Berapa lama pasien DM tipe 2 dibekali obat sebelum kontrol ulang? - Diskusi Dokter

general_alomedika

Izin diskusi nya dok, px usis 62 riwayat DM sudh d kembalikan ke faskes pertma dgn obt terakhir d berikan metformin 3x 1 oleh SPPD.. skrg GDP px 152mg/dl....

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Berapa lama pasien DM tipe 2 dibekali obat sebelum kontrol ulang?

    Dibalas 23 Januari 2024, 14:58
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Izin diskusi nya dok, px usis 62 riwayat DM sudh d kembalikan ke faskes pertma dgn obt terakhir d berikan metformin 3x 1 oleh SPPD.. skrg GDP px 152mg/dl. sya masih sdikit khawtir ttg pemberian obat metformin yg d berikan ke pasien 3x1 untuk di bekali selama 1 bulan ,sya khawatir entah d rmh nnti px hipoglikemi menggat d rmh na tidak da alat cek gula dan jauh dr faskes. Bagaimana sebaik nya dok, apakah sy boleh memberikan obat untuk 1 bulan? Apakah Ada gk kemungkinan px terjdi hipoglikemi dgn pemberian metformin trsbt, mohon pencerahan nya dok ...

22 Januari 2024, 13:22
dr. Aditia Reza Romadhoni, Sp.PD
dr. Aditia Reza Romadhoni, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Alo dok, pemberian obat anti diabetes golongan biguanid (misal :metfrormin) dapat diberikan di FKTP.  Dan dapat diberikan selama 1 bulan dengan monitoring pemeriksaan GDP dan atau GD2PP pada tiap bulannya. Dan diinformasikan kepada pasien bila terdapat tanda tanda hipoglikemia (pusing, mengantuk, dan hingga penurunan keadaran) maka pasien pergi ke faskes untuk pemeriksaan  kadar gula darah. Selain itu juga penting untuk mengedukasi pasien agar memerhatikan pola makan.  Apabila pasien seringkali sulit atau nafsu makan menurun maka sarankan kepada pasien untuk sering periksa kadar Gula sebelumnya meminum obat metformin. Walauppun angka kejadian hipoglikemia lebih rendah bila dibandingkan dengan golongan Sulfunil urea.Bila pasien telah diberikan metformin dengan dosis 3 x 1, dan saat bertemu dengan dokter didapatkan hasil GDP 152, maka sebenarnya target GDP masih belum tercapai dokter. Berdasarkan pedoman DM oleh PERKENI terbaru 2019 disebutkan targert GDP secara kapiler ( 80 - 130 mg/dL). Saya lampirkan beberapa nilai parameter lainnya dalam pengendalian DM. Oleh karena itu, bila GDP masih di atas target. Sebaiknya jangan menurunkan dosis obat metformin. Akan tetapi justru harus dikejar untuk bisa mencapai target. Apabila pasien dengan usia 62 tahun tersebut ketika meminum obat metformin tidak didapatkan tanda hipoglikemia (misal pusing, mengantuk, hingga penurunan kesadaran) maka perlu dipikirkan untuk menambah obat OAD lainnya. Dalam penambahan OAD lainnya, maka harus diperhatiakn komorbid apa yang ada di pasien dan sebaiknya dapat dirujuk ke dokter spesialis. TerimakasihSumber: Pedoman pengelolaan dan pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 Dewasa di Indonesia. PERKENI 2019
23 Januari 2024, 11:26
Terimakasih tuk sharing ilmunya dok..🙏
19 Januari 2024, 11:49

ALO Dokter, tidak seperti OAD golongan sulfonilurea dan insulin, metformin jarang menimbulkan hipoglikemia. GDP saat ini 152 mg/ml sepertinya karena meminum OAD secara teratur, selain itu untuk menentukan keberhasilan terapi DM tidak menggunakan GDP melainkan dengan nilai HbA1c. 

Sebaiknya metformin tetap diresepkan selama 3 bulan, hingga saatnya pasien cek HbA1c kembali. Berikut e-prescription yang dapat dijadikan pegangan kita dalam manajemen pasien DM tipe 2: https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-mellitus-tipe-2/panduan-e-prescription

Referensi farmakologi metformin yang menyatakan obat ini tidak berisiko hipoglikemia: https://www.alomedika.com/obat/antidiabetes/oral/metformin/farmakologi

22 Januari 2024, 18:10
Anonymous
Anonymous
Dokter Umum
Baik dokter terimkash bnyak ilmu na dok
22 Januari 2024, 20:30
dr. Aditia Reza Romadhoni, Sp.PD
dr. Aditia Reza Romadhoni, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Alo dokter, selain itu juga pada pasien DM tipe 2 dengan pemberian obat metformin. Apakah pada pasien tersebut terdapat gangguan ginjal. Apabila terdapat gangguan ginjal dengan egfr <30. Maka pemberian metformin perlu diganti dengan obat lain. Karena dapat menimbulkan komplikasi asidosis laktat pada kondisi tersebut
23 Januari 2024, 14:58
dr. Aditia Reza Romadhoni, Sp.PD
dr. Aditia Reza Romadhoni, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Alo dokter, sama sama dok