Domperidone sebagai Galactagogue terhadap Produksi ASI

Oleh :
dr. Nathania S. Sutisna

Domperidone diduga dapat bermanfaat sebagai galactagogue untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui hingga 75%. Domperidone merupakan obat yang dikenal sebagai obat prokinetik dan antiemetik yang bekerja pada sistem gastrointestinal.

ASI eksklusif direkomendasikan untuk bayi baru lahir hingga usia 6 bulan, termasuk untuk bayi dengan berat badan lahir rendah dan sangat rendah. Pada kondisi dimana kebutuhan ASI bayi lebih tinggi dibandingkan produksi ASI dari ibu, telah dikembangkan berbagai usaha untuk meningkatkan produksi ASI, baik farmakologis maupun non-farmakologis. Salah satu dari usaha untuk meningkatkan ASI secara farmakologis adalah dengan pemberian galactagogue.

Proses laktasi salah satunya dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang diproduksi pada kelenjar pituitari anterior. Dopamin dari tuberoinfundibulum akan menghambat proses sekresi dari prolaktin.[1] Domperidon merupakan obat golongan antagonis dari dopamin. Fiturnya yang menyekat kerja dopamin dapat meningkatkan sekresi prolaktin yang penting dalam proses menyusui. [2]

 

Close,Up,Portrait,Of,Beautiful,Young,Asian,Mother,With,Her

Peningkatan ASI pada Pemberian Domperidon

Pada penelitian Ingram, et al (2001) ditemukan bahwa ibu menyusui yang mengonsumsi domperidone memproduksi ASI sekitar 96% lebih banyak. Perbedaan jumlah volume ASI yang dihasilkan mencapai lebih banyak 31 ml/24 jam. Penelitian ini juga membandingkan domperidone dengan metoclopramide sebagai galactagogue. Dilaporkan bahwa pemberian domperidone meningkatkan produksi ASI lebih banyak dibandingkan metoklopramide, walaupun hasil ini tidak berbeda bermakna. Domperidone juga dilaporkan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metoclopramide. Namun perlu diketahui bahwa studi ini memiliki jumlah subjek studi yang kecil. [2]

Kandungan domperidon pada hari ke-5 pada serum dan ASI adalah 6.6 ng/mL dan 1.2 ng/mL. Jumlah domperidon pada ASI yang dikonsumsi oleh bayi rata-rata berkisar kurang dari 0.2 mcg/kgBB/hari dengan asumsi pemasukkan ASI 150 mL/kgBB. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan metoklopramid yang berkisar 125 ng/mL pada ASI ibu yang konsumsi metoklopramid.[3]

Studi lain yang mempelajari manfaat domperidone sebagai galactagogue pada ibu menyusui post-caesarian section, melaporkan bahwa domperidone bermanfaat meningkatkan produksi ASI dengan efek samping yang minimal. Namun penelitian ini tidak mengendalikan berbagai confounding factor yang ada dan juga tidak menganalisis pengaruh domperidone terhadap kandungan ASI. [6]

Efek Samping Domperidon

Efek samping dari efek antagonis dopamin pada sistem saraf antara lain gejala ekstrapiramidal, somnolen, parkinsonisme, dan tardif diskinesia. Efek samping ini ditemukan lebih banyak pada pemberian metoklopramid yang dapat menembus sawar otak lebih baik dibandingkan domperidon. Efek samping pada sistem kardiovaskular yang pernah ditemukan pada penggunaan domperidon sebagai galactagogue adalah pemanjangan interval QT. Pemanjangan interval QT dapat meningkatkan risiko ventrikular aritmia dan/atau henti jantung.[3] Efek samping lain yang dapat timbul adalah sakit kepala, pusing, mulut kering, dan diare, namun efek samping ini ditemukan hanya pada sebagian kecil pasien.[2]

Pada penelitian Ortiz, et al (2015), ditemukan bahwa pemanjangan interval QT pada pemakaian domperidon tidak terkait dengan dosis harian, indeks massa tubuh (IMT) atau usia. Disimpulkan dalam penelitian ini domperidon pada dosis tinggi (mencapai 120 mg per hari) memiliki risiko pemanjangan interval QT yang rendah dibandingkan efektivitas klinisnya.[5]  Pemberian domperidon pada bayi prematur per oral dengan dosis 0.25 mg/kgBB setiap 6 jam sebelum diberikan susu ditemukan tidak menyebabkan pemanjangan interval QT yang bermakna.[4]

Domperidone juga dilaporkan tidak mengubah bermakna komposisi nutrien yang ada pada ASI. Kandungan protein sedikit menurun dari 1.65 gr/100 gr pada hari pemberian ke-0 menjadi 1.40 gr/100 gr pada hari pemberian ke-14, namun hal ini tidak berbeda bermakna secara statistik. Kandungan lemak dalam ASI tidak terpengaruh. [7]

Kesimpulan

Domperidon selain sebagai obat antiemetik dan prokinetik dapat dipertimbangkan sebagai obat galactagogue atau penambah produksi ASI. Kerjanya sebagai antagonis dari dopamin dapat meningkatkan sekresi prolaktin, hormon yang merangsang produksi ASI.

Peningkatan ASI pada konsumsi domperidon sebanyak 3 kali sehari masing-masing 10 mg selama 7 – 14 hari ditemukan dapat meningkatkan produksi ASI 75-96%. Rata-rata dosis harian domperidon yang digunakan adalah 30 mg per hari dan terbagi dalam 3 kali pemberian.

Efek samping yang dapat timbul pada konsumsi domperidon antara lain sakit kepala, mulut kering, kram perut, dan pemanjangan interval QT pada elektrokardiografi. Pemanjangan interval QT ditakutkan dapat berujung pada henti jantung, sehingga pemberian obat ini pada pasien yang berisiko aritmia harus berhati-hati.

Domperidone menunjukkan potensi yang baik dalam meningkatkan produksi ASI secara sementara dengan keamanan yang baik dan tidak merubah komposisis nutrien ASI secara bermakna.

Referensi