Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Resusitasi Jantung Paru general_alomedika 2023-02-17T10:26:15+07:00 2023-02-17T10:26:15+07:00
Resusitasi Jantung Paru
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pendahuluan Resusitasi Jantung Paru

Oleh :
dr. Regina Putri Apriza
Share To Social Media:

Resusitasi jantung paru (RJP) atau cardiopulmonary resuscitation (CPR) merupakan pertolongan pertama yang sangat penting dalam penanganan henti jantung mendadak. Henti jantung mendadak masih menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia, yaitu sekitar 300.000 kasus/tahun di Amerika Serikat. Survival rate <10% pada out of hospital cardiac arrest (OHCA) dan <20% pada in hospital cardiac arrest (IHCA).[1]

Henti jantung umumnya karena penyakit struktur jantung, di mana kasus terbanyak adalah penyakit jantung koroner (70%). Penyebab lain di antaranya gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, kelainan arteri koroner kongenital, displasia aritmogenik ventrikel kanan, kardiomiopati obstruktif, dan tamponade jantung. Selain itu, penyebab nonstruktur jantung yang dapat menyebabkan henti jantung seperti sindrom Brugada, sindrom Wolff-Parkinson-White, dan sindrom long QT congenital.[2-4]

Etiologi non-kardiak yang dapat menyebabkan henti jantung yaitu perdarahan intrakranial, emboli paru, pneumotoraks, henti napas, toksisitas, overdosis obat, ketidakseimbangan elektrolit, sepsis, hipotermi, dan trauma.[2-4]

Salah satu cara untuk menyelamatkan nyawa pasien henti jantung adalah  bantuan hidup dasar (basic life saving / BLS). Bantuan hidup dasar terdiri dari pengenalan dini terhadap henti jantung dan aktivasi sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT), resusitasi jantung paru (RJP), dan defibrilasi menggunakan automated external defibrillator (AED).[1]

RJP adalah serangkaian tindakan penyelamatan nyawa, untuk meningkatkan kemungkinan seseorang hidup setelah mengalami henti jantung. RJP terdiri dari komponen kompresi dada dan ventilasi. Pada satu dekade terakhir, pembahasan tentang pentingnya kualitas RJP telah banyak dilakukan.[1]

Referensi

1. Bon CA. Cardiopulmonary Resuscitation (CPR). Medscape. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/1344081-overview#a1
2. Merchant RM, Topijan AA, Panchal AR, et al. Part 1: Executive Summary: 2020 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation. 2020; 142 (suppl 2): S337-S357
3. Panchal AR, Bartos CJ, Cabanas JG, et al. Part 3: Adult Basic and Advanced Life Support. Circulation. 2020; 142 (suppl 2): S366-468
4. Perkins GD, Graesner Jan-Thorsen, Semeraro F, et al. European Resuscitation Council Guidelines 2021: Executive Summary, Resuscitation. 2021;161:1-60

Indikasi Resusitasi Jantung Paru

Artikel Terkait

  • Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
    Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
  • Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
    Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
  • Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
    Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
  • RJP pada Pasien Suspek atau Terkonfirmasi COVID-19
    RJP pada Pasien Suspek atau Terkonfirmasi COVID-19
  • Terapi Hipotermia pada Pasien Henti Jantung dengan Irama Jantung Non-Shockable
    Terapi Hipotermia pada Pasien Henti Jantung dengan Irama Jantung Non-Shockable

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
10 September 2022
Semua pasien tidak sadar dengan nadi (-) apakah perlu di RJP?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Ijin tanya ts, jika kita mendapatkan px yg sudah tdk teraba nadinya, suara jantung dan paru tdk terdengar, namun pupil blum midriasis dan msih blum...
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
13 Juli 2022
Apakah perlu RJP pada pasien Batuk darah disertai Hematemesis dengan henti jantung?
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
3 Balasan
Dear SpJPPasien 42 tahun dengan hematemesis dan onset sampai di klinik dari TKP sekitar 20 menit sampai di klinik dan di temukan Tekanan darah, nadi dan...
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
12 Juli 2022
Paisen laki-laki usia 42 tahun dengan Hematemesis ec suspek GIT bleeding
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
2 Balasan
Pasien laki2 42 tahun yg dievakuasi dari lokasi kejadian setelah muntah darah dan sampai di klinik sekitar 20 menit. Pasien langsung di baringkan, pasang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.