Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Peginterferon Alfa-2a
Penggunaan peginterferon alfa-2a pada kehamilan dikategorikan oleh FDA sebagai kategori C. Penggunaan pada ibu menyusui masih memiliki data yang terbatas terkait ekskresi obat di dalam ASI manusia.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori C (FDA): Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Sampai saat ini data terkait penggunaan peginterferon alfa-2a pada kehamilan manusia masih terbatas. Terdapat studi pada hewan coba yang menyebabkan defek janin dan berpotensi menyebabkan abortus. Penggunaan bersama ribavirin dikontraindikasikan pada kehamilan karena menunjukan efek teratogenik dan embriosidal.
Dalam hal ini, bukan hanya ibu hamil yang tidak boleh mengonsumsi, tetapi juga pasangannya, terutama pada periode awal terapi. Setiap pasien yang akan mengonsumsi obat ini biasanya diminta untuk menunjukan hasil tes kehamilan yang negatif pada awal terapi dan selama 6 bulan awal pengobatan.[1,7,14]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Data terkait penggunaan peginterferon alfa-2a pada ibu menyusui masih terbatas. Pada suatu penelitian ditemukan kadar peginterferon alfa-2a pada ASI. Seorang ibu dengan penggunaan 3 kali seminggu dilaporkan memiliki kadar peginterferon alfa-2a 1400 u/L, sedangkan ibu dengan penggunaan obat setiap hari, ditemukan kadar 6000 u/L.[1,7]
Keputusan pemberian peginterferon alfa-2a harus dengan evaluasi dan pertimbangan ketat. Manfaat harus jauh lebih besar dibandingkan dengan risiko yang dapat terjadi pada ibu dan anak. CDC merekomendasikan untuk menghentikan pemberian ASI pada fase awal terapi terutama pada ibu menyusui yang juga menderita HIV.[1,7]