Rontgen vs USG Toraks untuk Diagnosis Pneumothorax

Oleh :
Audric Albertus

Pemeriksaan rontgen dan USG toraks merupakan modalitas yang digunakan untuk menegakan diagnosis pneumothorax. Pemilihan antara kedua pemeriksaan tersebut sering kali tidak dipahami oleh klinisi, sedangkan pemeriksaan radiologi yang tepat dan cepat sangat dibutuhkan pada kasus pneumothorax agar dapat meningkatkan prognosis pasien.[1,2]

Deteksi awal pneumothorax yang cepat sangat diperlukan untuk mencegah situasi mengancam nyawa seperti gagal napas. Rontgen toraks lebih sering digunakan di unit gawat darurat (UGD), tetapi  pemeriksaan pada pasien kritis sering sulit dilakukan dan diinterpretasi. Sedangkan, ultasonografi (USG) toraks telah dilaporkan dapat menjadi pemeriksaan penunjang alternatif untuk mendeteksi pneumothorax, terutama pada pasien yang sulit dilakukan rontgen toraks. [1,2]

shutterstock_1095966011-min

Diagnosis Pneumothorax dengan Rontgen Toraks

Diagnosis pneumothorax pada fasilitas kesehatan umumnya menggunakan pemeriksaan rontgen toraks. Hal ini karena interpretasi rontgen toraks lebih mudah dilakukan oleh dokter umum dan alat rontgen lebih tersedia di fasilitas kesehatan. Gambaran x-ray pneumothorax adalah tepi pleura visceral terlihat jelas sebagai garis putih yang sangat tipis, visualisasi paru tidak terlihat, dan area perifer terlihat sangat radiolusen daripada area paru sekitar.[1-3]

Namun, pemeriksaan tersebut sulit dilakukan pada pasien kritis karena pasien perlu dibawa ke ruang radiologi tersendiri dan gambaran pneumothorax jelas terlihat pada rontgen posisi tegak/erect. Sedangkan penggunaan rontgen toraks portable tidak terlalu dianjurkan, karena lebih dari setengah kasus pneumothorax post traumatik tidak terdeteksi dengan alat ini.[1-3]

Diagnosis Pneumothorax dengan USG Toraks

Beberapa studi telah melaporkan bahwa pemeriksaan USG toraks dapat menjadi pemeriksaan alternatif untuk mendiagnosis pneumothorax. Beberapa tanda pneumotoraks pada pemeriksaan USG adalah hilangnya lung sliding dan B-line, serta terdapat lung point. Penggunaan USG memiliki kelebihan untuk pasien kritis yang harus berbaring dan sulit dibawa ke ruang radiologi. Selain itu, pemeriksaan USG juga tergolong murah dan tidak berbahaya.[1-3]

USG toraks dapat dilakukan sebagai clinical point of care (POC) oleh dokter yang terlatih, juga sebagai bagian dari focused assessment with sonography in trauma (FAST). Akan tetapi, pemeriksaan ini belum terlalu familiar untuk dokter umum sehingga memerlukan waktu untuk menunggu pemeriksaan dan interpretasi dari dokter spesialis radiologi. Selain itu, ketersediaan USG pada unit gawat darurat masih terbatas.[1-3]

Efikasi USG Toraks untuk Diagnosis Pneumothorax

Terdapat beberapa studi yang telah menunjukkan efikasi USG sebagai alat untuk mendiagnosis pneumothorax. Studi Zhang M et al telah melakukan studi mengenai pemeriksaan USG pada pasien dengan trauma multipel. Pada studi ini, 135 pasien dilakukan pemeriksaan USG toraks dan pemeriksaan baku emas untuk diagnosis pneumothorax, yaitu CT scan dan drainase toraks. Hasil studi menemukan 29 pasien terdiagnosis pneumothorax berdasarkan pemeriksaan baku emas, sedangkan dengan USG toraks didapatkan 28 pasien dengan pneumothorax.[1]

Studi ini menunjukkan USG memiliki sensitivitas sebesar 86,2% dan spesifisitas 97,2% dalam mendiagnosis pneumothorax. Waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan USG untuk mendiagnosis pneumothorax pada pasien trauma multipel juga relatif cepat, dengan waktu rerata 2,3 ± 2,9 menit (rentang 1,5–7 menit). Hal ini menunjukkan USG toraks dapat diandalkan dalam menegakkan diagnosis pneumothorax.[1]

Studi meta analisis oleh Dahmarde et al juga telah meneliti akurasi USG toraks dalam diagnosis pneumothorax pada bayi dan dewasa. Studi ini menemukan bahwa pemeriksaan USG untuk mendiagnosis pneumothorax pada dewasa dan bayi memiliki spesifisitas sebesar 85,1% dan sensitivitas 98,6%. USG toraks merupakan pemeriksaan yang akurat untuk mendiagnosis pneumothorax. Beberapa studi lain juga telah menunjukkan hasil yang sama, dan telah merekomendasikan penggunaan USG toraks untuk mendiagnosis pneumothorax terutama pada keadaan akut.[3-5]

Perbandingan Efikasi Rontgen dan USG Toraks dalam Diagnosis Pneumothorax

Beberapa studi melakukan perbandingan antara peran rontgen dengan USG toraks dalam diagnosis pneumothorax. Studi Zhang M et al menemukan bahwa sensitivitas, negative predictive value, dan akurasi pemeriksaan USG lebih tinggi secara signifikan daripada rontgen.[1]

Pada tes agreement Kappa, juga ditemukan bahwa hasil pemeriksaan USG lebih menyerupai hasil CT scan (Kappa=0,844, < 0,001). Sedangkan jika membandingkan hasil pemeriksaan rontgen dengan hasil CT scan jauh berbeda (Kappa = 0,374, < 0,001). Selain itu, pemeriksaan USG juga memiliki waktu deteksi pneumothorax yang lebih cepat dibandingkan rontgen toraks, yaitu 2,3 ± 2,9 menit versus 19,9 ± 10,3 menit, p < 0,001.[1]

Studi meta analisis oleh Ebrahimi et al juga menemukan bahwa sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan USG toraks lebih tinggi jika dibandingkan dengan rontgen toraks dalam diagnosis pneumothorax. USG dibandingkan dengan rontgen memiliki sensitivitas 87% versus 46%, dan spesifisitas 99% versus 100%.[6]

Empat studi meta analisis lainnya menemukan sensitivitas dan spesifisitas USG toraks untuk diagnosis pneumothorax memiliki rentang 78–90% dan >98%. Sedangkan pemeriksaan rontgen toraks memiliki sensitivitas yang lebih rendah (39–52%), tetapi memiliki spesifisitas tidak terlalu berbeda (99,3‒100%). Berdasarkan studi-studi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan USG toraks lebih superior dibandingkan rontgen toraks untuk mendeteksi pneumothorax.[3,6]

Rekomendasi Pemeriksaan Diagnostik Pneumothorax

Pemeriksaan radiologi diagnostik harus dilakukan pada pasien dengan gejala dan tanda pneumothorax, baik kasus pneumothorax spontan maupun traumatik.

Pneumothorax Spontan

Panduan manajemen pneumothorax spontan, dari British Thoracic Society (BTS) dan Sociedad Española de Cirugía Toracica (SECT), merekomendasikan pemeriksaan rontgen toraks erect standar dilakukan untuk diagnosis awal, sedangkan USG toraks hanya alternatif. Walaupun USG memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih tinggi, tetapi pemeriksaan ini sangat bergantung pada keahlian operator. Selain itu, pasien juga lebih disarankan dalam posisi supinasi saat pemeriksaan USG sehingga dapat meningkatkan keluhan sesak.[7,8]

Pneumothorax Traumatik

Pada pasien trauma yang dicurigai mengalami pneumothorax traumatik atau tension pneumothorax, panduan American College of Surgeons merekomendasikan pemeriksaan extended Focused Assessment with Sonography for Trauma (eFAST). Panduan BTS juga lebih merekomendasikan pemeriksaan USG toraks dalam mendiagnosis pneumothorax traumatik dibandingkan dengan rontgen toraks.[7,9]

Kesimpulan

Pasien dengan dugaan pneumothorax membutuhkan pemeriksaan penunjang yang mudah, cepat, dan akurat untuk menegakkan diagnosis pasti agar prognosis menjadi baik. Pemeriksaan rontgen toraks masih menjadi pilihan untuk mendiagnosis pneumothorax, termasuk penggunaan alat rontgen portable untuk pasien yang tidak dapat ke ruang radiologi. Namun, pemeriksaan dengan rontgen portable, dimana pasien pada posisi berbaring, sering kali tidak akurat dalam mendiagnosis pneumothorax.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) toraks merupakan salah satu modalitas alternatif yang dapat dilakukan terutama pada pasien yang sulit mobilisasi. Beberapa studi telah menunjukkan USG toraks memiliki spesifisitas dan sensitivitas yang lebih tinggi daripada pemeriksaan rontgen toraks. USG juga memiliki kelebihan dapat dilakukan langsung di sebelah tempat tidur pasien,  tergolong murah, dan tidak memiliki efek radiasi. Selain itu, banyak studi menunjukkan bahwa waktu pemeriksaan USG toraks lebih cepat daripada rontgen. Namun, pemeriksaan USG toraks sangat bergantung pada keahlian operator.

Oleh karena itu, British Thoracic Society (BTS) dan American College of Surgeons merekomendasikan pemeriksaan USG toraks dilakukan pada pasien trauma dengan kecurigaan tension pneumothoraks. Sedangkan pada kasus pneumothorax spontan, BTS dan Sociedad Espanola de Cirugia Toracica (SECT) lebih menyarankan penggunaan rontgen toraks posisi erect standar.

Referensi