Kontrasepsi Oral – Panduan e-Prescription Alomedika

Oleh :
dr. Nurul Falah

Panduan e-Prescription kontrasepsi oral ini dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan pil kontrasepsi oral secara online.

Kontrasepsi oral merupakan metode kontrasepsi dengan obat-obatan hormonal yang efektif mencegah kehamilan. Jenis kontrasepsi oral yang sering digunakan adalah pil kombinasi (estrogen dan progesteron) dan pil progestin (progesteron saja).[1,2]

Pil kombinasi yang terdiri dari estrogen dan progesteron dengan jumlah tetap dalam setiap tablet aktif disebut sebagai pil ’monofasik’, sedangkan pil dengan jumlah kedua hormon yang bervariasi berdasarkan tahanan siklus disebut pil ’bifasik’ dan ’trifasik’.

Pil progestin memiliki angka kegagalan yang lebih tinggi daripada pil kombinasi tetapi dapat dijadikan alternatif bagi ibu hamil dan wanita yang tidak dapat menerima pil estrogen, seperti wanita dengan risiko tinggi trombosis vena, hipertensi, migraine, usia >35 tahun, dan kebiasaan merokok.[3-5]

Indikasi Kontrasepsi Oral

Indikasi kontrasepsi oral adalah untuk mencegah kehamilan. Obat ini dapat diberikan pada wanita yang sedang tidak hamil. Dokter bisa menentukan bahwa pasien “tidak hamil” jika pasien tidak memiliki tanda atau gejala hamil dan bisa memenuhi minimal satu kriteria berikut:

  • Baru ≤7 hari sejak hari pertama haid terakhir dengan siklus dan durasi normal
  • Tidak pernah berhubungan intim sejak haid selesai
  • Aktif menggunakan alat pengaman secara tepat dan konsisten
  • Mengalami abortus spontan atau abortus diinduksi <7 hari terakhir
  • Masih berada dalam 4 minggu masa nifas
  • Masih menyusui secara eksklusif, mengalami amenorea, dan bayinya berusia <6 bulan [6,11]

Peringatan

Pil yang mengandung estrogen tidak direkomendasikan untuk wanita dengan deep vein thrombosis (DVT), emboli paru, penyakit jantung iskemik, infark miokard, dan stroke.

Pasien yang mempunyai faktor risiko penyakit-penyakit tersebut juga tidak disarankan menerima pil berisi estrogen. Contoh faktor risiko adalah diabetes mellitus, hipertensi tidak terkontrol, hiperlipidemia, usia >35 tahun, perokok, penyakit hati, riwayat tirah baring (imobilitas) dalam waktu lama, dan riwayat tromboemboli vena.

Kondisi tertentu seperti lupus eritematosus sistemik, kanker payudara, kanker serviks, migraine dengan aura, transplantasi organ solid, dan penyakit katup jantung juga tidak dianjurkan untuk mendapatkan pil estrogen.[7-9]

Pemeriksaan yang Diperlukan dan Tidak Diperlukan

Meskipun pil yang berisi estrogen memiliki beberapa kontraindikasi, berbagai asosiasi medis saat ini tidak menganjurkan pemeriksaan fisik dan laboratorium komprehensif sebelum peresepan kontrasepsi oral, terutama pada wanita yang sehat. Pemeriksaan lengkap belum terbukti manfaatnya dan dikhawatirkan bisa memakan banyak biaya dan membuat pasien enggan mendapatkan kontrasepsi.

Oleh karena itu, pemeriksaan fisik lengkap dan pemeriksaan laboratorium untuk deteksi penyakit kronis maupun penyakit menular seksual tidak dibutuhkan sebelum peresepan kontrasepsi oral. Dokter dapat menyaring kontraindikasi-kontraindikasi yang disebutkan di atas melalui anamnesis.

Pemeriksaan yang mungkin bermanfaat tetapi tidak wajib adalah pengukuran tekanan darah dan berat badan. Pemeriksaan urine untuk mendeteksi kehamilan mungkin dibutuhkan tetapi dokter juga dapat menggunakan kriteria-kriteria yang telah disebutkan di atas.[5-8]

Medikamentosa

Pil kontrasepsi oral dibedakan menjadi pil kombinasi dan pil progestin. Macam-macam pil kombinasi yang tersedia di Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah.[3]

Tabel 1. Daftar Kontrasepsi Oral Kombinasi di Indonesia

Komponen Estrogen Komponen Progestin Jumlah Tablet Nama Dagang
Monofasik
Etinilestradiol 20 µg Desogestrel 150 µg 28 Mercilon 28
Etinilestradiol 30 µg Gestoden 75 µg 28 Gynera
Desogestrel 150 µg 28 Marve lon 28
Levonorgestrel 150 µg 28 Microgynon
28 Nordette 28
28 Planotab
21 Loette 21
Trifasik
Etinilestradiol 50 µg Linestrenol 2,5 mg 22 Lyndiol
Linestrenol 1 mg 28 Ovostat 28
Etinilestradiol 30 µg Levonorgestrel 50 µg 6 (cokelat) Trinordiol 21
Etinilestradiol 40 µg Levonorgestrel 50 µg 5 (putih) Trinordiol 28
Etinilestradiol 30 µg Levonorgestrel 125 µg 10

7

Triquilar ED

Sumber: PIONAS, 2015.

Dosis dan Aturan Pakai Pil Kombinasi

Pil kombinasi dapat diminum 1 tablet tiap hari pada jam yang sama dan dilanjutkan sesuai petunjuk di pak obat. Bila terlambat 12 jam minum pil, daya kontrasepsi bisa berkurang. Pak pertama dimulai pada hari pertama siklus haid. Bila terlambat memulai, gunakan kontrasepsi tambahan selama 7 hari pertama.

  • Sediaan monofasik 21 tablet: setelah selesai satu pak, berikan interval 7 hari sebelum memulai pak yang baru
  • Sediaan monofasik 28 tablet: setelah selesai satu pak, langsung lanjutkan pak yang baru
  • Sediaan trifasik: mulai dengan tablet berjumlah 6 di hari pertama siklus haid [3]

Dosis dan Aturan Pakai Pil Progestin

Pil progestin dapat diminum 1 tablet per hari, dimulai pada hari pertama siklus dan diminum pada waktu yang sama setiap hari. Jika terlupa minum >3 jam, daya lindung obat bisa berkurang. Tidak perlu tambahan kontrasepsi saat memulai minum obat.

Jika pengguna baru berhenti menggunakan pil kombinasi, pil progestin dapat dimulai segera setelah menyelesaikan paket pil kombinasi tanpa melakukan interval bebas (jika menggunakan tablet everyday atau ED, abaikan tablet inaktif).

Pada wanita yang baru melahirkan, mulai obat setelah 3 minggu melahirkan karena obat dapat meningkatkan breakthrough bleeding jika diberikan lebih awal. Pil progestin tidak memengaruhi kualitas dan kuantitas ASI, sehingga ibu yang menyusui tetap dapat menggunakan pil progestin.[4]

Petunjuk Bila Pasien Lupa Minum Obat

Bila pasien lupa minum obat kontrasepsi oral, ada kemungkinan daya kontrasepsi obat akan berkurang atau menghilang.

Lupa Minum Pil Kombinasi

Waktu kritis kehilangan efek perlindungan kontrasepsi adalah saat pasien lupa minum pil di awal atau akhir siklus (interval bebas pil menjadi lebih panjang). Jika lupa minum pil, sebaiknya pil diminum secepat mungkin saat pasien menyadarinya dan diminum pada waktu biasanya.

Jika terlambat ≥24 jam, khususnya pada periode awal, pil mungkin tidak bisa bekerja. Segera setelah menyadarinya, pasien sebaiknya melanjutkan minum pil secara normal. Akan tetapi, pasien tidak terlindungi selama 7 hari ke depan, sehingga pasien tidak boleh berhubungan seks atau perlu menggunakan kontrasepsi lain seperti kondom.

Bila 7 hari ke depan yang tidak terlindungi ada pada akhir paket obat, paket selanjutnya sebaiknya dimulai segera dengan mengabaikan interval bebas pil (atau pada kasus pil setiap hari, abaikan 7 tablet inaktif). Kontrasepsi darurat dianjurkan jika >2 tablet kontrasepsi oral kombinasi terlewat dari 7 tablet pertama dalam paket.[3]

Lupa Minum Pil Progestin

Bila satu pil terlupa, pasien perlu segera minum pil saat menyadari dan melanjutkan jadwal yang biasa. Bila terlambat 3 jam untuk minum pil, maka daya lindung pil mungkin hilang. Pasien bisa melanjutkan minum pil, tetapi diminta menghindari hubungan seks selama 7 hari berikutnya atau menggunakan kondom.[4]

Referensi