ALO Dokter, semua pasien cardiac arrest harus diresusitasi, termasuk PJB. Kecuali, ada keputusan DNR yang terdokumentasi akibat kondisi terminal pada pasien, yang diketahui oleh keluarga pasien dan tim medis yang merawat. 

Ikuti algoritme ESC atau AHA ALS - hubungi bantuan, mulai CPR berkelanjutan berkualitas tinggi, defibrilasi ditunjukkan dengan temuan EKG, kemudian kaji dan obati penyebab henti jantung yang dapat dibalik - misalnya hipoksia - oksigen dan kemudian amankan jalan napas, hipotensi - cairan IV dan epinefrin, dll.

Keadaan khusus pada pasien yang baru menjalani operasi jantung untuk PJB perlu pertimbangan dini komplikasi, seperti: 1. tamponade perikardial akibat perdarahan/bekuan - membuka kembali sternotomi, 2. asistol/bradikardia/aritmia - pacing eksternal dini.

referensi DNR: https://www.alomedika.com/kajian-bioetik-dan-medikolegal-dari-do-not-resuscitate

jika memang dia mengalami cardiac arrest ttp dilakukan CPR , terkait ESC yang dikatan apakah ada linknya dan mgkn bsa saling share untuk diskusi, krena ESC setau saya tertulis terkait ICD pada survivor cardiac arrest (ROSC)

Halo dok, mungkin dapat dibaca dan dipahami pada artikel AHA ini, cpr dapat dilakukan pada beberapa case CHD dan dijelaskan pula modifikasi posisi chest compression pada case CHD, namun ada pun cpr dapat menjadi tidak efektif pada case lainnya, itu dijelaskan di dalam artikel. Mohon koreksi
https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/cir.0000000000000524#T2