Parameter Gelombang P sebagai Prediktor Risiko Stroke pada Atrial Fibrilasi

Oleh :
dr.Farhanah Meutia, SpJP (K),FIHA

Pengukuran parameter gelombang P atau P wave indices (PWIs) diduga mampu memprediksi risiko stroke pada pasien atrial fibrilasi. PWIs adalah perpaduan dari durasi, area, dan amplitudo pada proses konduksi listrik atrium yang akan mengalami perubahan bila terjadi proses remodelling dari atrium, seperti abnormalitas atrium kiri ataupun kardiomiopati atrium. Proses remodelling atrium ini diduga dapat menjelaskan hubungan antara atrial fibrilasi dengan luaran klinis kardiovaskular, seperti peningkatan risiko stroke iskemik, gagal jantung, penurunan fungsi kognitif, dementia, infark miokard, dan henti jantung mendadak.[1,2]

Risiko stroke pada atrial fibrilasi (AF) meningkat sebanyak 5 kali lipat, sehingga panduan terkini merekomendasikan stratifikasi risiko dengan menggunakan skor CHA2DS2-VASc untuk penentuan penggunaan antikoagulan untuk pencegahan stroke. Namun, bukti klinis terbaru menunjukkan kemampuan prediksi dari sistem skor tersebut mempunyai limitasi. Penggunaan penanda yang terkait langsung dengan mekanisme dasar tromboemboli pada atrial fibrilasi akan dapat memperbaiki stratifikasi risiko ini.[3,4]

skp gelombang p

Parameter Gelombang P atau P Wave Indices (PWIs)

Parameter gelombang P atau P wave indices (PWIs) merupakan perpaduan dari aksis gelombang P, durasi gelombang P, blok interatria derajat tinggi atau advanced interatria block (aIAB), dan gelombang P  terminal di V1 atau P wave terminal force in lead V1 (PTFV1). Di antara seluruh PWIs, parameter aksis gelombang P adalah satu–satunya yang secara rutin diinformasikan pada hasil rekaman EKG 12 sandapan, sehingga parameter ini langsung tersedia, dan siap digunakan untuk kepentingan klinis.[2]

Abnormalitas Aksis Gelombang P

Aksis gelombang P menunjukkan arah depolarisasi dari atrium. Hal ini ditentukan dengan mengukur resultan dari defleksi gelombang P, baik positif maupun negatif, pada keenam sandapan ekstremitas dan mengukur arah aktivitas listrik dengan menggunakan referensi sistem heksaksial. Aksis gelombang P tidak normal bila nilainya di luar dari rentang 0-75 derajat.[2]

Pemanjangan Durasi Gelombang P

Durasi gelombang P adalah waktu depolarisasi atrium kanan dan kiri. Parameter ini diukur dari awal onset gelombang P hingga kembali ke baseline (interval PR). Pada gelombang P bifasik, durasi gelombang P mencakup defleksi positif maupun negatif dari garis isoelektrik EKG. Durasi gelombang P memanjang bila melebihi 120 milidetik pada gambaran EKG.[2]

Advanced Interatrial Block

Blok interatria derajat tinggi atau advanced interatria block (aIAB) adalah indikator gangguan konduksi interatria pada serabut Bachman sehingga atrium kiri teraktivasi lebih dahulu. Deskripsi aIAB adalah bila terjadi pemanjangan durasi gelombang P ditambah dengan morfologi gelombang P bifasik di lead III dan avF, serta gambaran bifasik atau “notched” di lead II.[2]

Gelombang P Terminal di V1

Gelombang P  terminal di V1 atau P wave terminal force in lead V1 (PTFV1) adalah pengukuran aktivasi dari atrium kiri. Parameter ini didapat dari perkalian durasi (milidetik) dengan kedalaman (µV) dari defleksi ke arah bawah garis isoelektrik EKG bagian terminal gelombang P di lead V1. PTFV1 abnormal bila ≤ - 4000 µV* milidetik.[2]

Hubungan Parameter Gelombang P dengan Atrial Fibrilasi dan Stroke yang Terkait Atrial Fibrilasi

Sebuah studi penilaian kohort silang pada hasil studi Framingham Heart Study (FHS) dan Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC) berusaha mempelajari hubungan parameter gelombang P atau P wave indices (PWIs) dengan risiko timbulnya atrial fibrilasi dalam 10 tahun. Hasil menunjukkan bahwa, dalam kurun waktu 10 tahun, 217 pasien pada studi FHS dan 458 pasien pada studi ARIC mengalami atrial fibrilasi. Pada analisis lanjutan didapatkan bahwa peningkatan durasi gelombang P >120 milidetik berhubungan secara signifikan dengan atrial fibrilasi jika dibandingkan dengan durasi gelombang P < 120 milidetik. Area gelombang P tidak berhubungan signifikan dengan atrial fibrilasi.

P wave terminal force in lead V1 (PTFV1) dan interval PR berhubungan signifikan dengan atrial fibrilasi pada studi ARIC, namun tidak pada studi FHS. Pada studi ARIC, PTFV1 >4000 µV berhubungan dengan peningkatan risiko atrial fibrilasi sebanyak 1,6 kali lipat.[1]

Hubungan Parameter Gelombang P dengan Risiko Stroke yang Terkait Atrial Fibrilasi

Parameter gelombang P atau P wave indices (PWIs), berdasarkan beberapa studi epidemiologi terkini, merupakan faktor risiko independen stroke iskemik, di mana beberapa studi menunjukkan hubungan yang signifikan pada stroke nonlakunar dibandingkan dengan stroke lakunar. Hal ini konsisten dengan peran PWIs sebagai penanda abnormalitas struktur dan fungsi atrium yang dapat menimbulkan trombosis dan selanjutnya emboli. [2]

Studi yang dilakukan Maheswari et al, dengan menggunakan data dari studi Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC) dan studi Multi–Ethnic Study of Atherosclerosis (MESA), berusaha meneliti fungsi perhitungan PWIs sebagai prediktor stroke iskemik pada pasien dengan atrial fibrilasi. Studi ini menunjukkan bahwa abnormalitas aksis gelombang P berhubungan secara signifikan dengan peningkatan risiko stroke iskemik.

Perhitungan statistik model regresi menunjukkan abnormalitas aksis gelombang P mempunyai skor 2 untuk membuat perhitungan stratifikasi risiko P2–CHA2DS2–VASc. Bila dibandingkan dengan stratifikasi risiko menggunakan CHA2DS2–VASc, maka sistem skoring P2–CHA2DS2–VASc meningkatkan nilai C–statistik dari 0,60 menjadi 0,67 pada studi ARIC, dan pada studi MESA dari 0,68 menjadi 0,75. [5]

Kesimpulan

Bukti ilmiah yang ada menunjukkan bahwa pengukuran parameter gelombang P atau P wave indices (PWIs) mampu memprediksi risiko stroke pada pasien atrial fibrilasi. Memasukkan PWIs dalam sistem skoring CHA2DS2–VASc, menjadi sistem skoring P2–CHA2DS2–VASc, mampu meningkatkan kemampuan prediksi risiko stroke pada pasien atrial fibrilasi.

Referensi