Hubungan antara Kepercayaan Pasien akan Efikasi Terapi Antibiotik pada Appendicitis dengan Luaran Klinis – Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami

Association of Patient Belief About Success of Antibiotics for Appendicitis and Outcomes A Secondary Analysis of the CODA Randomized Clinical Trial

Writing Group for the CODA Collaborative; Zhang IY, Voldal EC, Davidson GH, et al. Association of Patient Belief About Success of Antibiotics for Appendicitis and Outcomes: A Secondary Analysis of the CODA Randomized Clinical Trial. JAMA Surg. 2022 Dec 1;157(12):1080-1087. doi: 10.1001/jamasurg.2022.4765.

layak

Abstrak                                                               

Latar Belakang: Kepercayaan pasien akan kesuksesan suatu terapi dapat mempengaruhi hasil, tetapi hal ini jarang sekali dipelajari pada penelitian yang berkaitan dengan pembedahan.

Objektif: Untuk mempelajari hubungan antara kepercayaan pasien akan kesuksesan terapi dengan hasilnya pada terapi antibiotik untuk appendicitis dalam uji klinis Comparison of Outcomes of Antibiotic Drugs and Appendectomy (CODA).

Desain, Setting, dan Partisipan: Studi ini adalah analisis sekunder dari uji klinis acak CODA. Partisipan dari 25 pusat kesehatan di Amerika Serikat diambil dari 3 Mei 2016 hingga 5 Februari 2020. Partisipan yang termasuk dalam penelitian ini adalah partisipan dengan appendicitis yang secara acak menerima antibiotik dalam penelitian CODA. Setelah informed consent dan sebelum pengacakan, partisipan yang akan mendapat antibiotik diminta untuk menjawab survei yang meliputi pertanyaan mengenai seberapa besar kesuksesan akan terapi antibiotik untuk appendicitis menurut kepercayaan pasien.

Intervensi: Partisipan dibedakan berdasarkan respon dari survei menjadi 3 kelompok kepercayaan, yakni tidak sukses atau tidak yakin, intermediate, dan sangat sukses.

Hasil Utama dan Pengukuran: Tiga hasil luaran dinilai dalam 30 hari, yakni (1) apendektomi, (2) kekecewaan dan ketidakpuasan terhadap terapi, dan (3) tanda dan gejala yang persisten, seperti nyeri perut, nyeri tekan, demam atau menggigil. Hasil luaran dibandingkan antar kelompok dengan menggunakan adjusted risk differences (aRDs), dengan skor kecenderungan disesuaikan dengan faktor sosiodemografik dan klinis.

Hasil: Dari 776 partisipan yang masuk dalam tata laksana antibiotik CODA, total 425 menyelesaikan survei dasar keyakinan sebelum terapi mereka dimulai. Keyakinan dasar meliputi 22% dari partisipan (92 dari 415) memiliki respon tidak sukses atau tidak yakin akan terapi, 51% (212 dari 415) memiliki respon intermediate, dan 27% (111 dari 415) memiliki respon sangat sukses.

Bila dibandingkan dengan kelompok yang memiliki respon tidak sukses atau tidak yakin, individu yang percaya bahwa terapi antibiotik dapat menunjukkan respon yang sukses, memiliki 13% risiko lebih rendah menjalani appendektomi (aRD, -13.49; 95% CI, -24.57 to -2.40). Hasil aRD antara kelompok intermediate dibandingkan kelompok tidak sukses/tidak yakin adalah -5,68.

Bila dibandingkan dengan kelompok yang memiliki respon tidak sukses atau tidak yakin, kelompok intermediate memiliki risiko lebih rendah mengalami tanda dan gejala persisten appendicitis (aRD, -15.72; 95% CI, -29.71 to -1.72) dengan hasil yang menyerupai kelompok sukses (aRD, -15.14; 95% CI, -30.56 to 0.28).

Kesimpulan dan Relevansi: Pasien-pasien yang positif mempercayai kesuksesan antibiotik sebagai terapi appendicitis berhubungan dengan risiko apendektomi yang lebih rendah dan resolusi dari tanda dan gejala appendicitis dalam 30 hari. Hubungan antara kepercayaan dan keyakinan pasien dengan hasil luaran masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

A,Woman,With,Severe,Abdominal,Pain,While,Lying,On,A

Ulasan Alomedika

Kepercayaan dan keyakinan pasien akan kesuksesan suatu terapi dikatakan mempengaruhi hasil luaran dan persepsi kesuksesan terapi. Beberapa contoh dapat terlihat dari studi-studi penelitian dengan plasebo yang dibandingkan dengan terapi lain. Akan tetapi, penelitian jarang menilai kepercayaan pasien akan kesuksesan suatu terapi dan efek potensial dari kepercayaan ini masih belum dimengerti dengan jelas.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara kepercayaan pasien akan kesuksesan terapi antibiotik pada kasus appendicitis dengan luaran yang dinilai yaitu kebutuhan untuk tindakan apendektomi dan gejala appendicitis yang persisten.

Ulasan Metode Penelitian

Pada penelitian ini, survei dasar kepercayaan pasien diberikan untuk menilai kepercayaannya akan kesuksesan antibiotik sebagai terapi appendicitis sebelum terapi dimulai. Partisipan akan ditanyakan mengenai “seberapa sukses terapi antibiotik yang kamu percaya dapat mengobati appendicitis”, kemudian memilih dari skala 0 hingga 10 untuk respon tidak sukses/tidak yakin, intermediate, dan sangat sukses.

Terapi antibiotik yang diberikan pada penelitian ini diberikan selama 10 hari dengan antibiotik oral atau intravena. Apendektomi dianjurkan pada partisipan kelompok antibiotik bila syok septik atau peritonitis difus terjadi, atau bila gejala dan tanda appendicitis memberat dalam waktu 48 jam setelah antibiotik.

Setelah hari ke-30, partisipan akan dievaluasi gejala dan tanda appendcitis yang persisten. Partisipan juga ditanyakan mengenai perasaannya akan terapi appendicitis untuk menilai kekecewaan dan ketidakpuasan akan antibiotik menggunakan Decisional Regret Scale yang sudah divalidasi.

Ulasan Hasil Penelitian

Studi ini fokus pada 3 luaran dalam waktu 30 hari, yakni apendektomi, gejala appendicitis yang persisten, dan ketidakpuasan akan terapi. Pada penelitian ini ditemukan bahwa kelompok partisipan yang tidak percaya/tidak yakin akan kesuksesan antibiotik memiliki risiko tertinggi untuk menjalani tindakan apendektomi yaitu 28%. Kelompok intermediate memiliki risiko menjalani apendektomi sebesar 19%. Sementara itu, partisipan yang percaya terapi antibiotik sukses untuk appendicitis memiliki risiko apendektomi 14%.

Selain itu, risiko partisipan untuk mengalami gejala dan tanda appendicitis yang persisten mencapai 47% pada kelompok yang tidak percaya; 29% pada kelompok intermediate; dan 30%  pada kelompok yang percaya.

Secara umum, terdapat 17% partisipan yang melaporkan ketidakpuasan dan kekecewaan berat akan terapi pada hari ke-30. 19%  pada kelompok partisipan yang tidak percaya, 18%  pada kelompok intermediate, dan 13% pada kelompok yang percaya.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan pada kesuksesan antibiotik berhubungan dengan risiko apendektomi yang lebih rendah dalam waktu 30 hari, serta gejala dan tanda appendicitis yang membaik pada hari ke-30. Akan tetapi, tidak ditemukan adanya hubungan antara kepercayaan partisipan dengan kekecewaan atau ketidakpuasan terhadap terapi.

Kelebihan Penelitian

Kelebihan penelitian ini adalah luaran yang dinilai bermakna secara klinis, yakni hubungan antara kepercayaan pasien terhadap terapi antibiotik pada kasus appendicitis dengan risiko dilakukannya apendektomi, gejala persisten dalam 30 hari setelah antibiotik, serta tingkat ketidakpuasan terhadap terapi yang diterima. Studi ini juga melibatkan sampel yang besar dengan partisipan studi yang berasal dari kelompok etnis bervariasi.

Pada penelitian ini, survei dasar yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai kepercayaan partisipan terhadap terapi antibiotik diberikan setelah membaca informed consent untuk dilakukan pengacakan. Hanya partisipan yang tidak menyadari terapi yang akan didapatkannya saat mengisi survei dasar yang dimasukkan dalam analisis. Hal ini bertujuan untuk menganalisis kepercayaan awal dan menghindari pengaruh dinamika psikologis yang dapat muncul bila partisipan sudah mengetahui terapi yang akan didapatkannya.

Limitasi Penelitian

Limitasi penelitian ini adalah pertanyaan dari survei yang digunakan bukan merupakan pertanyaan standar atau yang sudah divalidasi. Penelitian ini juga tidak menelusuri lebih lanjut bagaimana mereka menginterpretasikan arti dari kesuksesan terapi.

Aplikasi Hasil Penelitian di Indonesia

Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara kepercayaan pasien akan terapi antibiotik dengan risiko yang lebih rendah untuk mengalami apendektomi dan gejala appendicitis yang persisten. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemahaman dan kepercayaan pasien akan kesuksesan suatu terapi ketika membuat keputusan sangatlah penting.

Konsep dari penelitian ini dapat diaplikasikan juga di Indonesia, terutama saat mengedukasi pasien dan menemani pasien dalam membuat keputusan klinis terhadap dirinya. Penelitian ini dengan jelas menunjukkan bahwa dokter harus dapat memberikan informasi yang jelas kepada pasien tentang pilihan dan hasil terapi. Edukasi pasien merupakan keterampilan utama yang harus dikembangkan oleh dokter dan dapat diperkuat dengan menyediakan materi tertulis dari sumber terpercaya dengan bahasa yang mudah dipahami.

Referensi