Pendekatan Nonfarmakologi untuk Depresi dan Kecemasan pada Pasien Dementia dan Mild Cognitive Impairment (MCI)

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ

Depresi dan kecemasan merupakan masalah psikiatri yang sering ditemukan pada pasien dengan dementia dan mild cognitive impairment (MCI). Prevalensi depresi pada pasien lansia dengan dementia sekitar 43% dan pada pasien dengan MCI sekitar 38%. Sementara itu, prevalensi gejala kecemasan juga relatif tinggi pada pasien dengan dementia dan MCI, dengan perkiraan prevalensi mencapai 71%.[1-4]

Gejala cemas dan depresi pada pasien dengan MCI telah dikaitkan dengan konversi ke dementia yang lebih cepat dan berhubungan dengan kasus dementia yang lebih berat. Oleh karenanya, gejala-gejala cemas dan depresi pada populasi ini harus mendapatkan penanganan adekuat.[3]

Asian,Senior,Woman,Feeling,Stressed,worried,Female,Bites,Finger,Nails,In

Pada umumnya, intervensi farmakologis tidak direkomendasikan untuk populasi ini. Berbagai intervensi psikoterapi dan psikososial telah dilaporkan efektif digunakan untuk menurunkan gejala cemas dan depresi pada pasien dengan dementia dan MCI, sehingga dapat menjadi alternatif terapi yang baik.[1,4,5]

Keterbatasan Manajemen Farmakologi Kecemasan dan Depresi pada Pasien dengan Dementia dan Mild Cognitive Impairment

Manajemen farmakologi telah banyak dilaporkan kurang efektif untuk penanganan cemas dan depresi pada populasi pasien dementia dan mild cognitive impairment (MCI). Penggunaan obat juga berisiko menimbulkan efek samping lebih berat pada pasien dementia dan MCI yang mayoritas dialami oleh lansia. Obat hanya digunakan jika modalitas nonfarmakologi atau modifikasi lingkungan kurang memberi hasil memuaskan.[1]

Penggunaan obat-obatan pada lansia harus mempertimbangkan kemungkinan efek samping obat, interaksi dengan obat yang rutin dikonsumsi, serta kondisi medis lain yang dialami pasien. Dokter juga perlu mempertimbangkan adanya gangguan psikiatri lain seperti gangguan tidur, serta bagaimana respon terapi sebelumnya.[2,6,7]

Pendekatan Nonfarmakologi dalam Manajemen Kecemasan dan Depresi pada Pasien dengan Dementia dan Mild Cognitive Impairment

Karena penurunan kapasitas fisik akibat usia, maka penggunaan manajemen farmakologis untuk cemas dan depresi pada pasien dementia dan mild cognitive impairment (MCI) tidak direkomendasikan. Manajemen perilaku dan psikologis lebih direkomendasikan pada populasi ini. Terapi nonfarmakologi bisa diberikan sebagai intervensi tunggal, tetapi dilaporkan lebih efektif bila diberikan dalam bentuk kombinasi.[1,8]

Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

Cognitive behavioral therapy (CBT) dalam penanganan cemas dan depresi pada dementia dan MCI mencakup terapi aktivasi perilaku dan problem solving therapy (PST). CBT dilaporkan efektif dalam menurunkan gejala depresi, meningkatkan angka remisi depresi, memperbaiki kualitas hidup, dan aktivitas sehari-hari. Di sisi lain, manfaat CBT pada kecemasan masih belum pasti. Beberapa studi menunjukkan efektif, namun ada juga yang melaporkan tidak efektif untuk penanganan kecemasan pada pasien dengan dementia dan MCI.[1,9]

Dementia dan MCI kebanyakan dialami populasi lansia. CBT pada pasien lansia, terutama dengan dementia, harus diberikan dalam bentuk yang disederhanakan. CBT lebih difokuskan pada prinsip-prinsip identifikasi, distraksi, dan relaksasi. Penggunaan metode kognitif yang mendalam tidak memungkinkan karena sering terdapat keterbatasan dalam kemampuan komunikasi dan kognisi.[6]

Stimulasi Kognitif (Cognitive Training)

Stimulasi kognitif adalah modalitas latihan kognitif yang terdiri dari aktivitas-aktivitas kognitif berkelompok. Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki fungsi kognitif dan aktivitas sosial. Aktivitas yang dilakukan terdiri dari latihan peningkatan memori, orientasi, dan rekreasional. Metode ini dilaporkan efektif dalam mengatasi gejala depresi.[8,10]

Terapi Suportif

Salah satu teknik terapi suportif adalah dengan mendorong self-efficacy, yaitu mendorong keyakinan seseorang mengenai kemampuan dan kapasitasnya dalam mengatasi berbagai situasi yang terjadi dalam kehidupannya. Self-efficacy yang tinggi berhubungan dengan afek negatif yang rendah, termasuk cemas dan depresi. Self-efficacy yang tinggi juga berkaitan dengan afek positif yang tinggi dan kualitas hidup yang lebih baik pada pasien dengan dementia.[1,4]

Teknik terapi suportif lain yang bisa digunakan adalah dengan kombinasi reassurance dan pemberian dukungan sosial yang dibutuhkan oleh pasien. Dokter dan pasien juga perlu mengupayakan untuk menghilangkan faktor presipitasi atau pemicu kecemasan, merespon kebutuhan pasien yang mungkin belum terpenuhi, menjaga lingkungan  yang tenang dan nyaman, serta mendukung rutinitas yang stabil.[2]

Teknik Nonfarmakologi Lain

Pendekatan nonfarmakologi lain yang bisa digunakan adalah terapi seni, musik, program olahraga, dan penggunaan aromaterapi. Namun, bukti efikasi intervensi ini masih sangat terbatas.[1,2]

Teknik lain yang pernah diteliti adalah Sonas. Teknik ini dilakukan dengan stimulasi mutisensori yang terdiri dari stimulasi musik dan lagu pembuka, olahraga dengan diiringi musik, stimulasi penciuman, sesi bernyanyi bersama, relaksasi dengan musik dan pijat, membaca puisi, sesi bernyanyi bersama, dan musik penutup. Terapi dilakukan 2 kali seminggu selama 24 minggu. Teknik ini dilaporkan efektif dalam menurunkan gejala depresi tapi tidak kecemasan pada pasien dengan dementia.[5]

Kesimpulan

Kecemasan dan depresi sering ditemukan pada pasien dengan dementia dan mild cognitive impairment (MCI). Adanya gejala cemas dan depresi berhubungan dengan luaran klinis yang lebih buruk pada populasi pasien ini. Terlebih lagi, dementia dan MCI kebanyakan dialami lansia dimana farmakoterapi sebaiknya dihindari karena risiko efek samping dan interaksi obat yang lebih tinggi.

Pada populasi pasien dementia dan depresi yang menunjukkan gejala kecemasan dan depresi, pendekatan nonfarmakologi lebih disukai. Cognitive behavioral therapy, stimulasi kognitif, olahraga, terapi musik, dan terapi suportif merupakan beberapa intervensi yang dapat digunakan. Intervensi tersebut sebaiknya digunakan sebagai kombinasi karena telah dilaporkan menghasilkan luaran yang lebih baik.

Referensi