Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
general_alomedika 2022-04-13T20:02:25+07:00 2022-04-13T20:02:25+07:00
Anti Bisa Ular
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Anti Bisa Ular

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Serum Anti Bisa Ular (ABU) adalah suatu serum tipikal mengandung anti venom/anti venin terhadap racun ular jenis tertentu, yang dibuat dari antibodi hewan. [1-3]

Prinsip proses pembuatan ABU adalah dengan hiperimunisasi pada hewan donor, sebagai host, dengan cara menginjeksikan satu, atau lebih dosis non-letal racun ular ke dalam tubuh host tersebut. Perlakuan ini akan memacu respon imunologi tubuh hewan donor, dimana akan memproduksi sejumlah besar antibodi yang menetralisir berbagai komponen racun/bisa ular. Darah dari tubuh host, kemudian diambil dan dimurnikan, sehingga didapat antibodi penetral bisa ular, yang disebut sebagai antivenom. Selanjutnya, antivenom tersebut diuji coba pada hewan percobaan.[1-4]

 

Sinonim: snake antivenom, snake venom antiserum, antivenom imunoglobulin, antivenin

 

ABU ditemukan pertama kali pada tahun 1894 oleh ilmuwan Cesaire Auguste Phisalix dan Gabriel Bertrand, dan Albert Calmette secara independen, menyusul suksesnya penemuan anti serum terhadap toksin difteri dan tetanus. Calmette membuat ABU yang pertama kali berasal dari serum kuda, kemudian digunakan secara klinis oleh Haffkine di India, dan Lepinay di Vietnam pada tahun 1895.  Di tahun 1896, penggunaan ABU oleh Lepinay di Vietnam ini dilaporkan sukses untuk pertama kali digunakan terhadap manusia. [1-4]

anti snake venom

ABU, yang umumnya beredar di Indonesia, diproduksi oleh Bio Farma, berasal dari plasma kuda, bersifat polivalen/trivalen, berupa cairan bening kekuningan, dipasarkan dengan nama dagang Biosave® [4-6]

ABU produksi Bio Farma, yang selama ini digunakan di Indonesia, hanya untuk menetralkan racun ular berbisa, dari tiga jenis saja. [4, 6]

ABU digunakan sebagai terapi anti venom lini pertama untuk:

  • Racun ular berbisa, yang bersifat neurotoksik:

    • Naja sputratix, atau ular kobra, atau ular sendok

    • JawaBungarus fasciatus, atau ular welang, jarang menggigit manusia

  • Racun ular berbisa, yang bersifat hemotoksik:

    • Calloselasma rhodostoma, atau Agkistrodon rhodostoma, atau ular tanah, atau juga dikenal di Malaysia sebagai Malayan pit viper

Efek terapi ABU adalah untuk menetralkan racun ular berbisa yang berada dalam tubuh manusia secara sistemik .

TABEL 1 Deskripsi singkat ABU

Perihal Deskripsi
Kelas Vaksin, serum, dan imunoglobulin [7-9]
Sub-kelas Antivenom [7-9]
Akses Resep [5,10]
Wanita hamil Kategori FDA dan TGA tidak tercantum [11,12]
Wanita menyusui Apabila diperlukan, dan sesuai aturan
Anak-anak Apabila diperlukan, dan sesuai aturan  [5,13]
Infant Apabila diperlukan, dan sesuai aturan [14]
FDA Tidak tercantum [11]

 

Referensi

1. Bochner, R., Paths to the discovery of antivenom serotherapy in France. Journal of Venomous Animals and Toxins including Tropical Diseases, 2016. 22.
2. David A. Warrel. WHO Guidelines for the Management of Snake-bites. 2010 Retrived on 08 January 2018; Available from: http://apps.searo.who.int/PDS_DOCS/B4508.pdf.
3. The World Health Organization, WHO Guidelines for the Production Control and Regulation of Snake Antivenom Immunoglobulins. 2010.
4. Tan, C.H., et al., Assessing SABU (Serum Anti Bisa Ular), the sole Indonesian antivenom: A proteomic analysis and neutralization efficacy study. Scientific Reports, 2016. 6: p. 37299.
5. BPOM: Badan Pengawas Obat dan Makanan. Gigitan Ular dan Sengatan Serangga. 2015 08 January 2018]; Available from: http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-16-penanganan-darurat-pada-keracunan/penyebab-dan-penanganan-keracunan/penyebab-lainnya-5.
6. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian Biologi. Bio Farma dan LIPI Kerja Sama Pembuatan Serum Anti Bisa Ular. September 2017 08 January 2018]; Available from: http://www.biologi.lipi.go.id/index.php/2017-01-04-03-57-30/peneliti-botani/9-yt-sample-data/category1/589-bio-farma-dan-lipi-kerja-sama-pembuatan-serum-anti-bisa-ular.
7. Kementerian Kesehatan R.I. Daftar Obat Esensial Nasional 2013. 2014; Available from: http://binfar.kemkes.go.id/2014/02/daftar-obat-esensial-nasional-2013/#.WM-TUbVMRjo.
8. Kementerian Kesehatan R.I. Daftar Obat Esensial Nasional. 2017; Available from: http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-395-2017_ttg_Daftar_Obat_Esensial_Nasional_.pdf.
9. WHO. Essential medicines. 2017; Available from: http://www.who.int/medicines/services/essmedicines_def/en/.
10. BPOM: Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pedoman Umum: Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI). 2015; Available from: http://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-umum.
11. FDA. FDA Approved Drug Products. 2017; Available from: https://www.accessdata.fda.gov/scripts/cder/daf/index.cfm?event=overview.process&applno=074505.

Pendahuluan Anti Bisa Ular
Formulasi Anti Bisa Ular
Diskusi Terkait
Anonymous
05 Oktober 2022
Luka gigitan ular - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
ALO dr. Sonny SpB, pasien gigitan ular yang diduga berbisa, apakah bermanfaat jika luka dirobek dengan pisau dan mengeluarkan darah di area luka gigitan?...
dr. Hudiyati Agustini
29 Agustus 2022
Pertolongan Pertama dan Penanganan Pre-Hospital Gigitan Ular - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Pertolongan pertama kasus gigitan ular sering kali menjadi perdebatan. Beberapa literatur mengatakan bahwa pressure immobilization bandages perlu...
Anonymous
21 November 2021
Pasien wanita usia 50 tahun dengan luka bekas gigitan ular 7 bulan yang lalu di lutut kanan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi, pasien wanita 50 th digigit ular 7 bln lalu di lutut kanan dan hanya berobat tradisional. Keluhan dirasakan selama 7 bln ini nyeri...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.