alo dok. untuk ekg di atas itu memang AF RVR. Untuk menajemennya sy setuju, langkah pertama adalah rate control dengan digoxin iv, mengingat ada tanda2 HF dan kardiomegali. setelah rate terkontrol, paling tidak kurang dari 130 kali per menit, langkah selanjutnya adalah identifikasi dan koreksi dari faktor pencetus AFRVR. pada kasus ini mungkin adalah HF nya. penanganan awal dngn diuretik iv. terapi HF yg lain sprti ACEi/ARB, BB, MRA, dll, bisa menyesuaikan dngn klinis pasien. baik jg bila bisa dilakukan ekokardiografi untuk evaluasi etiologi HF nya, jadi terapinya bisa lebih pas.
selain itu, kemungkinan pencetus lain, antara lain : infeksi, gula darah yg blm terkontrol, perburukan fungsi ginjal, dll. hal2 trsbt jg perlu dievaluasi dan ditangani bila ada kelainannya.
terakhir, salah satu terapi utama AF adalah pemberiaan antikoagulan untuk pencegahan stroke. rekomendasi menggunakan antikoagulan. jgn lupa evaluasi resiko perdarahan sblm memulai antikoagulan.
untuk perawatan pasien, kemungkinan perlu dirawat inap.
demikian, semoga bermanfaat dok.

Alo dokter, setuju dengan AF RVR dan tampaknya pasien ini juga ada Heart failure nya dok. Tatalaksana pasien seperti ini sangat tergantung pada kondisi pasiennya dok. Jika dalam kondisi hemodinamik yang tidak stabil, maka pilihan paling bijak adalah dengan cardioversi mekanik. Namun bila pasien dengan kondisi hemodinamik yang stabil (tampaknya pasien ini cukup stabil), ada beberapa pilihan dok, bisa diberikan beta bloker, Calciun channel blocker, bahkan amiodarone. Kalau saran saya dok, paling enak untuk mengontrol rate pada pasien seperti ini dengan pemberian diltiazem. Setelah pemberian diltiazem, evaluasi lagi apakah sudah kembali sinus rhytm atau belum. Jika sudah, maka akan lebih baik untuk switch dengan amiodarone karena amiodarone memiliki profil farmakologi yang lebih baik dalam pencegahan AF berulang. Terima kasih dok