Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pemasangan IUD general_alomedika 2023-02-27T14:57:29+07:00 2023-02-27T14:57:29+07:00
Pemasangan IUD
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pendahuluan Pemasangan IUD

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Pemasangan IUD atau intrauterine device, yang juga disebut alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), adalah metode kontrasepsi yang reversible, efektif sampai jangka panjang, dan dapat digunakan pada semua perempuan usia reproduktif. IUD telah dilaporkan memiliki efikasi mencapai 99% dalam mencegah kehamilan.

Terdapat 2 jenis IUD yang beredar, yaitu IUD hormonal yang berisi levonorgestrel, dan IUD non-hormonal yang berisi tembaga (Copper T). Kedua jenis IUD tersebut memiliki efektivitas yang sama dalam mencegah kehamilan, namun masa efektivitasnya berbeda-beda. IUD dapat efektif sampai 3-10 tahun setelah pemasangan, tergantung jenis dan kandungan IUD yang dipilih.[1-3]

IUD

IUD hormonal bekerja dengan cara menghambat penebalan endometrium dan menebalkan konsistensi mukus serviks. IUD tembaga bekerja dengan cara menimbulkan respon inflamasi sitotoksik terlokalisasi sehingga mencegah viabilitas sperma dan menghambat motilitas sperma dalam kavum uteri.[1,4]

IUD aman digunakan pada wanita dengan riwayat kehamilan ektopik, riwayat bedah pelvis, hipertensi atau penyakit kardiovaskular lain, riwayat deep vein thrombosis (DVT), riwayat migraine, anemia, diabetes, endometriosis, dan perokok.

Kontraindikasi pemasangan IUD antara lain kehamilan, infeksi menular seksual aktif, abnormalitas bentuk uterus, pelvic inflammatory disease (PID) akut, sepsis puerperium, tuberkulosis pelvis, riwayat septik abortus atau riwayat endometritis postpartum dalam 3 bulan terakhir. IUD juga tidak boleh dipasang pada kasus keganasan uterus atau serviks, perdarahan uterus abnormal yang tidak diketahui penyebabnya, kondisi yang meningkatkan risiko infeksi pelvis, dan penyakit gestasional trofoblastik. Jangan pasang IUD bila pasien memiliki riwayat terpasang IUD sebelumnya dan belum dilepas, serta bila pasien memiliki keganasan yang bersifat sensitif terhadap progestin, misalnya dalam kasus kanker payudara.[1-3]

Sebelum pemasangan IUD, edukasi mengenai berbagai jenis kontrasepsi dan lakukan konseling untuk membantu pasien membentuk informed decision. Kesiapan dan kemantapan pasien dalam memilih IUD sebagai kontrasepsi perlu dipastikan, termasuk pascapersalinan. Anamnesis dan pemeriksaan pre-insersi IUD juga perlu dilakukan untuk menyingkirkan kontraindikasi terhadap pemasangan IUD.

Setelah pemasangan IUD, pasien perlu diedukasi mengenai jadwal kontrol, masa efektivitas IUD, cara memastikan posisi IUD, dan efek samping terhadap menstruasi. Komplikasi yang mungkin muncul setelah pemasangan IUD yaitu displacement atau ekspulsi IUD dan perforasi uterus. Kehamilan terjadi pada kurang dari 1% pemasangan IUD. Dahulu IUD telah dikaitkan dengan risiko PID, namun berbagai studi menunjukkan bahwa risiko ini sangat kecil.[1,2,5]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani

Referensi

1. Lanzola EL, Ketvertis K. Intrauterine Device. In StatPearls. StatPearls Publishing, 2022, PMID: 32491335.
2. Milton SH. Intrauterine Device Insertion. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1998022-overview#showall
3. Casey FE. Intrauterine Device (IUDs; IUD). 2022. https://www.msdmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/family-planning/intrauterine-device-iuds-iud
4. Horvath S, Schreiber CA, Sonalkar S. Contraception. [Updated 2018 Jan 17]. In: Feingold KR, Anawalt B, Boyce A, et al., editors. Endotext. South Dartmouth (MA): MDText.com, Inc.; 2000-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279148/
5. Centers for Disease Control and Prevention. Intrauterine Contraception. 2022. https://www.cdc.gov/reproductivehealth/contraception/mmwr/spr/intrauterine.html

Indikasi Pemasangan IUD

Artikel Terkait

  • Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
    Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
  • Efek Samping Copper IUD – Apakah Berkurang Seiring Waktu?
    Efek Samping Copper IUD – Apakah Berkurang Seiring Waktu?
  • Insersi IUD Pascapersalinan: Dini VS Ditunda
    Insersi IUD Pascapersalinan: Dini VS Ditunda
  • Risiko Kehamilan pada Wanita dengan Intrauterine Device (IUD)
    Risiko Kehamilan pada Wanita dengan Intrauterine Device (IUD)
  • Permasalahan Umum pada Pasien dengan Kontrasepsi IUD
    Permasalahan Umum pada Pasien dengan Kontrasepsi IUD

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
16 hari yang lalu
Apakah suntik KB tetap lanjut jika pasien terlambat suntik dan belum berhubungan intim?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Jika pasien suntik kb terlambat, namun belum belum berhubungan intim, atau sudah tetapi test pack negatif, apakah kontrasepsi suntik kb tetap...
dr. Anggie Cahyadi
21 September 2022
Pasien perempuan usia 34 tahun dengan flek perdarahan dalam pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan
Oleh: dr. Anggie Cahyadi
2 Balasan
Alo Dokter. Ijin bertanya, pasien perempuan 34 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan flek perdarahan per vaginam sejak 2 minggu. Terkadang disertai nyeri...
dr.Airindya Bella Kusumaningrum
07 September 2022
pil kontrasepsi kombinasi untuk endometriosis - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr.Airindya Bella Kusumaningrum
1 Balasan
Alo Dr. Cipta Pramana, sp.OG(K), Izin bertanya ya, Dok. Saya pernah membaca bahwa terapi medikamentosa untuk endometriosis memiliki fungsi untuk mengurangi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.