Pemeriksaan AFP sebagai Penanda Karsinoma Hepatoseluler

Oleh :
dr. Ardi Putranto Ari Supomo, Sp. PK

Pemeriksaan alpha fetoprotein (AFP) merupakan pemeriksaan antigen onkofetal yang sering digunakan sebagai penanda karsinoma hepatoseluler. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mempelajari panel diagnostik neoplasma hepar, tetapi AFP merupakan pemeriksaan yang banyak digunakan. AFP terbukti sebagai penanda karsinoma hepatoseluler paling baik selama hampir 60 tahun penggunaannya.[1,2]

Karsinoma hepatoseluler (hepatocellular carcinoma / HCC) adalah kanker gastroenterologi paling sering dilaporkan di dunia, dengan sedikit terapi efektif. Insidensi HCC di dunia lebih dari 600.000 kasus per tahun. Prevalensi HCC di wilayah Asia termasuk tinggi karena kasus infeksi hepatitis B dan hepatitis C yang tinggi.[1,2]

Pemeriksaan AFP sebagai Penanda Karsinoma Hepatoseluler-min

Pemeriksaan Alpha Fetoprotein (AFP)

Alpha fetoprotein (AFP) merupakan plasma protein yang diproduksi oleh kantung embrionik dan sel hati janin. AFP adalah glikoprotein yang mempunyai berat molekul 70 kD (kiloDalton). Pada kehamilan, pemeriksaan kadar AFP dalam serum, cairan amnion, atau urin biasa dilakukan untuk skrining kelainan kongenital atau ketidaknormalan kromosom janin. Sedangkan pada pasien dewasa, pemeriksaan kadar AFP dalam serum bertujuan untuk skrining berbagai kelainan yang mengarah kepada tumor atau keganasan.[2,3]

Kadar Normal Alpha Fetoprotein

Pada kondisi normal, AFP tidak terdeteksi pada usia dewasa. Kadar normal AFP untuk laki-laki dewasa dan perempuan tidak hamil bervariasi tiap umur dan ras, kebanyakan berkisar 0−40 ng/ml (nanogram per mililiter).[2,3]

Pada kehamilan, kadar AFP normal meningkat pada usia kehamilan 14 minggu dan kemudian menurun setelah 32 minggu. Pemeriksaan kadar AFP yang dikombinasikan dengan tes lain pada kehamilan dapat digunakan sebagai skrining kelainan bawaan janin, seperti neural tube defectspina bifidaDown syndrome, dan gastroschisis. Puncak kadar AFP pada kehamilan  adalah antara usia kehamilan 15−20 minggu, yaitu 10−150 ng/ml.[2,3]

Peningkatan Kadar Alpha Fetoprotein

Peningkatan serum AFP pada laki-laki dewasa dan perempuan tidak hamil dapat menunjukkan kondisi sebagai berikut:

  • Kanker hati dan kanker hati yang bermetastasis
  • Hepatitis dan sirosis hepatis

  • Tumor sel germinal dan tumor kantong embrional
  • Ataksia telangiektasis yang disebabkan oleh mutasi genetik autosomal resesif [2,3]

Kadar AFP >200 ng/ml pada dewasa dengan penyakit sirosis hepatis merupakan indikasi kuat komplikasi neoplasma hepar. Peningkatan kadar AFP semu (positif palsu) dapat ditemukan pada kondisi sebagai berikut:

  • Paparan radioaktif, kurang lebih hingga 2 minggu pasca pemeriksaan radiologi
  • Kehamilan kembar
  • Kehamilan dengan diabetes melitus
  • Merokok
  • Ras, dimana AFP sedikit lebih tinggi pada perempuan dengan ras kulit hitam dan lebih rendah pada perempuan ras asia, jika dibandingkan dengan perempuan ras kulit putih
  • Berat badan, yaitu kadar AFP pada perempuan yang berat badan <45 kg lebih tinggi 68% dibandingkan perempuan dengan berat badan >85 kg[2,3]

Penggunaan Pemeriksaan AFP pada Penyakit Karsinoma Hepatoseluler

Pemeriksaan serum AFP sudah banyak dikenal sebagai prediktor penyakit HCC. Selain itu, AFP juga bisa digunakan sebagai prediktor kekambuhan HCC pasca transplantasi hati. Sekresi AFP berhubungan dengan buruknya bentuk tumor secara histologi, yang mencerminkan keganasan dari tumor tersebut.[3,6,7]

Pemeriksaan AFP pada pasien dengan penyakit hati kronik dapat membantu penegakkan diagnosis HCC. Kadar AFP serum serial yang konstan meningkat merupakan tanda bahwa penyakit hati kronik mengalami komplikasi HCC. Pasien sirosis hepatis dengan hasil AFP serum yang fluktuatif menunjukkan onset akut dari hepatitis virus, atau perburukan menuju tahapan HCC.[3,6,7]

Pemilihan AFP sebagai panel laboratorium untuk HCC bukan tanpa alasan. Terdapat hubungan erat antara AFP dan HCC, di antaranya teori mekanisme overexpression AFP, peran AFP sebagai pro-proliferative protein, hubungan kadar AFP dengan staging HCC, dan hubungan AFP dengan angiogenesis pada sel HCC.[3,6,7]

Nilai AFP untuk Dugaan Karsinoma Hepatoseluler

Studi meta analisis tahun 2020 mendapatkan beberapa penelitian mengenai nilai AFP sebagai cut-off tersangka HCC, yaitu

  • Ambang batas AFP 400 ng/mL menunjukkan sensitivitas 32% dan spesifisitas 99%
  • Ambang batas AFP 200 ng/mL menunjukkan sensitivitas 49% dan spesifisitas 98%
  • Ambang batas AFP 20‒100 ng/mL menunjukkan sensitivitas 61% dan spesifisitas 86%

Hasil studi menunjukkan bahwa kadar AFP 400 ng/mL mempunyai spesifisitas lebih baik dibandingkan kadar AFP lainnya, artinya kadar tersebut secara akurat dapat mendiagnosis penyakit HCC.[6]

Nilai AFP untuk Prediktor Kekambuhan Karsinoma Hepatoseluler

Sistem skoring berdasarkan penelitian kohort di Italia menyebutkan bahwa kadar AFP di atas 1.000 ng/mL mempunyai nilai signifikan dalam prediktor kekambuhan HCC pasca transplantasi hati. Selain kadar AFP, sistem skoring RETREAT (The Risk Estimation of Tumour Recurrence after Transplant) juga  terdiri dari diameter tumor aktif terbesar, jumlah tumor aktif, dan invasi mikrovaskuler.[7]

Nilai AFP untuk Monitoring Terapi dan Prognosis Karsinoma Hepatoseluler

Selain sebagai panel diagnosis, skrining, prediktor, dan staging HCC, AFP juga dapat digunakan sebagai monitoring terapi dan prognosis HCC. Kadar AFP dapat digunakan juga sebagai antigen onkofetal, yang kedepannya akan berguna sebagai terapi imun dalam penatalaksanaan HCC. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, tetapi dengan penelitian yang banyak dilakukan dapat membuat terapi HCC di masa depan semakin baik.[1]

Kesimpulan

Angka kejadian karsinoma hepatoseluler (hepatocellular carcinoma / HCC) cukup tinggi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang memiliki insidensi viral hepatitis yang tinggi. HCC sering terdeteksi pada fase akhir/terminal, sehingga HCC menjadi salah satu keganasan dengan mortalitas tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan penanda diagnosis HCC yang spesifik dan dapat digunakan untuk skrining pada kelompok risiko tinggi. Penelitian tentang diagnosis HCC telah banyak dilakukan, termasuk penelitian yang menggunakan panel laboratorium alfa feto protein (AFP).

AFP menjadi salah satu panel laboratorium spesifik yang dapat mendiagnosis HCC,  karena AFP adalah glikoprotein yang spesifik dibentuk di kantung embrionik dan sel hati janin. Selain itu, terdapat beberapa teori yang berkembang, di antaranya mekanisme overexpression AFP, peran AFP sebagai pro-proliferative protein, hubungan kadar AFP dengan staging HCC, dan hubungan antara AFP dengan angiogenesis pada sel HCC.

Penelitian meta analisis tahun 2020 menetapkan kadar cut-off nilai AFP yang dapat mendeteksi HCC, yaitu 400 ng/mL dengan spesifisitas mencapai 99%. Sedangkan kadar AFP yang signifikan sebagai prediktor kekambuhan HCC pasca transplantasi hati sebesar 1000 ng/mL.

Referensi