Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA) general_alomedika 2023-02-03T08:39:59+07:00 2023-02-03T08:39:59+07:00
Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA)
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pendahuluan Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA)

Oleh :
dr.Monica Cynthia
Share To Social Media:

Pemeriksaan bakteri tahan asam atau BTA atau merupakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis Tuberkulosis (TB), pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya bakteri penyebab tuberkulosis, terutama tuberkulosis paru. Bakteri tuberkulosis mampu bertahan di lingkungan asam, sehingga pemeriksaannya disebut pemeriksaan bakteri tahan asam.[1]

Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini tidak hanya menyerang organ paru-paru saja, melainkan dapat menyerang berbagai organ lain didalam tubuh manusia seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, atau bahkan dapat menyerang saluran pencernaan (usus).

shutterstock_1323090329-min

Di Indonesia, kasus TB terbanyak adalah TB paru yaitu dengan estimasi sebanyak 969.000 kasus penderita TB yang tersebar di seluruh Indonesia pada tahun 2022. TB paru lebih mudah menginfeksi orang dengan kondisi imunitas yang lemah, misalnya seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS, riwayat penyakit kronis seperti diabetes melitus dan penyakit jantung, serta orang dengan penyakit autoimun dan mengonsumsi kortikosteroid lama.[1-3]

Diagnosis TB paru ditegakkan melalui gejala klinis, pemeriksaan bakteriologi, pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan kultur atau biakan dahak merupakan pemeriksaan baku emas. Akan tetapi prosedur pemeriksaan kultur lebih rumit dan memakan waktu lama serta mahal, sehingga pemeriksaan BTA atau tes cepat molekuler (TCM) dapat digunakan untuk mendiagnosis TB. Namun, pemeriksaan BTA hanya dilakukan jika fasilitas kesehatan tidak terdapat TCM.

Pasien dinyatakan positif terhadap TB apabila hasil pemeriksaan BTA 1 dari 2 spesimen dahak Sewaktu-Sewaktu (SS) atau Sewaktu-Pagi (SP) ditemukan positif.[1,2,14]

Interpretasi pemeriksaan BTA dapat dilakukan menggunakan skala International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD) atau dengan skala Bronkhorst (BR). Pembacaan hasil ini dilakukan pada sediaan yang telah diwarnai dengan metode pewarnaan Tan Thiam Hok, Ziehl Neelsen, dan Fluorokrom.[4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Komplikasi Apa Saja yang Diakibatkan Tuberkulosis. 2020. http://www.klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=9492
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia . 7 Gejala TBC Paru yang Perlu Anda Waspadai. 2018. http://klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=8572
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi TB di Indonesia tahun 2022. https://tbindonesia.or.id/
4. Mulyadi, Mudatsir, Nurlina. Hubungan Tingkat Kepositifan Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dengan Gambaran Luas Lesi Radiologi Toraks pada Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Di SMF Pulmonologi RSUDZA Banda Aceh. J Respir Indo. 2011;31(3):133-7. http://arsip.jurnalrespirologi.org/wp-content/uploads/2011/07/jri-jul-2011-133-7.pdf
14. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. 2016. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._67_ttg_Penanggulangan_Tuberkolosis_.pdf

Indikasi Pemeriksaan Bakteri Tah...

Artikel Terkait

  • Penanganan TB-HIV
    Penanganan TB-HIV
  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
8 hari yang lalu
Pengobatan untuk pasien TB putus obat
Oleh: Anonymous
9 Balasan
Alo dok. Izin diskusi.Os laki-laki usia 60 th datang dg keluhan batuk disertai dg dahak +/- 1 bulan ini. Sesak(+), demam (-). Penurunan BB (-).Nafsu mkn...
dr. Hudiyati Agustini
18 hari yang lalu
Pemeriksaan IGRA dalam Diagnosis Tuberkulosis pada Penderita HIV - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Akurasi uji interferon gamma release assay (IGRA) untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis laten pada pasien HIV sering diragukan. Kenapa, ya?Hal...
Anonymous
22 Februari 2023
Evaluasi pengobatan TB paru
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Izin menanyakan.Untuk evaluasi pengobatan TB paru pada akhir bulan 2, 5 dan 6. Itu cukup dg pemeriksaan BTA atau TCM ya dok ?Terimakasih

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.