Hubungan Antara Olahraga dan Fungsi Kognitif Lansia

Oleh :
dr. Katharina Listyaningrum Prastiwi

Olahraga yang baik diduga memiliki hubungan dengan peningkatan fungsi kognitif lansia. Seperti kita ketahui, proses penuaan menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan psikologis. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti gaya hidup, faktor lingkungan, dan faktor genetik. Pada lansia, kemampuan fisik dan aktivitas akan menurun seiring dengan perubahan biologis yang dialami. Selain itu, proses penuaan dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif berupa demensia dan yang berkaitan dengan penyakit Alzheimer.[1,2]

Penuaan menyebabkan perubahan biologis seperti penurunan kekuatan motorik, keseimbangan, fleksibilitas, dan fungsi kognitif. Selain itu, lansia memiliki masalah-masalah komorbiditas yang diakibatkan oleh karena penurunan fungsi organ tubuh. Masalah ini patut diwaspadai dan diperlukan usaha untuk mencegah terjadinya gangguan pada berbagai organ tersebut.[1,2]

shutterstock_687677314

Penelitian saat ini menemukan bahwa olahraga memiliki banyak keuntungan bagi lansia. Olahraga tidak hanya memperbaiki fungsi metabolisme tubuh dan kekuatan fisik, namun juga mampu meningkatkan fungsi kognitif pada lansia. [1,2]

Manfaat Olahraga dalam Pencegahan Gangguan Kognitif

Olahraga dianggap bermanfaat dalam mencegah gangguan kognitif pada lansia. Hal ini sejalan dengan penelitian Byun tahun 2016 yang menemukan peningkatan fungsi kognitif pada lansia dengan usia 65-79 tahun yang menjalani program Senior Brain Health Exercise (SBHE) selama 12 minggu. Fungsi kognitif ini dibuktikan melalui pemeriksaan Mini-Mental State Examination Korean version (MMSE-K) dan Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF). Olahraga yang dilakukan meliputi olahraga kardio, latihan keseimbangan, latihan kekuatan otot, dan latihan fleksibilitas.[1]

Penelitian lain juga menemukan manfaat olahraga pada lansia. Penelitian ini membandingkan antara lansia yang rutin dan tidak rutin berolahraga. Hasilnya ditemukan peningkatan fungsi kognitif pada lansia yang rutin berolahraga. Olahraga terbuka seperti tenis, basket, dan golf ditemukan meningkatkan kemampuan penglihatan, dan fleksibilitas. Sementara olahraga tertutup seperti yoga, jalan santai, dan aerobik ditemukan mampu meningkatkan fokus atensi, dan persepsi visuospasial. Penelitian ini juga menemukan bahwa durasi dan frekuensi olahraga turut menjadi kunci dari peningkatan fungsi kognitif lansia.[2]

Jenis Olahraga yang Bermanfaat untuk Fungsi Kognitif Lansia

Terdapat beberapa jenis olahraga yang bermanfaat bagi fungsi kognitif lansia, yaitu olahraga aerobik, latihan kekuatan otot, latihan fleksibilitas, dan latihan keseimbangan. Jenis olahraga ini telah direkomendasikan oleh American Heart Association (AHA) dan the American College of Sports Medicine (ACSM). Setiap jenis olahraga memiliki keunggulannya masing-masing.[3]

Olahraga yang paling banyak diteliti adalah jenis olahraga aerobik. Jenis olahraga aerobik yang direkomendasikan adalah olahraga yang menstimulasi penggunaan sebagian besar otot. Melalui olahraga ini diharapkan terjadi peningkatan kekuatan jantung dan paru melalui peningkatan pasokan oksigen dalam darah. Beberapa jenis olahraga yang dapat dilakukan diantaranya jalan sehat, renang, olahraga air, tenis, senam aerobik, bersepeda, dan jenis olahraga cardio lainnya. Olahraga ini tidak harus dilakukan dalam satu waktu, namun dapat dilakukan selama beberapa kali dalam satu hari.[3,4]

Dua penelitian pada tahun 2010 menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara olahraga aerobik dan fungsi kognitif pada lansia wanita. Penelitian ini dilakukan pada lansia dengan gangguan kognitif ringan. Melalui penelitian ini ditemukan peningkatan fungsi kognitif lansia pada lansia yang melalukan olahraga aerobik. Olahraga aerobik ditemukan berhubungan dengan peningkatan aliran darah cerebral yang dibuktikan melalui pemeriksaan Doppler Transcranial.[5,6,7]

Selain olahraga aerobik, latihan kekuatan otot juga dapat dilakukan. Latihan ini antara lain latihan beban, senam angkat beban, atau latihan ketahanan. Pengembangan kekuatan otot dan ketahanan otot bersifat progresif dan membutuhkan peningkatan ketahanan secara bertahap seiring waktu. Sementara latihan fleksibilitas merupakan latihan yang dapat dilakukan setiap hari. Latihan ini mulai dari memakai sepatu, mengambil barang-barang, dan menyetir. Latihan fleksibilitas tidak perlu dilakukan dengan intensitas tinggi karena biasanya dilakukan untuk tujuan pemanasan.[4]

Jenis latihan lain yang bermanfaat bagi fungsi kognitif yaitu latihan keseimbangan. Latihan ini dapat dilakukan untuk mengurangi risiko cedera dan meningkatkan mobilitas tubuh. Sebuah metaanalisis menemukan bahwa olahraga keseimbangan seperti Tai-Chi bermanfaat bagi fungsi kognitif lansia. Selain itu, Tai-Chi juga dapat membantu meningkatkan keseimbangan tubuh pada lansia.[8,9]

Frekuensi dan Durasi Olahraga

AHA dan ACSM merekomendasikan durasi dan frekuensi olahraga pada lansia yaitu olahraga intensitas sedang minimal 150 menit setiap minggu (dapat dilakukan dengan durasi 30 menit selama 5 hari) atau olahraga intensitas tinggi selama 60 menit setiap minggu (dapat dilakukan dengan durasi 20 menit selama 3 hari). Terdapat penelitian yang menemukan bahwa latihan intensitas sedang mampu meningkatkan fungsi kognitif dan kekuatan fisik pada lansia. Penelitian dilakukan selama 12 minggu dengan durasi 50 menit dan frekuensi 4 kali dalam setiap minggu.[1,4]

Olahraga pada Lansia dengan Komorbid

Olahraga pada lansia dengan komorbid perlu diperhatikan secara khusus. Hal ini dilakukan guna mengurangi risiko cedera pada lansia. Target yang digunakan pada lansia dengan komorbid tentunya berbeda dengan lansia tanpa komorbid. Lansia dengan komorbid disarankan tetap melakukan aktivitas fisik yang memiliki risiko cedera yang ringan. Aktivitas fisik ini diantaranya mengurangi waktu duduk terlalu lama, jalan santai, dan perbanyak aktivitas fisik ringan setiap harinya.[11]

Latihan pada lansia dengan komorbid dapat ditingkatkan intensitasnya perlahan selama dianggap mampu. Sementara pada lansia dengan gangguan kognitif, durasi latihan dapat diturunkan dan diseimbangkan dengan peningkatan frekuensi latihan. Latihan ini dapat dilakukan setiap hari semampu orang tersebut. Melalui latihan jangka panjang diharapkan fungsi kognitif dapat meningkat signifikan [10].

Kesimpulan

Olahraga pada lansia ternyata memiliki manfaat yang cukup banyak. Olahraga yang rutin dan teratur ditemukan dapat membantu memperbaiki metabolisme tubuh, memperbaiki fungsi organ tubuh terutama paru, jantung, dan sistem saraf, dan meningkatkan fungsi kognitif lansia. Olahraga yang disarankan guna tercapainya peningkatan fungsi kognitif ini diantaranya olahraga aerobik, latihan kekuatan otot, latihan keseimbangan, dan latihan fleksibilitas.

Olahraga ini dapat dilakukan secara berkala dengan durasi 60-150 menit setiap minggu, sesuai dengan intensitas olahraga yang dipilih. Pada lansia dengan komorbid, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal ini meliputi durasi yang lebih pendek dengan frekuensi yang lebih tinggi, dan penyesuaian olahraga sesuai dengan kemampuan fisik. Penyesuaian ini dilakukan guna mengurangi bahaya dan risiko yang dapat muncul. Melalui olahraga, diharapkan setiap lansia, baik dengan atau tanpa komorbid mampu memiliki fungsi kognitif yang lebih baik lagi.

Referensi