Manfaat Terapi Blue Light untuk Akne Vulgaris

Oleh :
dr. Novianti Rizky Reza, Sp.KK

Terapi blue light merupakan terapi pilihan nonfarmakologi yang sering digunakan untuk akne vulgaris. Manfaat terapi berbasis cahaya ini dinyatakan baik sebagai terapi alternatif maupun tambahan pada terapi farmakologi. [1,2]

Akne Vulgaris atau jerawat merupakan salah satu kelainan pada kulit yang dialami oleh hampir seluruh remaja, dan dapat menetap sampai dewasa. Penatalaksanaan akne vulgaris mencakup terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi lini pertama pada akne vulgaris berupa terapi konvensional baik oral maupun topikal. Namun, beberapa pasien dapat mengalami respon parsial, reaksi simpang, rekurensi, dan juga kontraindikasi terhadap terapi konvensional. Sehingga kadang dipertimbangkan untuk memberi terapi alternatif atau tambahan, di antaranya terapi blue light.[3,4]

shutterstock_1846983466-min

Mekanisme Terapi blue light pada Akne Vulgaris

Terapi berbasis cahaya pada akne vulgaris terdiri dari blue light, red light, dan kombinasi blue dan red light. Blue light memiliki panjang gelombang 415 mm, sedangkan red light 660 mm. Sumber cahaya dapat berupa lampu fluoresen intensitas rendah, tetapi saat ini telah dikembangkan lampu  metal halide yang memiliki intensitas tinggi dengan pita pendek (narrow band). Blue light juga bisa didapatkan dari sinar matahari langsung, tetapi paparan ultraviolet A dari sinar matahari berdampak kerusakan kulit.[3-5]

Mekanisme aksi fototerapi pada akne vulgaris adalah sebagai antibakteri, antiinflamasi, dan menghambat produksi kelenjar sebaceous yang bertahan lama.[3-5]

Antibakteri

Terdapat bukti bahwa porfirin di dalam folikel sebasea secara alami bersifat fotosensitizer endogen terhadap cahaya tampak (visible light). Molekul fotosensitisasi coproporphyrin III dan protoporphyrin IX (PpIX) tersebut diproduksi di kulit terutama oleh mikroorganisme, termasuk Propionibacterium acnes. Sehingga secara teoritis, blue light yang diserap porfirin di dalam bakteri P. acnes akan memproduksi oksigen radikal bebas yang sangat reaktif dan kemudian membunuh bakteri. Namun, belum ada bukti bahwa kolonisasi bakteri P. acnes berkurang setelah terapi blue light. [3-6]

Antiinflamasi

Paparan blue light memiliki efek antiinflamasi pada keratinosit melalui gangguan mediator inflamasi, yaitu mengurangi sitokin yang diinduksi oleh interleukin-1a (IL-1a) dan intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-1). Blue light intensitas tinggi secara signifikan mengurangi 59‒67% lesi inflamasi hingga 8 minggu setelah akhir dari 8 sesi terapi.[3-5]

Menghambat Produksi Kelenjar Sebaceous

Efek fotodinamik lainnya adalah termolisis pembuluh darah yang menuju kelenjar sebaceous, sehingga dapat mengurangi produksi sebum. Jika agen fotosensitizer dioleskan pada kulit yang kemudian terakumulasi pada kelenjar sebaceous, maka paparan cahaya dapat menghancurkan kelenjar sebaceous untuk jangka waktu lama.[3-6]

Manfaat Terapi Blue Light pada Akne Vulgaris

Terapi farmakologi akne vulgaris biasanya kombinasi obat topikal seperti retinoid atau benzoil peroksida, dengan obat oral seperti antibiotik. Pemberian blue light merupakan terapi nonfarmakologi yang dapat diberikan bersamaan dengan terapi farmakologi lain. Penggunaan terapi cahaya secara tunggal, khususnya blue light, dapat menunjukkan perbaikan lesi pada akne vulgaris.[3,7]

Studi analisis dilakukan di Indonesia oleh Onmaya et al pada tahun  2014, dengan desain uji klinis acak terkontrol membandingkan dua sisi wajah (split face) pada 50 subjek. Hasil studi menemukan bahwa pemberian tretinoin 0,05%, antibiotik oral, disertai fototerapi blue dan red light pada akne vulgaris derajat sedang, menunjukkan perbaikan lesi yang lebih baik dibandingkan sisi wajah kontrol tanpa fototerapi (lesi noninflamasi  75,59% vs 54,42%,  dan lesi  inflamasi  89,44% vs 75%). Perbaikan lesi dinilai di minggu ke-4 dan ke-8 setelah fototerapi setiap minggu secara berturut.[7]

Analisis sistematis oleh Mae Scott et al pada tahun 2019 meneliti 14 studi yang melibatkan 698 subjek. Sebagian besar studi dilakukan dalam waktu singkat (<12 minggu), populasi kecil, dan memiliki risiko bias yang tinggi. Pada 3 studi, peneliti melaporkan perbaikan signifikan secara kuantitatif dengan terapi blue light dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan 2 studi hanya melaporkan peningkatan,  4 studi mendapatkan perbedaan yang tidak bermakna, dan lainnya memberikan hasil dalam narasi. Hasil analisis menyebutkan bahwa dokter dan pasien harus mempertimbangkan keseimbangan antara keuntungan, efek samping, serta biaya blue light untuk penanganan akne vulgaris.[2] (2)

Keuntungan Terapi Blue Light

Terapi blue light pada akne vulgaris bersifat noninvasif. Beberapa keuntungan lain dari terapi ini adalah:

  • Aman, efektif, dan tidak menyebabkan efek samping sistemik
  • Mencegah peningkatan resistensi antibiotik
  • Jarang menimbulkan efek samping lokal pada kulit, seperti rasa nyeri dan terbakar, timbul eritema, edema, pustul, krusta, dan eksfoliasi [4,8](4,8)

Efek Samping Terapi Blue Light

Terapi blue light pada umumnya dapat ditoleransi pasien dengan baik , dan berbagai studi melaporkan blue light tidak menyebabkan efek samping yang bermakna. Penelitian oleh Onmaya et al melaporkan efek samping ringan berupa rasa gatal tanpa kelainan fisik yang tampak, sehingga tidak diperlukan terapi khusus. Efek samping lain yang pernah dilaporkan dari penelitian lain misalnya iritasi kulit, kulit kering, kulit mengelupas, rasa gatal atau terbakar, flare up lesi akne, dan perubahan pigmentasi.[2,7,9]

Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Blue Light pada Akne Vulgaris

Studi oleh Boen et al, mendukung terapi blue light untuk pengobatan tambahan akne vulgaris derajat ringan hingga parah. Terutama pada pasien yang tidak membaik dengan terapi topikal dan antibakteri oral, dan pasien yang tidak dapat menggunakan isotretinoin.[1]

Kontraindikasi terapi blue light tidak ada yang mutlak. Penggunaan pada kehamilan dan ibu menyusui dinilai aman, karena panjang gelombang yang spesifik dan terbukti aman.[10]

Cara Pemberian Terapi Blue Light pada Akne Vulgaris

Penggunaan terapi blue light umumnya diberikan bersama dengan terapi farmakologi. Penyebab akne vulgaris terdiri dari multifaktorial sehingga kombinasi terapi diperlukan untuk mengatasi keluhan. Blue light sebagai terapi tunggal umumnya hanya pada setting penelitian.[2,4,11]

Pemberian terapi blue light yang efektif untuk lesi inflamasi adalah 2x seminggu, dapat diulang selama 5 atau 6  minggu. Papul berkurang sekitar 69% dan pustul sekitar 73%  setelah mendapatkan terapi blue light selama 1 minggu.[4,5,11]

Kesimpulan

Terapi blue light dapat menjadi pilihan penatalaksanaan nonfarmakologi akne vulgaris, yaitu sebagai terapi sekunder dari tambahan lini pertama. Terapi blue light sebaiknya sebagai pendamping terapi topikal maupun sistemik. Blue light bekerja sebagai antibakteri transien, antiinflamasi, dan inhibisi kelenjar sebaceous. Keuntungan terapi ini adalah noninvasif, nyaman bagi pasien, meningkatkan kepatuhan pasien, dan menunjukkan hasil yang baik pada lesi inflamasi maupun noninflamasi.

Namun, beberapa hasil studi terkait terapi blue light untuk akne vulgaris hingga saat ini masih melibatkan jumlah subjek yang kecil. Mengingat akne adalah kasus yang umum, maka diperlukan uji klinis yang lebih besar untuk menambah keyakinan klinisi pada terapi ini. Saat ini, harus dipertimbangkan keseimbangan antara keuntungan, efek samping, serta biaya dalam penggunaan blue light.

Referensi