Pasien usia 56 tahun dengan epistaksis dan riwayat hipertensi - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter. Izin diskusi, syaa punya pasien usia 56 thn dengan riwayat hipertensi, saat ini pasien masuk dengan epistaksis yang saya curigai epistaksis...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Pasien usia 56 tahun dengan epistaksis dan riwayat hipertensi

    Dibalas 15 Maret 2022, 21:39
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo dokter. Izin diskusi, syaa punya pasien usia 56 thn dengan riwayat hipertensi, saat ini pasien masuk dengan epistaksis yang saya curigai epistaksis posterior, tekanan darah 150/99 mmHg. Pertanyaan saya dapatkah saya berikan tampon anterior dengan vasokonstriktor lalu saya rujuk ke sp.tht untuk terapi lanjut? Mohon sarannya dok, terima kasih

15 Maret 2022, 19:40
Alo dok, izin menjawab diskusinya. Untuk Epistaksis masih dapat dilakukan oleh dokter umum karena masih kompetensi 4A.Untuk epistaksis dapat dilakukan pemeriksaan secara objektif (pemeriksaan fisik) dengan Rinoskopi Anterior dan Rinoskopi Posterior serta pemeriksaan Tekanan darah, dan biasanya benar dok pada pasien dengan Hipertensi dapat terjadi epistaksis posterior serta dapat berulang.
Tidak lupa pula untuk pemeriksaan penunjang dok seperti darah perifer lengkap dan CT BT / PT APTTPada penatalaksanaan epistaksis ada 3 prinsip utama yaitu: Menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi, serta mencegah epistaksis berulang.
Untuk tatalaksana epistaksis posterior biasanya digunakan tampon posterior atau biasa dibilangnya tampon Belocq. Setelah perdarahan teratasi rencana lanjutan yaitu mencari sumber perdarahan, lalu dikontrol darah tinggi nya dan menghindari obat-obatan yang dapat meningkatkan perdarahan seperti Aspirin atau Ibuprofen.Untuk kriteria rujukan dapat dilakukan apabila dokter mencurigai adanya tumor rongga hidung atau nasofaring, serta terjadinya epistaksis berulang atau masif.Sumber:
Buku Panduan Praktis Klinis Fasyankes Primer, 2017
15 Maret 2022, 21:39
Alo Dokter, Ijin memberi pendapat Dok.. untuk awalan membedakan epistaksis anterior atau posterior. Pada epistaksis anterior dengan penekanan di area nostril (pleksus kisselbach) selama 5 menit sambil diinspeksi area orofaring apakah masih ada perdarahan aktif dari nasofaring ke bawah dan juga ditanyakan kepada pasien apakah merasakan adanya aliran/tetesan dari area rongga belakang hidung ke tenggorokan. Jika tidak ditemukan perdarahan aktif lagi saat penekanan area nostril maka kemungkinan besar perdarahan berasal dari anterior dan dapat dilakukan tampon anterior.
Namun jika ditemukan perdarahan tetap aktif pada penekananan nostril, dan dari rinoskopi posterior kelihatan sumber perdarahan dari posterior (arteri spenopalatine) maka harus dilakukan tampon posterior dan tampon anterior serta pasien bernapas dari mulut. Kemudian dilakukan penanganan penyakit kausal, penyakit penyerta serta dilakukan observasi. Adapun bila penyakit kausal diluar kompetensi dr.umum maka dapat dilakukan rujukan spesialistik setelah penangananan epistaksis berhasil.Untuk teknik tindakan pemasangam tampon dapat dilihat pada :
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/telinga-hidung-tenggorokan/tampon-hidung/teknikTerimakasih.