Upaya Menurunkan Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular

Oleh :
Dr. drg. Paulus Januar S., MS

Penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian terbesar di dunia menurut WHO. Penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan ketergantungan zat, menyebabkan kematian yang jauh lebih besar daripada penyakit menular, serta merupakan salah satu permasalahan terbesar di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di zaman ini.[1]

Laporan WHO yang bertajuk invisible numbers: the true extent of noncommunicable diseases and what to do about them berisikan data mengenai bahaya penyakit tidak menular dan faktor risiko yang menyebabkannya. Namun, yang lebih penting juga menunjukkan hal yang perlu dilakukan untuk mengatasinya. Laporan WHO tersebut disampaikan dalam kesempatan Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).[1,2]

Holding,The,Hand,Of,A,Dying,Man,In,Hospital

Penyakit Tidak Menular Sering Diabaikan

Penyakit tidak menular menjangkiti penduduk dunia dan mencakup seluruh kelompok umur. Namun, penyakit tidak menular umumnya diabaikan karena tidak dipahami dan tidak dianggap penting. Walaupun disadari permasalahannya, tetapi tidak diikuti dengan tindakan nyata untuk menanganinya.[1]

Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular

Terdapat faktor risiko utama yang dapat menimbulkan penyakit tidak menular yaitu konsumsi tembakau berlebih, diet tidak sehat, minum alkohol berlebih, kurang melakukan aktivitas fisik, serta polusi udara.[1]

Selain itu, faktor risiko biologi tubuh berpengaruh besar terhadap penyakit tidak menular. Faktor risiko biologi tersebut meliputi hipertensi, kelebihan berat badan dan obesitas, kadar gula darah yang tidak terkendali, dan hiperlipidemia. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah genetik, usia, jenis kelamin, ras, dan etnisitas.[1,3]

Pencegahan Penyakit Tidak Menular

Sebenarnya, morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular dapat dicegah. Hal ini karena faktor risiko penyakit tidak menular umumnya dapat dikendalikan atau diintervensi. Meski memang terdapat beberapa faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan, seperti faktor genetik yang merupakan faktor risiko diabetes melitus tipe 1 dan beberapa jenis kanker.[1,3]

Mortalitas Penyakit Tidak Menular

Empat jenis penyakit tidak menular yang paling banyak menimbulkan kematian adalah penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes melitus, dan penyakit pernapasan kronis. Penyakit tidak menular menyebabkan 74% kematian di dunia, di mana  setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 41.000.000 orang. Setiap 2 detik terdapat 1 orang usia <70 tahun meninggal karena penyakit tidak menular, dan 86% berada di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah.[1]

Penyakit Kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit tidak menular yang paling banyak menimbulkan kematian. Bahkan, angka kematian karena penyakit kardiovaskular lebih banyak dari gabungan angka kematian karena kanker dan penyakit pernapasan kronis.[3]

Penyakit kardiovaskular termasuk penyakit jantung iskemik, stroke, penyakit jantung bawaan, penyakit jantung koroner, penyakit arteri perifer, dan penyakit jantung rematik. Selain itu, penyakit kardiovaskular juga mencakup hipertensi serta kelainan yang berkaitan dengan sirkulasi lainnya.[3]

Penyakit kardiovaskular setiap tahun menyebabkan 17.900.000 kematian yang merupakan 1 dari 3 kematian di dunia. Sebanyak 86% kematian karena penyakit kardiovaskular dapat dicegah atau paling tidak ditunda terjadinya, bila dilakukan pencegahan dan perawatan dengan baik.[1]

Kanker

Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbesar di dunia. Kanker yang paling banyak terjadi adalah kanker paru, kanker payudara, kanker kolorektal, kanker prostat, kanker kulit, dan kanker abdomen. Kanker yang paling banyak menimbulkan kematian adalah kanker paru, kolorektal, abdomen, hepar, dan payudara.[3]

Penyakit kanker setiap tahun menyebabkan 9.300.000 kematian yang merupakan 1 dari 6 kematian di dunia. Sebanyak 44% kematian karena kanker dapat dicegah atau paling tidak ditunda bila dilakukan pencegahan dan perawatan dengan baik, termasuk berhenti kebiasaan merokok dan melakukan aktivitas fisik dan diet yang sehat.[3]

Diabetes Melitus

Diabetes melitus setiap tahun menyebabkan 2.000.000 kematian, yang merupakan 1 dari 28 kematian di dunia. Lebih dari 95% kasus diabetes adalah diabetes melitus tipe 2.[1]

Prevalensi dan insidensi penyakit diabetes melitus terus meningkat. Komplikasi diabetes melitus dapat menyebabkan gagal ginjal, kebutaan akibat retinopati diabetik, serta ulkus diabetikum pada kaki.[3]

Penderita diabetes melitus tipe 2 dapat mengendalikan penyakitnya dengan melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan, disertai dengan menjalani kontrol dan pengobatan secara rutin.[3]

Penyakit Pernapasan Kronis

Termasuk dalam penyakit pernapasan kronis adalah penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, alergi saluran pernapasan, penyakit paru akibat kerja, sindrom sleep apnoea, dan hipertensi pulmonal.[3]

Penyakit pernapasan kronis setiap tahun menyebabkan 4.100.000 kematian, yang merupakan  1 dari 13 kematian di dunia. Sebanyak 70% kematian karena penyakit pernapasan kronis dapat dicegah atau paling tidak ditunda terjadinya bila dilakukan pencegahan dan perawatan dengan baik.[1]

Di negara-negara dengan penghasilan rendah dan menengah, kematian terbanyak karena penyakit pernapasan kronis terjadi pada penderita asma dan PPOK. Faktor polusi lingkungan dan genetik merupakan faktor risiko terjadinya penyakit pernapasan kronis, tetapi yang dominan adalah faktor polusi lingkungan.[3]

Mengatasi Penyakit Tidak Menular

Kematian akibat penyakit tidak menular dapat disebut kematian prematur atau dini. Hal ini karena banyak kematian akibat penyakit tidak menular tidak perlu terjadi karena dapat dicegah. Lebih jauh lagi, pencegahan penyakit tidak menular akan menurunkan beban pembiayaan kesehatan.[1]

Upaya utama untuk mengatasi dan mencegah penyakit tidak menular adalah menghilangkan faktor risiko dan menyediakan pelayanan kesehatan yang memadai. Dalam hal ini diperlukan peran pemerintah untuk menetapkan kebijakan dan regulasi yang mendukung upaya di bidang kesehatan untuk memberikan edukasi faktor risiko penyakit tidak menular.[1,3]

Edukasi Pencegahan Faktor Risiko

Penderita penyakit tidak menular seringkali tidak menyadari dirinya mengidap penyakit, hingga tanda, gejala, dan komplikasi muncul. Sehubungan dengan kenyataan ini, sangat diperlukan skrining atau pemantauan secara periodik untuk individu yang berisiko tinggi, sehingga penyakit dapat didiagnosis dan dirawat secepatnya.[3,4]

Masyarakat luas harus mendapatkan edukasi berbagai faktor risiko penyakit tidak menular, serta cara pencegahan perjalanan penyakit.[3,4]

Penyediaan Pelayanan Kesehatan

Di masyarakat, perlu tersedia pelayanan kesehatan yang memadai serta tidak membebani dari segi pembiayaan. Permasalahan di negara maju maupun di negara berkembang adalah masyarakat ekonomi rendah yang sulit mengakses pelayanan kesehatan. Masalah di bidang pembiayaan, pola pelayanan kesehatan, maupun tidak tersedianya sarana, tenaga, peralatan, dan obat, akan menyebabkan ketidaktaatan berobat pasien penyakit tidak menular kronis.[3,4]

Pencegahan Global Penyakit Tidak Menular

Secara global, WHO menginisiasi rencana pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular pada tahun 2023‒2030. Berdasarkan rencana tersebut, diharapkan penurunan sepertiga angka kematian akibat 4 jenis penyakit tidak menular pada tahun 2030. Target ini hendak dicapai melalui kegiatan utama sebagai berikut:

  • Melakukan pencegahan hingga +000.000 orang tidak mengalami kematian karena penyakit tidak menular
  • Memastikan sekitar 1,7 miliar penderita penyakit tidak menular dapat mengakses pelayanan kesehatan
  • Mengintegrasikan penyakit tidak menular dalam pelayanan kesehatan primer dan jaminan sosial kesehatan
  • Melakukan survei dan pemantauan secara komprehensif terhadap penyakit tidak menular
  • Melibatkan penderita penyakit tidak menular dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan program[1]

Penyakit Tidak Menular di Indonesia

Di Indonesia, penyakit tidak menular juga merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian. Untuk mengatasi penyakit tidak menular, sekitar 60% pembiayaan telah dikeluarkan pada jaminan sosial kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan. Namun, upaya yang dilakukan lebih pada kegiatan kuratif, dan kurang dialokasikan untuk promosi kesehatan maupun pencegahan penyakit.[6]

Menurut data WHO, 73% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular, yaitu +1.400.000 kematian/tahun. Rincian penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian meliputi penyakit kardiovaskular 25,6%, kanker 8,8%, penyakit pernapasan kronis 4,4%, diabetes melitus 4,4%, dan penyakit tidak menular lainnya 29,8%.[4]

Peningkatan Prevalensi Penyakit Tidak Menular di Indonesia

Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular pada tahun 2018, jika dibanding dengan tahun 2013. Peningkatan yang terjadi adalah:

  • Prevalensi stroke penduduk usia ≥15 tahun meningkat dari 7‰ menjadi 10,9 ‰
  • Prevalensi kanker penduduk usia ≥15 tahun meningkat dari 1,4‰ menjadi 1,8‰
  • Prevalensi diabetes melitus penduduk usia ≥15 tahun meningkat dari 6,9% menjadi 10,9%
  • Prevalensi penyakit ginjal kronis penduduk usia ≥15 tahun meningkat dari 2‰ menjadi 3,8‰
  • Prevalensi asma penduduk usia ≥15 tahun menurun dari 4,5% menjadi 2,4%
  • Prevalensi kebiasaan merokok penduduk usia ≤18 tahun meningkat dari 7,2% menjadi 9,1%
  • Prevalensi tekanan darah tinggi pada penduduk usia >18 tahun meningkat dari 25,8% menjadi 34,1%
  • Prevalensi obesitas penduduk usia >18 tahun meningkat dari 14,8% menjadi 21,8%
  • Prevalensi konsumsi makanan kurang buah/sayur pada penduduk usia ≥5 tahun meningkat dari 93,5% menjadi 95,5%
  • Prevalensi kurang melakukan aktivitas fisik penduduk usia ≥10 tahun meningkat dari 26,1% menjadi 33,5%[5-8]

Upaya Mengatasi Penyakit Tidak Menular di Indonesia

Dalam rangka mengatasi penyakit tidak menular di Indonesia, Kementerian Kesehatan menjalankan kegiatan P2PTM (pedoman manajemen program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular), yang terdiri dari:

  • Meningkatkan advokasi kebijakan yang berpihak terhadap program kesehatan dan sosialisasi P2PTM
  • Melaksanakan upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif secara komprehensif terutama melalui PROLANIS (program pengelolaan penyakit kronis), sebagai program pelayanan kesehatan penyakit tidak menular yang meliputi penyuluhan, skrining, konsultasi, dan upaya pencegahan komplikasi lanjut
  • Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia
  • Mengembangkan dan memperkuat sistem surveilans
  • Penguatan jejaring dan kemitraan melalui pemberdayaan masyarakat[5]

Kesimpulan

Penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian terbesar, dengan angka kematian sekitar 41.000.000 per tahun, yang merupakan 74% dari seluruh kematian di dunia. Oleh karena itu, penyakit tidak menular menjadi salah satu permasalahan utama kesehatan serta kesejahteraan masyarakat.

Penyakit tidak menular yang paling banyak menyebabkan kematian adalah penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes melitus, dan penyakit pernapasan kronis.

Faktor risiko utama penyebab penyakit tidak menular adalah konsumsi tembakau, diet yang tidak sehat, konsumsi berlebihan minuman beralkohol, kurang melakukan kegiatan fisik, dan polusi udara. Penanggulangan penyakit tidak menular dijalankan dengan melakukan pencegahan dalam bentuk mengendalikan faktor risiko, serta menyediakan pelayanan kesehatan yang memadai.

Di Indonesia, penyakit tidak menular merupakan penyebab terbesar kematian yang setiap tahun menyebabkan +1.400.000 kematian, yang merupakan 73% dari seluruh kematian. Upaya mengatasi penyakit tidak menular di Indonesia terutama dijalankan berdasarkan P2PTM (pedoman manajemen program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular).

Referensi