Pemeriksaan Ankle Brachial Index untuk Diagnosis Penyakit Vaskular Perifer

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan

Pemeriksaan ankle brachial index atau ABI dapat dilakukan sebagai pemeriksaan awal dalam diagnosis penyakit vaskular perifer. Pemeriksaan ini bersifat noninvasif dan tidak membutuhkan peralatan yang kompleks, sehingga dapat bermanfaat untuk diagnosis penyakit vaskular perifer di fasilitas kesehatan primer.[1-3]

Penyakit vaskular perifer atau peripheral arterial disease adalah penyakit progresif kronis di mana pasien mengalami oklusi parsial atau total pada pembuluh darah perifer. Prevalensi penyakit vaskular perifer mencapai 5,56% dari populasi global yang berusia 25 tahun atau lebih. Prevalensi ini meningkat seiring bertambahnya usia, di mana kebiasaan merokok, diabetes mellitus, hipertensi, dan hiperkolesterolemia menjadi faktor risiko utama.[1-3]

AnkleBrachial

Pada mayoritas kasus, penyakit vaskular perifer tidak menyebabkan gejala, sehingga dokter memerlukan suatu pemeriksaan untuk membantu mendeteksinya. Ankle brachial index (ABI) dapat memeriksa status vaskular dengan metode yang sederhana dan alat kesehatan yang mudah didapat. Pemeriksaan ini bersifat efisien dalam hal biaya dan memiliki reliability yang baik sebagai pemeriksaan awal penyakit vaskuler perifer.[4-6]

Cara Memeriksa Ankle Brachial Index untuk Diagnosis Penyakit Vaskular Perifer

Ankle brachial index (ABI) merupakan pemeriksaan status vaskular noninvasif yang dilakukan dengan cara mengukur rasio tekanan darah sistolik pada tungkai dan lengan. Pengukuran rasio kedua tekanan sistolik ini dilakukan untuk mengetahui resistansi vaskular pada kedua ekstremitas.[4-6]

Diameter pembuluh darah menjadi faktor utama dalam perbedaan resistansi vaskular. Penyempitan diameter pembuluh darah dapat disebabkan oleh faktor internal seperti plak atau robekan dinding pembuluh darah maupun faktor eksternal seperti kompresi oleh jaringan sekitar.[4-6]

Ada tiga arteri yang terlibat dalam pemeriksaan ABI, yaitu arteri brachialis pada ekstremitas superior dan arteri dorsalis pedis serta arteri tibialis posterior pada ekstremitas inferior. Pemeriksaan ABI diindikasikan untuk skrining, diagnosis, dan penentuan prognosis penyakit kardiovaskular. Namun, pemeriksaan dikontraindikasikan pada kasus deep vein thrombosis (DVT) dan nyeri tungkai hebat.[4-6]

Teknik Pemeriksaan Ankle Brachial Index

Pemeriksaan ABI dilakukan dengan sphygmomanometer, di mana pasien diposisikan secara supinasi. Pasien diistirahatkan selama 10–30 menit sebelum pemeriksaan ABI. Pengukuran tekanan darah sistolik dilakukan seperti pengukuran tekanan darah manual pada umumnya, di mana suara Korotkoff dapat didengarkan menggunakan stetoskop atau Doppler.[4-6]

Pengukuran tekanan darah sistolik untuk ABI dilakukan mulai dari lengan pertama, lalu tungkai yang satu sisi dengan lengan pertama, lalu tungkai sisi berlawanan, lalu lengan di sisi yang berlawanan dari lengan pertama. Rasio ABI dihitung dengan cara membagi tekanan sistolik tungkai tertinggi dengan tekanan sistolik lengan tertinggi. Nilai normal rasio ABI adalah 1,0–1,4.[4-6]

Bukti Manfaat Ankle Brachial Index dalam Manajemen Penyakit Vaskular Perifer

Suatu pemeriksaan dikatakan reliable jika pemeriksaan tersebut bisa menunjukkan hasil yang konsisten bila dilakukan oleh seorang pemeriksa pada waktu yang berbeda (intrarater reliability) ataupun bila dilakukan oleh pemeriksa yang berbeda (inter-rater reliability).[7,8]

Menurut tinjauan sistematik oleh Casey, et al. terhadap 15 studi yang menilai reliability ABI pada penyakit vaskular perifer, reliability cukup baik secara intrarater (intraclass correlation coefficients atau ICC 0,42–0,98) maupun inter-rater (ICC 0,42–1,00).[7,8]

Skrining dan Diagnosis Penyakit Vaskular Perifer dengan Ankle Brachial Index

Setiap pasien dengan faktor risiko penyakit vaskular perifer, seperti kebiasaan untuk merokok, diabetes mellitus, hipertensi, dislipidemia, obesitas, dan inaktivitas sebaiknya menjalani skrining dengan pemeriksaan ABI.[1,2,4,8-10]

Suatu meta analisis dilakukan oleh Nie, et al. terhadap 9 studi yang melibatkan 9.673 pasien untuk mengetahui nilai prediktif ABI pada pasien diabetes mellitus. Studi ini menemukan bahwa nilai ABI yang tidak normal berkaitan dengan peningkatan risiko major events kardiovaskular (RR 2,37; 95%CI 1,73–3,26) dan mortalitas akibat penyakit kardiovaskular (RR 1,98; 95%CI 1,66–2,37). Selain itu, ada kenaikan risiko mortalitas akibat berbagai penyebab atau all-cause mortality (RR 2,12; 95%CI 1,81–2,49).[11]

Tinjauan lain dilakukan oleh Guirguis-Blake, et al. terhadap 5 studi dengan 5.864 subjek penelitian tanpa riwayat penyakit kardiovaskular sebelumnya untuk mengetahui peran ABI dalam skrining penyakit vaskular perifer. Tinjauan ini menemukan bahwa bila dibandingkan dengan standar emas magnetic resonance angiography atau MRA, ABI memiliki sensitivitas yang rendah (7–34%) tetapi spesifisitas yang tinggi (96–100%) dalam deteksi penyakit vaskular perifer.[12]

Suatu meta analisis dilakukan oleh Heraiz-Adillo, et al. terhadap 44 studi yang meneliti penggunaan ABI dan toe brachial index (TBI). Dalam diagnosis penyakit vaskular perifer dengan prediksi stenosis ≥50%, ABI ditemukan memiliki sensitivitas 61% dan spesifisitas 92%, dengan diagnostic odds ratio (dOR) 16,5. Bila dibandingkan, TBI memiliki dOR dan sensitivitas lebih baik, tetapi ABI unggul dalam spesifisitas.[13]

Penentuan Prognosis Penyakit Vaskular Perifer dengan Ankle Brachial Index

Pada pasien yang telah terdiagnosis penyakit vaskular perifer, ABI berperan dalam pemantauan perjalanan penyakit. Pada populasi umum, rerata nilai ABI dapat menurun sesuai pertambahan usia sebesar 0,025 dalam 5 tahun. Sementara itu, pada pasien penyakit vaskular perifer, rerata penurunan nilai ABI mencapai 0,06 dalam 4,6 tahun.

Penurunan nilai ABI setidaknya 0,15 dikaitkan dengan peningkatan risiko perlunya operasi bypass hingga 2,5 kali lipat. Nilai pemeriksaan ABI <0,50 dikaitkan dengan  risiko yang lebih tinggi terhadap kebutuhan amputasi.[4,10]

Keterbatasan Pemeriksaan Ankle Brachial Index

Meskipun bisa digunakan dalam skrining, diagnosis, dan penentuan prognosis penyakit vaskular perifer, pemeriksaan ABI memiliki keterbatasan. ABI memiliki sensitivitas yang cukup rendah dalam deteksi stenosis vaskular perifer. Selain itu, pada kondisi di mana pembuluh darah mengalami kekakuan maupun aterosklerosis, ABI cenderung akan menunjukkan hasil negatif palsu. Hasil normal palsu ini menyebabkan perbedaan nilai sensitivitas ABI pada berbagai literatur.[4,14]

Kesimpulan

Sebagian besar penyakit vaskular perifer bersifat asimtomatik, sehingga suatu metode pemeriksaan reliable yang dapat menjadi alat skrining dan diagnosis diperlukan. Ankle brachial index (ABI) merupakan pemeriksaan yang dapat diandalkan dalam skrining, diagnosis, dan penentuan prognosis penyakit vaskular perifer.

Menurut studi, ABI memiliki spesifisitas yang tinggi untuk mendeteksi penyakit vaskular perifer. Kekurangan ABI adalah sensitivitas yang rendah dan adanya kemungkinan hasil negatif palsu bila pasien mengalami kekakuan dan aterosklerosis pembuluh darah perifer. Namun, metode pemeriksaan ABI bersifat mudah, murah, dan noninvasif, sehingga cocok dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan primer.

Referensi