Pendahuluan Kateterisasi Uretra (Wanita)
Kateterisasi uretra pada pasien wanita merupakan prosedur medis memasang selang kateter melalui meatus uretra ke dalam kandung kemih untuk membantu mengeluarkan urin. Tujuan prosedur ini adalah untuk membantu menegakkan diagnosis serta untuk terapi. Prosedur kateterisasi uretra sangat penting jika pasien tidak mampu buang air kecil, agar tidak terjadi komplikasi kerusakan ginjal.[1-6]
Seperti kateterisasi uretra pasien pria, ada berbagai ukuran dan bahan selang kateter untuk pasien wanita. Ukuran selang kateter yang digunakan dalam kateterisasi dibagi berdasarkan usia pasien. Sedangkan untuk bahan selang kateter dibagi berdasarkan lama pemakaian. Durasi pemasangan kateter dapat dalam waktu singkat untuk drainase segera, atau disebut intermittent urinary catheters, dimana selang hanya sekali pakai.
Sedangkan indwelling urinary catheters adalah pemasangan selang kateter yang lebih lama, misalnya selama atau setelah operasi, dan pada pasien dengan kondisi retensi urin kronis. Selang kateter yang dapat dibiarkan lama ini dikenal sebagai kateter foley, yang memiliki balon untuk menahan kateter tetap di dalam kandung kemih. Durasi selang kateter harus diganti tergantung bahannya, yaitu kurang dari 3 minggu jika terbuat dari bahan plastik atau latex, atau sampai 12 minggu jika terbuat dari silikon 100%.[2,13]
Sebelum dilakukan pemasangan selang kateter, dapat dilakukan anestesi topikal untuk mengurangi rasa sakit selama pemasangan selang kateter. Anestesi topikal yang umum digunakan adalah gel lidokain 2%. Selain berfungsi sebagai anestesi, gel lidokain ini juga berfungsi sebagai pelumas untuk memfasilitasi pemasangan kateter uretra.[1,13]
Pemasangan kateter uretra yang rutin dilakukan adalah secara blind. Prosedur ini memerlukan pemantauan untuk memastikan tidak timbul komplikasi dari pemasangan selang kateter, seperti infeksi saluran kemih akibat selang kateter yang tidak dibersihkan atau diganti secara rutin, atau komplikasi lainnya seperti reaksi alergi terhadap bahan selang kateter. Oleh karena itu, prosedur ini disarankan dilakukan oleh dokter atau tenaga medis lainnya.[8,14]