Terapi Nutrisi untuk Mencegah dan Menangani Ulkus Dekubitus

Oleh :
dr.Kurnia Agustina Sitompul, M.Gizi, Sp.GK

Terapi nutrisi diperkirakan bermanfaat dalam pencegahan dan penanganan kasus ulkus dekubitus atau pressure ulcer. Malnutrisi merupakan salah satu faktor pengganggu proses penyembuhan luka, sehingga pemberian nutrisi yang adekuat dianjurkan untuk semua pasien yang mengalami luka.[1-3]

Ulkus dekubitus atau pressure ulcer adalah kerusakan lokal jaringan kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan atau beban mekanik berkepanjangan. Kondisi ini sering dialami oleh orang dengan imobilisasi, misalnya pasien yang tirah baring dalam jangka panjang atau pasien yang memakai kursi roda. Pasien yang terutama berisiko adalah pasien lansia dan pasien dengan komorbiditas tertentu, misalnya diabetes mellitus, penyakit vaskular, dan malnutrisi.

NutrisiUlkusDekubitus

Individu dengan ulkus dekubitus cenderung merasakan nyeri dan menghindari interaksi sosial dengan lingkungan. Hal ini dapat menurunkan kualitas hidup pasien dan bahkan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas. Dengan demikian, pencegahan serta penatalaksanaan ulkus dekubitus yang komprehensif, termasuk dari sisi nutrisi, sangat penting dilakukan.[1-3]

Sekilas tentang Hubungan Malnutrisi dan Ulkus Dekubitus

Nutrisi dan ulkus dekubitus memiliki hubungan yang erat. Saat ulkus dekubitus terjadi, tubuh membutuhkan nutrisi yang adekuat untuk mengatur proses perbaikan jaringan. Di dalam beberapa penelitian, malnutrisi telah dilaporkan memperlambat penyembuhan ulkus dekubitus yang sudah ada.[1,2]

Defisiensi nutrisi menjadi salah satu faktor risiko untuk memburuknya ulkus dekubitus. Intervensi nutrisi yang tidak optimal akan mempengaruhi sistem imun, sintesis kolagen, dan kerenggangan jaringan. Oleh sebab itu, malnutrisi perlu dikenali secara cepat pada pasien ulkus dekubitus. Kehilangan berat badan yang tidak diinginkan, yaitu sekitar 5% dalam 1 bulan atau 10% dalam 6 bulan merupakan faktor risiko mayor malnutrisi dan perkembangan ulkus dekubitus.[3]

Saat ini bukti tentang komposisi nutrisi yang terbaik untuk mencegah dan menangani ulkus dekubitus memang masih bersifat heterogen dan belum dapat dinyatakan dengan pasti. Namun, secara umum, bukti menunjukkan bahwa pemberian energi, protein, dan mikronutrien yang adekuat, baik lewat makanan maupun suplementasi, bisa membantu penyembuhan ulkus dekubitus.[1]

Makronutrien untuk Pasien Ulkus Dekubitus

Untuk mencegah malnutrisi energi-protein dan membantu perbaikan luka, diet adekuat (sekitar 30–35 kkal/kgBB/hari) perlu diberikan dalam bentuk karbohidrat, protein, dan lemak. Jika asupan secara oral tidak mencukupi atau jalur pemberian makanan secara oral tidak dapat digunakan, maka pemberian makanan secara enteral (tube feeding) atau parenteral dapat dipertimbangkan, terutama pada pasien polimorbid.[3,4]

Karbohidrat sebesar 35–55% umumnya menjadi sumber energi utama. Namun, protein juga berperan vital untuk penyembuhan luka, sehingga tidak boleh diabaikan. Protein dibutuhkan untuk memperbaiki jaringan dan menjaga keseimbangan nitrogen positif. Protein berperan dalam semua fase penyembuhan luka, termasuk proliferasi fibroblas, sintesis kolagen, angiogenesis, serta pertahanan sistem imun.[3,4]

Rekomendasi pemberian protein bervariasi tergantung derajat luka. Pasien dengan ulkus dekubitus derajat I dan II direkomendasikan untuk mengonsumsi protein 1–1.4 g/kgBB, sedangkan pasien dengan ulkus dekubitus derajat III dan IV dianjurkan untuk mengonsumsi protein sebesar 1.5–2.0 g/kgBB. Kebutuhan maksimal adalah sekitar 2.2 g/kgBB. Dokter perlu berhati-hati pada individu berisiko seperti lansia karena protein berlebihan dapat meningkatkan sintesis urea di hepar dan penurunan fungsi ginjal.[3]

Terdapat beberapa jenis asam amino penting yang dapat dipertimbangkan dalam tata laksana nutrisi ulkus dekubitus. Arginin dan glutamin adalah asam amino esensial dalam fase stres berat seperti trauma, sepsis, dan luka tekan. Arginin bertindak sebagai substrat untuk sintesis protein, proliferasi sel, deposisi kolagen, fungsi limfosit-T, dan keseimbangan nitrogen positif. Sementara itu, glutamin bisa bertindak sebagai sumber bahan bakar untuk fibroblas dan sel epitel.[3]

Selain glutamin dan arginin, The European Society for Clinical Nutrition and Metabolism (ESPEN) juga merekomendasikan asam amino β-hydroxy β-methylbutyrate (βHMB) untuk mempercepat penyembuhan ulkus dekubitus pada pasien polimorbid.[3,5]

Mikronutrien untuk Pasien Ulkus Dekubitus

Dalam jaringan iskemik ulkus dekubitus, sejumlah besar radikal bebas dapat terbentuk. Beberapa mikronutrien, seperti zinc, vitamin A, dan vitamin C diperkirakan membantu menonaktifkan radikal bebas dan mempercepat penyembuhan luka.[3,4]

Vitamin A dibutuhkan untuk merangsang epitelisasi dan respons imun tubuh. Vitamin A meningkatkan jumlah makrofag dan monosit pada luka, mendukung permukaan epitel, dan membantu pembentukan kolagen. Kebutuhan vitamin A adalah 3333 IU/hari pada pria dan 2310 IU/hari pada wanita. Ada literatur yang menyarankan dosis tinggi untuk pasien ulkus dekubitus (10.000–50.000 IU/hari secara oral selama 10–14 hari), tetapi hal ini mungkin perlu diteliti lebih lanjut. Bukti suplementasi vitamin A dosis tinggi untuk ulkus dekubitus saat ini masih bersifat inkonklusif.[3]

Vitamin C juga berperan penting untuk mempromosikan aktivitas neutrofil dan fibroblas. Kebutuhan vitamin C adalah 90 mg/hari dan 75 mg/hari pada pria dan wanita yang tidak merokok, secara berurutan. Terdapat literatur yang menyarankan dosis lebih tinggi pada pasien ulkus dekubitus (100–200 mg/hari bila derajat I atau II, dan 1000–2000 mg/hari bila derajat III atau IV). Namun, dosis tinggi ini mungkin masih perlu diteliti lebih lanjut. Pada pasien gagal ginjal, dosis disesuaikan jadi 60–100 mg/hari untuk mengurangi risiko pembentukan batu.[3]

Zinc juga berperan penting untuk replikasi sel dan sintesis protein. Kebutuhan harian untuk zinc pada pria dan wanita adalah 11 dan 8 mg /hari, masing-masing. Selain itu, mikronutrien lain seperti tembaga (copper) dan mangan juga perlu dicukupi melalui diet. Zat besi juga perlu diperhatikan untuk menjaga suplai oksigen ke jaringan.[3]

Kebutuhan Cairan untuk Pasien Ulkus Dekubitus

Dehidrasi akan mengganggu metabolisme sel dan penyembuhan luka. Asupan cairan yang cukup berperan penting dalam perbaikan integritas kulit. Cairan diperlukan untuk mendukung sirkulasi ke jaringan yang terluka dan untuk mencegah kerusakan kulit lebih lanjut. American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) menyarankan cairan harian sebanyak 30 mL/kgBB. Untuk mendukung perbaikan ulkus dekubitus, cairan dianjurkan 30–40 mL/kg atau 1500 mL/hari. [3]

Kesimpulan

Ulkus dekubitus berisiko dialami oleh pasien dengan imobilisasi lama, terutama pasien dengan komorbiditas seperti diabetes, penyakit vaskular, dan malnutrisi. Selain sebagai faktor risiko, malnutrisi juga dilaporkan dapat memperlambat penyembuhan ulkus dekubitus yang sudah ada. Tubuh membutuhkan nutrisi yang adekuat untuk perbaikan jaringan saat mengalami ulkus dekubitus.

Dari sisi makronutrien, pemberian energi setidaknya 30–35 kkal/kgBB/hari dengan protein yang adekuat dianjurkan untuk pasien ulkus dekubitus. Jumlah protein yang diberikan disesuaikan dengan derajat ulkus dekubitus, yaitu 1–1.4 g/kgBB untuk derajat I dan II, atau 1.5–2.0 g/kgBB untuk derajat III dan IV.

Kebutuhan mikronutrien harian juga perlu dicukupi. Mikronutrien yang terutama perlu diperhatikan untuk penyembuhan luka adalah vitamin A, vitamin C, zinc, tembaga, dan mangan. Selain itu, konsumsi cairan optimal perlu diperhatikan untuk mendukung aliran darah optimal ke jaringan yang terluka.

Referensi