Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pungsi Arteri general_alomedika 2022-11-17T10:40:01+07:00 2022-11-17T10:40:01+07:00
Pungsi Arteri
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pendahuluan Pungsi Arteri

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Tindakan pungsi arteri merupakan tindakan yang umum dilakukan pada fasilitas kesehatan untuk mengevaluasi status asam basa (pH dan PaCO2), ventilasi (PaCO2), oksigenasi (PaO2 dan SaO2) dan kapasitas darah dalam membawa oksigen (PaO2, HbO2, Hb total, dan dishemoglobin). Selain itu, tindakan pungsi arteri juga penting dalam menentukan diagnosis gagal napas pada pasien.

Tindakan pungsi arteri tidak diperbolehkan pada beberapa keadaan, seperti defisiensi sirkulasi kolateral pada ekstremitas distal, infeksi sekitar kulit lokasi tindakan, perubahan anatomi pada lokasi tindakan, dan sindrom Raynaud aktif. Pada pasien dengan gangguan perdarahan, klinisi harus mempertimbangkan risiko dan keuntungan sebelum melakukan tindakan. Pungsi arteri dapat dikonversi menggunakan teknik Seldinger menjadi akses arterial untuk monitoring tekanan darah dan pengambilan arteri berkala.[1-3]

shutterstock_196874771-min

Lokasi tindakan pungsi arteri umumnya dilakukan pada arteri radialis dikarenakan lebih mudah diakses dan lebih nyaman bagi pasien. Akan tetapi, apabila terdapat kontraindikasi pada lokasi tersebut, maka beberapa lokasi alternatif dapat digunakan, seperti arteri brakialis, arteri femoralis, arteri aksilaris, dan arteri dorsalis pedis. Sebelum dilakukannya tindakan pungsi arteri, operator harus mengevaluasi sirkulasi kolateral dengan tes Allen untuk mencegah terjadinya risiko komplikasi iskemik. Hasil tes Allen negatif menandakan kurangnya aliran arteri kolateral pada daerah pungsi dan merupakan kontraindikasi absolut dari tindakan pungsi arteri.[1,3]

Pungsi arteri radialis dilakukan dengan cara melakukan pungsi pada bagian arteri radialis sudut 45 derajat dengan jarum dan syringe yang sudah diheparinisasi. Darah akan mengisi syringe dengan sendirinya sehingga tidak diperlukan melakukan aspirasi. Setelah tindakan pungsi, lokasi pungsi harus ditekan untuk menghentikan perdarahan. Komplikasi perdarahan aktif dapat terjadi apabila tidak dilakukan penekanan dengan benar. Selain itu, beberapa komplikasi lainnya, seperti arteriospasme, hematoma, sindrom kompartemen, iskemia tungkai, pingsan, dan infeksi, juga dapat terjadi pada tindakan pungsi arteri.[3,4]

Referensi

1. Theodore AC, Manaker S, Finlay G. Arterial blood gases. UpToDate. 2020.
2. Flenley D. Arterial puncture. Br Med J. 1980;(7):128–31.
3. Danckers M, Fried ED. Arterial Blood Gas Sampling. Medscape. 2020. Tersedia pada: https://emedicine.medscape.com/article/1902703-overview#a1
4. Dhingra, N. et al. WHO guidelines on drawing blood : best practices in phlebotomy. World Health Organ. 2010;31–4.

Indikasi Pungsi Arteri

Artikel Terkait

  • Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
    Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
  • Koreksi Kadar Natrium Serum pada Kondisi Hiperglikemia
    Koreksi Kadar Natrium Serum pada Kondisi Hiperglikemia
  • Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
    Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
  • Budesonide-Formoterol vs Fluticasone-Salmeterol untuk Terapi Penyakit Paru Obstruksi Kronis – Telaah Jurnal Alomedika
    Budesonide-Formoterol vs Fluticasone-Salmeterol untuk Terapi Penyakit Paru Obstruksi Kronis – Telaah Jurnal Alomedika
  • Mukolitik sebagai Terapi Preventif PPOK Eksaserbasi
    Mukolitik sebagai Terapi Preventif PPOK Eksaserbasi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
21 Desember 2022
Pilihan Terapi Yang Tepat untuk Pasien Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) - Artikel Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Pilihan terapi yang tepat untuk pasien asma dan PPOK adalah kombinasi long-acting beta-2 agonist (LABA) dan inhaled corticosteroid (ICS). Termasuk...
Anonymous
01 Desember 2022
Mencegah Hipokalemia Diabetik Ketoasidosis - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Yoke, Sp.APada anak yang datang dengan diabetik ketoasidosis, bagaimana mencegah terjadinya hipokalemia pada pemberian insulin?Terimakasih sebelumnya...
Anonymous
26 Oktober 2022
Pasien lansia wanita sering sesak napas dan terasa kencang di perut bagian atas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter izin diskusi, saya pernah menemukan 2 orang pasien wanita usia 60-70 tahun dengan keluhan sering sesak tanpa nyeri epigastrium, atau sesak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.