Diagnosis Lesi Kavitas Pada Rontgen Toraks

Oleh :
dr.Nurfanida Librianty, Sp.P, FAPSR

Gambaran lesi kavitas pada rontgen toraks dapat ditemukan pada berbagai penyakit, termasuk tuberkulosis paru.[1] Gambaran rontgen toraks berupa kavitas dapat ditemukan pada kasus infeksi paru akut, infeksi paru kronik, penyakit sistemik kronik, kondisi autoimun, dan keganasan primer maupun metastasis tumor.[2,3] Pemeriksaan klinis yang baik, ditunjang dengan pengetahuan komprehensif terkait gambaran radiologi, sangat penting untuk membuat diagnosis yang tepat.[1,2]

Gambaran Lesi Kavitas Pada Rontgen Toraks

Kavitas paru secara radiologi didefinisikan sebagai area yang lusen di dalam konsolidasi, massa, atau nodul. Kavitas biasanya dibatasi dengan dinding tebal yang diameternya lebih dari 4 mm.[1] Sementara itu, Fleischner glossary mendefinisikan kavitas sebagai ruang yang diisi gas, terlihat sebagai area lusensi atau atenuasi rendah di dalam konsolidasi, nodul, atau massa.[2]

Contoh gambaran lesi kavitas dapat dilihat pada Gambar 1. Kavitas paru seharusnya bisa dibedakan dengan kista yang memiliki karakteristik tidak dikelilingi oleh konsolidasi, massa, atau nodul, serta memiliki dinding yang lebih tipis.[1]

Diagnosis Lesi Kavitas Pada Rontgen Toraks

Gambar 1. Lesi Kavitas pada Lapangan Atas Paru Kanan

Karakteristik dari kavitas secara tunggal, sulit digunakan untuk membedakan penyebab dan penyakit yang mendasari. Misal saja, kavitas dengan air-fluid level bisa ditemukan pada kista bronkogenik dan juga pada karsinoma bronkoalveolar. Oleh karenanya, kombinasi dari gambaran klinis pasien, hasil laboratorium, dan temuan pada pemeriksaan pencitraan diperlukan untuk menegakkan diagnosis secara tepat.[2]

Diagnosis Banding Lesi Kavitas pada Rontgen Toraks

Diagnosis banding lesi kavitas paru sangat banyak dan dapat dibagi menjadi kategori infeksi dan noninfeksi. Penyebab infeksi meliputi infeksi bakteri, fungi, dan parasit. Penyebab noninfeksi meliputi keganasan, reumatologi, dan lesi lain yang tidak biasa seperti infark yang berhubungan dengan emboli paru.[1,3]

Presentasi klinis dan faktor risiko yang ada pada masing-masing pasien harus menjadi tolok ukur penegakan diagnosis. Sebagai contoh, pasien dengan usia lebih tua, memiliki riwayat merokok, memiliki riwayat paparan zat akibat pekerjaan atau lingkungan, dan mengalami penurunan berat badan, paling mungkin mengalami neoplasma atau kanker paru. Pendekatan diagnosis harus mempertimbangkan gambaran klinis, karakteristik pasien, dan gambaran kavitas pada pemeriksaan radiologi.[1]

Penyebab Infeksi

Dalam tahap awal evaluasi lesi kavitas rontgen toraks, penting untuk menentukan terlebih dulu apakah lesi disebabkan oleh penyebab infeksius atau tidak. Di Indonesia, tuberkulosis paru masih memiliki prevalensi yang tinggi, sehingga harus selalu dipertimbangkan. Selain dari tuberkulosis, penyebab infeksius lain dapat berupa abses paru, necrotizing pneumonia, dan emboli septik. Gambaran klinis yang dapat mengarahkan kecurigaan ke penyebab infeksius adalah adanya batuk, demam, keringat malam hari, menggigil, dan adanya komorbiditas seperti HIV, terapi imunosupresif, atau transplantasi organ.

Selain tuberkulosis, mikroorganisme yang dapat menyebabkan lesi kavitas antara lain Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae, methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), H. influenzae, Aspergillus, dan Pneumocystis jiroveci.[1-3]

Tuberkulosis Paru :

Tuberkulosis paru masih banyak ditemukan di Indonesia. Manifestasi klinis bisa sangat jelas atau bahkan tidak spesifik. Gejala dapat berupa batuk produktif dengan atau tanpa hemoptisis, demam, malaise, dan penurunan berat badan. Kavitas pada tuberkulosis dapat ditemukan pada 50% pasien, dan biasanya ditemukan pada lobus atas paru. Kavitas umumnya dikelilingi oleh nodul satelit dengan ketebalan dinding kavitas bervariasi.[1,2,4]

Abses Paru :

Abses paru umumnya timbul sebagai komplikasi pneumonia. Gejala klinis yang timbul akan konsisten dengan pneumonia seperti batuk produktif, demam, dan nyeri dada. Abses paru berhubungan dengan faktor risiko seperti aspirasi dan kesehatan gigi yang buruk. Pada rontgen dan CT scan toraks, abses paru bisa menunjukkan gambaran kavitas dengan atau tanpa air-fluid level, umumnya unilateral, soliter, memiliki dinding yang tebal atau intermediata. Kavitas bisa didapatkan di bagian paru manapun, tetapi lokasi tersering adalah segmen posterior lobus atas dan segmen superior lobus bawah paru.[1-4]

Emboli Septik :

Emboli septik cukup jarang menjadi penyebab kavitas. Emboli septik terjadi jika mikroorganisme (sering kali dari infeksi ekstrapulmonal) menyebabkan trombosis pada kapiler pulmonal perifer. Faktor risiko meliputi pasien imunosupresi, pasien dengan kateter arteri atau intravena, penyalahgunaan obat terlarang intravena, pasien dengan alcohol use disorder, pasien dengan endokarditis, dan mereka yang menjalani pembedahan dental. Pasien umumnya septik, mengeluhkan batuk, sesak napas, nyeri dada, hemoptisis, atau takikardia. Gambaran radiologi akan menunjukkan nodul perifer multipel yang dengan cepat berkembang menjadi kavitas, sering diiringi dengan efusi pleura yang dapat berkembang menjadi empyema. Limfadenopati hilar dan mediastinal dapat ditemukan.[1-4]

Penyebab Noninfeksi

Penyebab noninfeksi dari lesi kavitas pada rontgen toraks meliputi keganasan, penyakit reumatologi, dan emboli paru. Gejala yang timbul dapat berupa gejala konstitusional (demam, penurunan berat badan, dan keringat malam hari), riwayat merokok, riwayat keluarga, dan gejala sistemik nonpulmonal yang berhubungan. Pemeriksaan fisik perlu mengevaluasi adanya limfadenopati, kakeksia, ruam, clubbing, dan tanda lain yang berhubungan dengan kemungkinan diagnosis.[1]

Keganasan :

Nodul kavitas soliter umumnya disebabkan oleh keganasan. Kavitas dapat ditemukan pada kanker paru primer seperti limfoma atau sarkoma Kaposi, maupun akibat metastasis. Kavitas dilaporkan ditemukan pada 7-11% rontgen toraks dan 22% CT scan kanker paru primer.

Kavitas pada keganasan dapat muncul di lokasi paru manapun, memiliki bentuk bulat atau irregular, dengan ketebalan dinding bervariasi. Walaupun dapat tampak pada rontgen toraks, diagnosis memiliki spesifisitas lebih tinggi pada CT scan.[1,2,4]

Penyakit Reumatologi :

Penyakit reumatologi termasuk penyebab lesi kavitas yang jarang. Contoh penyakit reumatologi yang dapat menyebabkan lesi kavitas adalah granulomatosis dengan poliangiitis atau juga dikenal dengan granulomatosis Wegener. Sebuah studi melaporkan bahwa nodul berkavitas ditemukan pada 37% pasien granulomatosis Wegener.

Penyakit reumatologi lain yang dapat menyebabkan lesi kavitas, walaupun sangat jarang, adalah rheumatoid arthritis dan sarkoidosis. Selain itu, karena pasien dengan penyakit reumatologi sering mendapat terapi imunosupresif, penyebab infeksius harus dipertimbangkan.[1]

Pada penyakit reumatologi, kavitas muncul akibat adanya sel epitel yang melapisi area nekrotik dan menimbulkan nodul nekrobiotik. Lokasi kavitas tersering adalah pada area perifer atau subpleura. Umumnya, kavitas pada penyakit reumatologi bersifat asimptomatik dan hilang sendiri tanpa pengobatan spesifik.[2]

Emboli Paru :

Emboli paru dapat menyebabkan kavitas karena adanya infark pada jaringan paru. Infark pulmonal ini dilaporkan terjadi pada sepertiga kasus emboli paru. Kavitas juga pernah dilaporkan pada kasus tromboemboli kronis.[1]

Kesimpulan

Kavitas paru secara radiologi didefinisikan sebagai area yang lusen di dalam konsolidasi, massa, atau nodul. Penyebab kavitas dapat dibagi menjadi penyebab infeksi dan noninfeksi. Contoh penyebab infeksius adalah tuberkulosis paru, emboli septik, dan abses paru. Contoh penyebab noninfeksius adalah keganasan, penyakit reumatologi, dan emboli paru.

Penegakan diagnosis sebaiknya tidak dilakukan berdasarkan temuan rontgen toraks saja. Dokter harus mempertimbangkan gambaran klinis pasien, hasil laboratorium, dan pemeriksaan pencitraan dalam menentukan diagnosis dan langkah manajemen lanjutan.

Referensi