Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
general_alomedika 2022-07-14T15:16:49+07:00 2022-07-14T15:16:49+07:00
Vitamin B1 (Thiamine)
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Vitamin B1 (Thiamine)

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Vitamin B1 atau tiamin adalah vitamin larut air yang merupakan mikronutrien esensial bagi tubuh. Vitamin B1 berperan penting dalam metabolisme glukosa menjadi energi. Tubuh manusia tidak bisa menghasilkan vitamin B1. Oleh karena itu, vitamin B1 harus didapatkan dari makanan sumber, seperti gandum utuh, daging, dan ikan. Selain itu vitamin B1 juga dapat difortifikasi dalam berbagai makanan, misalnya serealia, susu formula  bayi dan roti.[1,2]

Kadar vitamin B1 dalam makanan dapat menurun akibat pemanasan pada proses memasak, memanggang, dan pasteurisasi. Makanan yang diproses juga akan kehilangan kadar vitamin B1. Sebagai contoh, nasi putih memiliki kadar  vitamin B1 yang lebih rendah dibandingkan nasi cokelat.[1,2]

Sebagian besar vitamin B1 diabsorpsi di jejunum bagian proksimal. Di dalam tubuh, vitamin B1 atau tiamin akan diubah menjadi bentuk aktif, yaitu tiamin pirofosfat (TPP) lalu dikirim ke sel-sel yang memiliki metabolisme tinggi, seperti sel-sel otak, hepar, pankreas, jantung, serta otot polos dan otot rangka. Metabolisme vitamin B1 terjadi di hepar, dan eksreksinya melalui ginjal.[3]

Rekomendasi asupan harian vitamin B1 pada orang dewasa sehat dengan jenis kelamin laki-laki adalah 1,2 mg/hari, sedangkan pada wanita dewasa kebutuhan berkisar 1,1 mg/hari. Pada anak usia 1–8 tahun rekomendasi asupan vitamin B1 berkisar 0,5-0,6 mg/hari, usia 9–13 tahun berkisar 0,9 mg/hari.[4]

Indikasi suplementasi vitamin B1 atau tiamin adalah sebagai terapi lini pertama untuk kasus defisiensi vitamin B1, seperti beri-beri dan sindrom Wernicke-Korsakoff. Beberapa faktor risiko defisiensi vitamin B1, antara lain alkoholisme, malnutrisi, refeeding syndrome, operasi bariatrik, dan penyandang diabetes.[1,2,5]

Secara umum, konsumsi vitamin B1 secara oral sangat jarang menyebabkan toksisitas maupun efek samping. Jika digunakan secara parenteral, vitamin B1 berisiko menyebabkan reaksi anafilaksis dan henti jantung mendadak, meskipun jarang terjadi. Pada wanita hamil dan menyusui, penggunaan vitamin B1 sesuai dosis rekomendasi dilaporkan cukup aman.[6,7]

Nama kimia: 3-(4-Amino-2-methyl-5-pyrimidinyl)methyl)-5-(2- hydroxyethyl)-4-methylthiazolium chloride.[5]

Tabel 1. Deskripsi Singkat Vitamin B1

Perihal Deskripsi
Kelas Vitamin dan Mineral[8,9]
Subkelas Vitamin B1[8,9]
Akses

Per oral: dijual bebas

Injeksi: resep[10]

Wanita hamil

Kategori FDA: A

Jika diberikan di atas dosis rekomendasi: Kategori C[6]

Kategori TGA: tidak tercantum[11]
Wanita menyusui Diekskresikan ke dalam air susu ibu[12]
Anak-anak Apabila diperlukan dan sesuai aturan[6]
Infant Apabila diperlukan dan sesuai aturan[6]
FDA

Approved[6]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Office of Dietary Supplements. Thiamin. NIH. 2021 https://ods.od.nih.gov/factsheets/Thiamin-HealthProfessional/
2. Pacei F, Tesone A, Laudi N, Laudi E, Cretti A, Pnini S, Varesco F, Colombo C. The Relevance of Thiamine Evaluation in a Practical Setting. Nutrients. 2020 Sep 13;12(9):2810. doi: 10.3390/nu12092810.
3. Anonim. Thiamine. Drugbank. 2022 https://go.drugbank.com/drugs/DB00152
4. Kementerian Kesehatan RI. Angka Kecukupan Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;2019.
5. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 1130, Thiamine. 2022. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/thiamine#section=Top.
6. American Society of Health-System Pharmacists. Thiamin. Drugs.com. 2021. https://www.drugs.com/monograph/thiamine.html#
7. Martel JL, Kerndt CC, Doshi H, et al. Vitamin B1 (Thiamine) StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482360/
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Daftar Obat Esensial Nasional. 2017. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-395-2017_ttg_Daftar_Obat_Esensial_Nasional_.pdf.
9. The World Health Organization. WHO Model Lists of Essential Medicines. WHO 2017 http://www.who.int/medicines/publications/essentialmedicines/en/.
10. BPOM: Badan Pengawas Obat dan Makanan. Tiamin (Vitamin B1). 2015 . http://pionas.pom.go.id/monografi/tiamin-vitamin-b1
11. TGA: Therapeutic Goods Administration Department of Health Australian Government. The Australian categorisation system for prescribing medicines in pregnancy. 2022. https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-database# .
12. Allen, L.H., B Vitamins in Breast Milk: Relative Importance of Maternal Status and Intake, and Effects on Infant Status and Function. Advances in Nutrition: An International Review Journal, 2012. 3(3): p. 362-369.

Farmakologi Vitamin B1 (Thiamine)

Artikel Terkait

  • Penggunaan Vitamin B untuk Penanganan Kasus Kelelahan
    Penggunaan Vitamin B untuk Penanganan Kasus Kelelahan
  • Manfaat Suplementasi Vitamin B pada Pasien dengan Infeksi Virus Akut
    Manfaat Suplementasi Vitamin B pada Pasien dengan Infeksi Virus Akut
  • Dampak Peresepan Vitamin B Kompleks secara Berlebihan
    Dampak Peresepan Vitamin B Kompleks secara Berlebihan
  • Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
    Suplementasi Vitamin B pada Cemas dan Depresi
Diskusi Terbaru
dr. Gabriela Widjaja
1 hari yang lalu
Penggunaan Epinefrin dengan Anestesi Lokal di Jari Tangan dan Kaki Aman - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Penggunaan epinefrin sebagai tambahan anestesi lokal dulunya didogma berbahaya karena dianggap bisa menyebabkan nekrosis akibat vasokonstriksi....
Anonymous
1 hari yang lalu
Vitamin A diberikan sampai anak umur berapa
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok untuk pemberian vitamin A yg rutin di bulan Febuari dan Agustus itu rutin diberikan sampai anak umur berapa? apa cukup di 1 tahun pertama saja atau harus...
Anonymous
1 hari yang lalu
Induksi persalinan di puskesmas
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok.Izin bertanya, kapan kita bisa memutuskan induksi persalinan dg oxytocin jika setting nya di puskesmas ?Dan bagaimana prosedurnya yang tepat dlm...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.