilitas dengan sepatu lari pengontrol gerak, dimana sepatu lari fitur stabilitas lebih signifikan menurunkan jumlah pelari yang mengalami cedera.

Pada kondisi khusus seperti pelari dengan kaki pronasi, jumlah pelari yang cedera ekstremitas bawah lebih rendah jika menggunakan sepatu lari motion control dibandingkan menggunakan sepatu lari dengan bantalan.

Pada kelompok pelari pemula, jumlah pelari yang cedera lebih rendah dibandingkan pelari reguler jika menggunakan sepatu minimalis. Tetapi jika dikelompokkan berdasarkan berat badan, pelari dengan berat >71,4 kg akan memiliki risiko cedera tungkai lebih besar menggunakan sepatu minimalis.

Fitur khusus pada sepatu lari dapat dipilih dan bermanfaat dalam menurunkan jumlah kejadian cedera ekstremitas bawah pada pelari dengan kondisi khusus. Perbedaan kondisi individu sebaiknya menggunakan fitur yang spesifik untuk kondisi tersebut.

Referensi