Fractional Exhaled Nitric Oxide (FeNO) pada Tata Laksana Asma

Oleh :
dr.Nurfanida Librianty, Sp.P, FAPSR

Fractional exhaled nitric oxide (FeNO) merupakan pemeriksaan untuk mengukur biomarker inflamasi saluran napas pada asma. Pengukuran FeNO dapat digunakan sebagai prediktor terhadap respons terapi kortikosteroid inhalasi, serta monitor kepatuhan pasien terhadap terapi. Pengukuran nilai FeNO menjadi menarik karena teknik yang mudah, hasil yang segera, dan tidak invasif.[1]

Banyak studi yang melakukan verifikasi penggunaan nilai FeNO sebagai alat evaluasi untuk mengontrol asma, alat pemeriksaan fungsi paru, serta alat penilaian eksaserbasi asma. Beberapa panduan telah merekomendasikan pengukuran FeNO pada diagnosis dan tata laksana asma.[1-4]

FeNO

FeNO Sebagai Biomarker Inflamasi dan Prediktor Eksaserbasi

Fractional exhaled nitric oxide (FeNO) dapat digunakan sebagai biomarker inflamasi maupun prediktor eksaserbasi asma.

Fractional Exhaled Nitric Oxide (FeNO) sebagai Biomarker Inflamasi

FeNO merupakan marker untuk inflamasi saluran pernapasan tipe 2 alergi pada pasien asma. Selain itu, FeNO dapat  menunjukkan respons pasien terhadap terapi kortikosteroid inhalasi (misalnya budesonide). Pada beberapa studi, pengukuran FeNO direkomendasikan sebagai biomarker untuk pengobatan dan manajemen asma berat, serta memprediksi respons dari beberapa terapi biologi.[2,4,5,8]

Nitrit oksida (NO) yang merupakan biomarker inflamasi saluran pernapasan meningkat nilainya pada udara ekshalasi (FeNO) secara signifikan pada beberapa fenotip asma yang terdeteksi dengan alat portabel dengan menggunakan teknik elektronik kimia. Nilai FeNO berhubungan dengan jumlah eosinofil dalam darah dan sputum, serta pada biopsi jaringan paru.[5,6]

Studi di Vietnam mendapatkan nilai FeNO tinggi pada pasien positif dengan skin-prick test terhadap alergen respirasi dan peningkatan eosinofil dalam darah. Pada anak, nilai FeNO berkaitan dengan kepositifan skin-prick test dan konsentrasi antibodi IgE. Nilai FeNO normal jika <25 part of billion (pbb), intermediate jika 25‒50 ppb, dan tinggi jika >50 ppb. Pasien asma biasanya memiliki konsentrasi NO tinggi pada akhir ekspirasi, di mana inflamasi terlihat pada nilai FeNO yang meningkat.[5-7]

Fractional Exhaled Nitric Oxide (FeNO) sebagai Prediktor Eksaserbasi Asma

FeNO juga merupakan faktor prediktor untuk eksaserbasi asma, nilai yang tinggi berhubungan dengan peningkatan eksaserbasi. Pedoman National Institute for Health and Care Excellence (NICE) di Inggris merekomendasikan FeNO sebagai bagian inisial diagnosis pasien dengan dugaan asma.

Pedoman American Thoracic Society (ATS) juga merekomendasikan FeNO menjadi bagian dari inisial diagnosis asma dan memonitor inflamasi saluran napas.[9]

FeNO merupakan faktor prediktif untuk asma eksaserbasi. Peningkatan nilai FeNO berkaitan dengan jumlah kejadian eksaserbasi. Beberapa studi menunjukkan manajemen asma berdasarkan nilai FeNO secara signifikan menurunkan risiko kejadian eksaserbasi di masa mendatang.[2,3]

Nilai FeNO ≥20 ppb bisa menjadi prediksi pada peningkatan risiko eksaserbasi. Pada pasien asma berat yang diterapi dengan kortikosteroid inhalasi tinggi FeNO merupakan prediktor kuat eksaserbasi. Studi Price et al. menunjukkan frekuensi eksaserbasi meningkat 4 kali jika nilai FeNO ≥50 ppb dan meningkat 2 kali jika nilai FeNO ≥35 ppb.[2,4]

Derajat batuk juga meningkat pada pasien dengan nilai FeNO yang tinggi. Penggunaan FeNO pada manajemen asma wanita hamil juga efektif sama seperti orang dewasa lainnya. Pada studi manajemen asma wanita hamil, algoritma tata laksana asma berdasarkan FeNO secara signifikan menurunkan skor asthma control questionnaire (ACQ) dan asma eksaserbasi.[2,4,6]

Peranan FeNO dalam Terapi Kortikosteroid Inhalasi

Nilai FeNO ≥50 ppb pada dewasa merupakan indikator kuat pasien responsif terhadap terapi kortikosteroid inhalasi. Pada studi observasional di Amerika, keputusan tata laksana pertama didasari berdasarkan keluhan utama, pemeriksaan fisis, spirometri, serta perubahan  tata laksana berdasarkan pengukuran FeNO.[2,3]

Tanpa pengukuran FeNO, klinisi sulit menilai inflamasi saluran pernapasan sebesar 50%, dimana dengan bantuan penilaian FeNo merubah keputusan pengobatan sebanyak 36%. FeNo juga membantu klinisi untuk untuk mengubah pola tata laksana. Sebanyak 90% klinisi mengubah peresepan kortikosteroid inhalasi setelah pemeriksaan FeNO.[2]

Studi meta analisis Wang et al. menyatakan pada pasien asma ringan sampai sedang pengurangan kortikosteroid inhalasi dilakukan ketika FeNO ≥ 50 ppb. Pengurangan yang dilakukan pada nilai tersebut tidak meningkatkan kejadian eksaserbasi.[3]

Studi Price et al. mendapatkan dengan peningkatan nilai FeNO setiap 10 ppb akan terjadi perubahan pada skor asthma control questionnaire (ACQ7) yang lebih tinggi pada grup kortikosteroid inhalasi dibandingkan plasebo selama empat minggu terapi. Peningkatan skor ACQ7 ini signifikan pada pasien dengan nilai FeNO tinggi (FeNO ≥40 ppb).[4]

Studi tersebut menyatakan FeNO sebagai prediktor terhadap terapi kortikosteroid inhalasi agar bisa menjadi alat pelengkap bagi tenaga medis profesional untuk mengoptimalkan tata laksana pasien.[4]

FeNO Sebagai Prediktor Kepatuhan Berobat

FeNO dapat sebagai prediktor yang reliabel untuk menilai respons kortikosteroid inhalasi, yang nilai tingginya berhubungan dengan respons terhadap terapi. Peningkatan nilai FeNO dapat memprediksi respons kortikosteroid inhalasi dalam peningkatan fungsi paru, baik pada dewasa maupun anak. Serta mengurangi gejala (pada fenotip eosinofilik) dan meningkatkan kualitas hidup pasien asma.[6]

Studi oleh Cowan et al. menunjukkan FeNO dapat memprediksi peningkatan gejala asma hanya pada pasien dengan asma eosinofilik setelah mendapatkan terapi kortikosteroid inhalasi selama empat minggu. Kemampuan FeNO untuk memprediksi kortikosteroid terapi lebih relevan saat mengevaluasi pasien dengan gejala nonspesifik respirasi dan belum secara jelas terdiagnosa asma.[6]

FeNO juga dapat digunakan untuk memonitor kepatuhan pada terapi kortikosteroid inhalasi. Nilai FeNO yang persisten tinggi bisa mengindikasikan ketidakpatuhan. Pada studi pasien dengan asma sulit (pasien simptomatik dengan terapi GINA step 4 dan 5) terdapat perbedaan nilai FeNO pada pasien yang patuh dan tidak patuh menggunakan kortikosteroid inhalasi.[2]

Dalam observasi selama 7 hari, pasien yang tidak patuh dalam penggunaan kortikosteroid inhalasi memiliki nilai lebih FeNO tinggi sebanyak 52,4% dibandingkan kelompok patuh (20,4%).[2]

Rekomendasi Penggunaan Fractional Exhaled Nitric Oxide

Di Inggris, penggunaan FeNO merupakan prosedur yang murah dan efektif. Pengukuran FeNO menunjukan sebagai metode yang simpel dan efektif untuk mengidentifikasi pasien yang patuh terhadap kortikosteroid inhalasi ataupun long-acting β2-adrenergic receptor agonist (LABA).[2]

NICE di Inggris Raya merekomendasikan FeNO sebagai penunjang diagnostik dan evaluasi tata laksana dengan terapi kortikosteroid inhalasi. FeNO juga memiliki sifat cost effective, dikatakan setiap pasien dapat menurunkan biaya £43 (setara dengan Rp 790.000). Di Amerika, FeNO digunakan dalam monitoring eksaserbasi dan manajemen. Pengukuran FeNO mengakibatkan menurunnya kedatangan pasien ke instalasi gawat darurat.[2]

Kesimpulan

Fractional Exhaled Nitric Oxide (FeNO) merupakan metode noninvasif, murah, dan mudah untuk mengevaluasi inflamasi saluran napas. Pemeriksaan ini memiliki banyak kelebihan dalam melakukan tata laksana asma baik pada dewasa maupun anak.

Nilai FeNO dapat dijadikan prediktor dalam evaluasi penggunaan kortikosteroid inhalasi pada asma. Nilai FeNO tinggi dapat menjadi indikator kepatuhan pasien dalam menggunakan terapi kortikosteroid inhalasi.

Penggunaan FeNO dapat direkomendasikan baik pada dewasa maupun anak untuk diaplikasikan dalam tata laksana pasien asma. FeNO berpotensi untuk digunakan baik pada tata laksana pertama maupun kedua dan menjadi metode yang penting dan efektif untuk asma terkontrol.

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi