Indikasi dan Dosis Sumatriptan
Indikasi sumatriptan adalah serangan migraine akut dengan atau tanpa aura, serta cluster type headache akut yang sudah terkonfirmasi. Pemberian sumatriptan dalam dosis yang tinggi akan meningkatkan risiko efek samping. Sumatriptan tidak diberikan sebagai profilaksis migraine.
Sumatriptan juga ditemukan bermanfaat sebagi antiinflamasi dalam dosis rendah, namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. Dosis harian sumatriptan tidak boleh melebihi 300 mg secara oral, 40 mg intranasal, 12 mg parenteral, dan 13 mg secara transdermal.[4,9]
Migraine
Sumatriptan diindikasikan pada kasus migraine dengan atau tanpa aura pada dewasa. Sumatriptan oral diberikan dalam dosis awal 50-100 mg segera setelah ada tanda serangan migraine. Dosis bisa diulang sekurang-kurangnya dalam 2 jam apabila nyeri kepala kambuh. Dosis maksimal adalah 100 mg/dosis dan 200 mg/ 24 jam. Apabila tidak ada respon terhadap nyeri, maka tidak direkomendasikan memberikan dosis kedua.[6,11]
Jika serangan migraine disertai dengan muntah atau mual yang parah, sediaan nonoral dapat lebih efektif. Sumatriptan secara subkutan diberikan dalam dosis awal 6 mg dosis tunggal. Apabila ada respon namun masih ada nyeri kepala, dosis diulang setelah setidaknya 1 jam. Injeksi bisa diberikan dalam dosis yang lebih rendah apabila terjadi efek samping. Dosis maksimal adalah 6 mg/dosis dan 12 mg/ 24 jam. Apabila tidak ada respon, sumatriptan tidak diberikan ulang.[11,16]
Cluster Type Headache
Sumatriptan digunakan sebagai terapi akut pada episode cluster type headache dewasa, baik sebagai monoterapi atau dikombinasikan dengan oksigen. Sumatriptan diberikan hanya secara subkutan dengan dalam dosis awal 6 mg dosis tunggal segera setelah ada serangan akut cluster type headache. Apabila dosis pertama efektif namun nyeri kepala kambuh, injeksi dapat diulang dalam 1 jam. Dosis maksimal adalah 6 mg/dosis atau 12 mg/24 jam. Apabila tidak ada respon terhadap nyeri, maka tidak direkomendasikan memberikan dosis kedua.[6,11]
Cyclic Vomiting Syndrome (Off Label)
Sumatriptan digunakan dalam praktik klinis off-label sebagai terapi abortif migraine-associated cyclic vomiting syndrome. Sumatriptan diberikan selama fase prodromal, atau dalam 30-45 menit setelah muntah dimulai. Dosisnya adalah 20 mg intranasal, dapat diulang setelah 2 jam pada pasien tanpa atau sebagian respon. Dosis injeksi subkutan adalah 6 mg yang dapat diulang setelah 1 jam jika pasien tidak merespon. Dosis sumatriptan untuk kasus cyclic vomiting syndrome tidak boleh melebihi 6 dosis per minggu.[13-15]
Modifikasi Dosis
Modifikasi dosis dilakukan pada pasien dengan gangguan hati dan pasien lanjut usia. Tidak ada informasi mengenai modifikasi dosis pada pasien dengan gangguan ginjal.[11]
Gangguan Hati
Pada gangguan hati ringan dan sedang, sumatriptan dosis oral tidak boleh melebihi 50 mg per dosis. Tidak diperlukan modifikasi dosis pada pemberian subkutan. Pada gangguan hati berat, sumatriptan tidak boleh diberikan.[4]
Lanjut Usia
Penggunaan sumatriptan pada lanjut usia dilakukan secara berhati-hati karena kemungkinan penurunan fungsi organ tubuh. Sumatriptan diberikan dalam dosis rendah dulu dan secara bertahap dapat dinaikkan sesuai kebutuhan. Pada pasien yang mendapat injeksi subkutan, pemberian dosis berikutnya adalah secara oral dengan dosis maksimal 100 mg per hari, interval pemberian setidaknya 2 jam antar dosis.[6]
Overdosis
Gejala dari overdosis sumatriptan adalah kejang, tremor, paralisis, ptosis, eritema ekstremitas, gangguan respirasi, sianosis, ataksia, midriasis, salivasi, dan lakrimasi. Pasien dengan overdosis berpotensi mengancam nyawa. Waktu paruh eliminasi sumatriptan adalah 2,5 jam. Pasien harus dipantau setidaknya selama 12 jam atau selama masih ada gejala. Dosis toksisitas dan overdosis sumatriptan masih tidak diketahui secara jelas.[4,6]
Tindakan pertama dalam overdosis adalah memastikan patensi jalan napas. Berikan bantuan pernapasan mekanik bila dibutuhkan. Periksa tanda-tanda vital. Berikan oksigen dengan nonrebreathing mask 10-15 L/menit. Tata laksana hipovolemia bila terjadi syok. Tidak dibenarkan menginduksi muntah karena ada risiko aspirasi. Berikan air secara oral untuk mendilusi obat pada pasien yang sadar penuh dan bisa menelan dengan baik.[4,8]