Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
general_alomedika 2022-10-21T11:36:48+07:00 2022-10-21T11:36:48+07:00
Lamivudin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Lamivudin

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Lamivudin adalah obat antivirus analog nukleosida yang digunakan dalam tata laksana human immunodeficiency virus atau HIV dan hepatitis B kronik. Lamivudin bekerja sebagai inhibitor enzim reverse transcriptase virus yang mengakibatkan terminasi rantai deoxyribonucleic acid atau DNA.[1–3]

Lamivudin diabsorpsi dengan cepat dan dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Lamivudin mengalami metabolisme intraseluler menjadi metabolit lamivudin trifosfat melalui fosforilasi, dan diekskresikan melalui urin dalam bentuk yang tidak berubah.[3,4]

Jika digunakan pada tata laksana human immunodeficiency virus (HIV), lamivudin harus dikombinasikan dengan antiretroviral (ARV) lainnya, misalnya tenofovir dan efavirenz. Selain untuk terapi infeksi HIV, lamivudin juga dapat digunakan untuk postexposure prophylaxis (PEP) HIV terkait okupasi, serta untuk neonatus yang lahir dari ibu yang terkena HIV.[3,5]

Efek samping lamivudin yang paling sering ditemukan adalah sakit kepala, nausea, vomitus, diare, dan nyeri abdomen. Efek samping berat yang dapat ditemukan akibat lamivudin adalah pankreatitis, asidosis metabolik dengan hepatomegali dan steatosis, serta sindrom Stevens-Johnson.[6]

Kontraindikasi lamivudin adalah pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap lamivudin maupun komponen formulasinya. Peringatan diberikan pada penggunaan lamivudin pada pasien hepatitis B kronis dengan status infeksi HIV yang tidak diketahui. Penggunaan lamivudin monoterapi dan dalam dosis subterapeutik dapat mengakibatkan terjadinya HIV yang resisten lamivudin.[6,7]

Pengawasan klinis diperlukan bagi pasien hepatitis B kronis yang berhenti mengonsumsi lamivudin. Sebab, telah dilaporkan terjadi eksaserbasi hepatitis, yang ditandai dengan peningkatan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dan munculnya kembali HBV DNA. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan klinis pasien dan fungsi hati selama beberapa bulan setelah lamivudin dihentikan.[6,7]

Formula molekular lamivudin adalah C8H11N3O3S.[8]

Tabel 1. Deskripsi Singkat Lamivudin

Perihal Deskripsi
Kelas Antiinfeksi[9]
Subkelas Antivirus[9]
Akses Resep[9]
Wanita hamil Kategori Food and Drugs Administration (FDA): C[6]
  Kategori Therapeutic Goods Administration (TGA): B3[7]
Wanita menyusui Diekskresikan ke dalam air susu ibu[7]
Anak-anak Apabila perlu, sesuai aturan[10]
Infant Apabila perlu, dan sesuai aturan[10]
FDA

Approved[7]

FDA memberikan black box warning bahwa lamivudin dosis hepatitis B tidak boleh diberikan pada pasien yang terinfeksi HIV. Pemberian monoterapi lamivudin dan dalam dosis subterapeutik tidak efektif dan dapat menyebabkan resistensi HIV. Eksaserbasi juga dapat terjadi setelah terapi lamivudin dihentikan pada penderita hepatitis B kronis[10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Quercia R, Perno CF, Koteff J, Moore K, McCoig C, Clair MS, et al. Twenty-five years of lamivudin: Current and future use for the treatment of HIV-1 infection. J Acquir Immune Defic Syndr. 2018;78(2):125–35.
2. Terrault NA, Bzowej NH, Chang K-M, Hwang JP, Jonas MM, Murad MH. AASLD guidelines for treatment of chronic hepatitis B. Hepatology. 2016 Jan;63(1):261–83.
3. Drugbank. Lamivudine. 2022. https://go.drugbank.com/drugs/DB00709
4. Drugs.com. Lamivudine Prescribing Information. 2022 https://www.drugs.com/pro/lamivudine.html#Section_5.1
5. MIMS Indonesia. Lamivudine. 2022 https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lamivudine?mtype=generic
6. Taylor K, Fritz K, Parmar M. Lamivudine. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559252/
7. ASHP. Lamivudine. Drugs.com. 2022 https://www.drugs.com/monograph/lamivudine.html#uses
8. National Center for Biotechnology Information. PubChem Database. Lamivudine, CID=60825,. 2022 https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/
9. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Daftar Obat Formularium Nasional. 2017. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-659-2017_ttg_Formularium_Nasional_.pdf
10. Medscape. Lamivudine (Rx). 2022 https://reference.medscape.com/drug/epivir-hbv-lamivudine-342621#0

Farmakologi Lamivudin

Artikel Terkait

  • Peningkatan Risiko Transmisi HIV pada Wanita Selama Hamil dan Setelah Bersalin
    Peningkatan Risiko Transmisi HIV pada Wanita Selama Hamil dan Setelah Bersalin
  • Penanganan TB-HIV
    Penanganan TB-HIV
  • Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
    Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
  • Red Flag Keringat Malam
    Red Flag Keringat Malam

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
14 Desember 2022
Live Webinar Alomedika - Pentingnya Pemeriksaan HIV Viral Load Rutin. Kamis, 15 Desember 2022. Pukul: 10:00 - 12:00
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Pentingnya Pemeriksaan HIV Viral Load Rutin."Narasumber :Dr. dr. Evy Yunihastuti, Sp.PD-KAI - Kenapa...
dr.Kevin Adrian
08 November 2022
Risiko dan profilaksis endokarditis infektif pada pasien HIV - Jantung Ask the Expert
Oleh: dr.Kevin Adrian
2 Balasan
Alo dr. Badai Sp.JP, selamat siang Dok, mohon izin bertanya:1. Pasien HIV termasuk kelompok rentan untuk terkena endokarditis infeksi, apakah ada edukasi...
Anonymous
28 Juli 2022
Pasien laki-laki usia 35 tahun dengan riwayat seks bebas
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya punya pasien laki-laki umur 35 tahun. Riwayat seks bebas. Saat ini tidak ada keluhan. Pasien ingin melakukan tes HIV. Tes apakah yang tepat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.