Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pemeriksaan Buta Warna general_alomedika 2023-02-03T09:57:58+07:00 2023-02-03T09:57:58+07:00
Pemeriksaan Buta Warna
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pendahuluan Pemeriksaan Buta Warna

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Pemeriksaan buta warna adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi defisiensi penglihatan warna yang disebabkan baik oleh kelainan herediter atau kelainan yang didapat. Pemeriksaan buta warna merupakan bagian dari pemeriksaan neurooftalmologi. Hingga kini, belum ada konsensus yang menentukan jenis pemeriksaan buta warna yang paling ideal.[1,2]

Penglihatan warna adalah kemampuan mata untuk mendeteksi dan membedakan sinar-sinar dengan panjang gelombang yang berbeda. Penglihatan warna bergantung pada 3 jenis fotoreseptor sel kerucut yakni sel kerucut biru (tritan atau s cones), sel kerucut hijau (deuteran atau m cones), dan sel kerucut merah. Penglihatan warna yang normal membutuhkan ketiga jenis sel kerucut tersebut yang berfungsi normal untuk memadukan ketiga warna primer.[3,4]

shutterstock_414986044-min

Indikasi pemeriksaan buta warna umumnya adalah sebagai persyaratan dasar untuk mendaftar sekolah atau institusi tertentu seperti angkatan laut, akademi penerbangan, farmasi, kedokteran, teknik mesin, dan profesi lainnya yang membutuhkan penglihatan warna yang normal.

Indikasi lain pemeriksaan buta warna adalah skrining buta warna herediter, bila ditemukan kelainan pada pemeriksaan fundus, pasien yang mengeluhkan gangguan penglihatan warna yang baru saja terjadi, dan sebagai pemeriksaan pelengkap untuk pemeriksaan visus.[2,4]

Pemeriksaan buta warna secara garis besar mengklasifikasikan pasien menjadi trikromatik (penglihatan warna normal), dikromatik (buta warna akibat tidak adanya salah satu jenis sel kerucut), anomali trikromatik (gangguan fungsi salah satu sel kerucut), dan monokromatik (hanya sel kerucut biru dan sel batang).

Teknik pemeriksaan buta warna yang masih dilakukan sampai sekarang ini dapat berupa plates pseudoisokromatik, pemeriksaan panel (membedakan dan menyusun warna), pemeriksaan lentera, anomaloskopi, dan pemeriksaan dengan komputer.

Plate pseudoisokromatik yang paling banyak dan paling mudah digunakan adalah pemeriksaan Ishihara. Pemeriksaan Ishihara dapat mendeteksi buta warna merah-hijau.

Pemeriksaan panel seperti Farnsworth-Munsell 100 hue test dan Farnsworth Panel D-15 mengharuskan pasien menyusun tablet-tablet berwarna sesuai hue warna secara berurutan. Pemeriksaan panel membutuhkan waktu pemeriksaan yang lebih lama, namun dapat menentukan klasifikasi dan tingkat keparahan buta warna yang dialami pasien.[2,5,6]

Pemeriksaan lentera yang masih ada sampai sekarang adalah lentera Clinical, Aviation, and Maritime (CAM) yang menggunakan lampu-lampu menyerupai sinyal di angkatan udara atau laut. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi buta warna, namun kurang akurat dalam klasifikasi dan derajat buta warna.

Pemeriksaan buta warna menggunakan anomaloskopi adalah instrumen standar untuk pemeriksaan buta warna merah-hijau. Pemeriksa membutuhkan pelatihan khusus untuk dapat melakukan interpretasi hasil anomaloskopi dan tidak banyak fasilitas kesehatan yang memiliki alat pemeriksaan ini.[7-9]

Pemeriksaan buta warna dengan komputer berupa Color Assessment and Diagnostic Test (CAD Test) dan Cambridge Color Test (CCT) merupakan teknik pemeriksaan buta warna yang cukup baru. Pemeriksaan CAD Test dikembangkan untuk menggantikan pemeriksaan anomaloskopi. Pemeriksaan buta warna dengan komputer memberikan hasil secara otomatis dan dapat melakukan klasifikasi buta warna beserta tingkat keparahannya.[10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Cole BL. Assessment of inherited colour vision defects in clinical practice. Clin Exp Optom. 2007 May;90(3):157-75.
2. Pandey N, Chandrakar AK, Garg ML. Tests for color vision deficiency: Is it time to revise the standards? Indian J Ophthalmol. 2015 Sep;63(9):752-3.
3. Kanski JJ, Bowling B. Kanski's clinical ophthalmology: A systematic approach. 8th edition. Edinburgh: Elsevier; 2016.
4. Jadhav A, Sg PK, Kundu S. Importance of colour vision testing in school based eye health examination. Community Eye Health. 2017;30(98):S24-S25.
5. Mantyjarvi M. Normal test scores in the Farnsworth-Munsell 100 hue test. Doc Ophthalmol. 2001 Jan;102(1):73-80.
6. American Academy of Ophthalmology. Basic and clinical science course 2017-2018: Neuro-Ophthalmology. San Francisco: AAO; 2017.
7. Health and Safety Executive. Colour vision examination: A guide for occupational health providers. 2005. www.hse.gov.uk/pubns/ms7.pdf
8. Marechal M, Delbarre M, Tesson J, Lacambre C, Lefebvre H, Froussart-Maille F. Color Vision Tests in Pilots' Medical Assessments. Aerosp Med Hum Perform. 2018 Aug 1;89(8):737-743.
9. Mercer ME, Drodge SC, Courage ML, Adams RJ. A pseudoisochromatic test of color vision for human infants. Vision Res. 2014 Jul;100:72-7.
10. Ryan SJ, Schachat AP, Wilkinson CP, Hinton DR, Wiedemann P. Retina. 5th edition volume I. Philadelphia: Elsevier Health Sciences; 2012.

Indikasi Pemeriksaan Buta Warna
Diskusi Terkait
dr. Dianty Suraya
04 November 2022
Aplikasi test buta warna - Mata Ask the Expert
Oleh: dr. Dianty Suraya
5 Balasan
ALO dr. Utami Noor, Sp.MIjin bertanya dok, Sebenarnya seberapa akurat pemeriksaan buta warna melalui aplikasi pada handphone?Apakah aplikasi tes buta warna...
dr. Hudiyati Agustini
23 Maret 2022
Seorang dokter anestesi menderita buta warna - Mata Ask The Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO dr. M. Syauqie, SpM.. saya pernah bekenalan dengan spesialis anestesi yang menderita buta warna. Apakah obat2an anestesi berisiko menyebabkan buta warna...
dr. Nurul Falah
05 Mei 2021
Penanganan Buta Warna Parsial - Mata Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo Dr. dr. M. Sidik, Sp. M(K) , izin bertanya dokter.Bagaimana efikasi penggunaan kacamata atau lensa kontak khusus dalam tatalaksana buta warna parsial...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.