Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif

Oleh :
dr.N Agung Prabowo, Sp.PD, M.Kes

Baru-baru ini, sebuah tinjauan Cochrane menganalisis efikasi dari vaksin tuberkulosis (TB) generasi baru, yaitu vaksin MVA85A. Vaksin ini ditambahkan ke dalam vaksin BCG dengan harapan dapat meningkatkan efek pencegahan penyakit.

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Meskipun jumlah kematian akibat tuberkulosis menurun 22% antara tahun 2000 dan 2015, tuberkulosis masih menempati peringkat ke-10 penyebab kematian tertinggi di dunia pada tahun 2016. [1] Jumlah kasus baru tuberkulosis di Indonesia dilaporkan sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017, dengan tingkat keberhasilan terapi sebanyak 85%. Namun, jumlah kasus multi drug resistant TB semakin meningkat, sehingga terapi yang ada saat ini semakin tidak efektif. [2]

tbvaksincomp

Vaksin TB Saat Ini dan Kelemahannya

Vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) saat ini adalah vaksin tuberkulosis yang tersedia. Studi menunjukkan bahwa vaksin tersebut memiliki efek protektif yang baik terhadap penyakit tuberkulosis pada anak-anak, khususnya bentuk penyakit yang lebih berat, seperti tuberkulosis meningitis atau tuberkulosis milier. [3]

Efikasi BCG dilaporkan sangat berbeda tergantung lokasi infeksi. Vaksin BCG memberikan perlindungan yang baik terhadap tuberkulosis meningitis dan milier pada anak-anak, tetapi memberikan perlindungan yang variabel terhadap TB paru. Sehingga, walaupun banyak daerah memiliki cakupan vaksinasi yang tinggi, kejadian tuberkulosis tetap menjadi masalah. Oleh karena itu, berbagai penelitian dilakukan untuk menemukan vaksin generasi baru dengan efikasi pencegahan tuberkulosis yang lebih baik. [1]

Vaksin TB Generasi Baru

The modified Vaccinia Ankara virus-expressing antigen 85A (MVA85A) adalah virus yang dilemahkan yang tidak bereplikasi di jaringan manusia dan, mengkode banyak antigen, sehingga memungkinkan pengembangan vaksin multivalen. [4]

Sebagai vaksin untuk tuberkulosis, MVA memiliki potongan DNA dari M tuberculosis, sehingga mengekspresikan antigen 85A. Kompleks antigen ini akan mengganggu enzim yang terlibat dalam biosintesis dinding sel bakteri tuberkulosis. Enzim tersebut berperan dalam pembentukan membran mycoplasma yang penting untuk kelangsungan hidup bakteri karena berfungsi sebagai penghalang efektif terhadap antibiotik.

Studi imunologi mengindikasikan bahwa MVA85A dapat digunakan untuk meningkatkan efek dari vaksin BCG. Hal ini karena MVA85A diduga efektif memperluas respon imun spesifik terhadap M tuberculosis. [5]

Penelitian Mengenai Vaksin TB Generasi Baru

Sebuah uji klinis fase 2b yang dipublikasikan di The Lancet pada tahun 2013 mencoba menganalisis keamanan, imunogenisitas, dan efikasi MVA85A terhadap infeksi tuberkulosis pada infant. Penelitian ini dilakukan dengan masa pemantauan 3-39 bulan, dan melibatkan 2797 infant. Studi ini menemukan bahwa jumlah efek samping sistemik dan efek samping serius tidak berbeda bermakna antara kelompok kasus dan kontrol. Studi ini menyimpulkan bahwa MVA85A dapat ditoleransi dengan baik dan mampu menginduksi respon imun selular secara moderat. Namun, tidak ditemukan efikasi terkait infeksi ataupun penyakit akibat M.tuberculosis. [6]

Uji klinis fase 2 lain dipublikasikan pada tahun 2015. Studi ini bertujuan untuk menganalisis keamanan, imunogenisitas, dan efikasi MVA85A dalam mencegah tuberkulosis pada pasien dewasa dengan HIV. Studi ini dilakukan selama 46 bulan dengan titik akhir penelitian adalah TB aktif dan TB laten. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna setelah pemberian vaksin MVA85A terhadap kejadian infeksi TB aktif dan TB laten. Studi ini menyimpulkan bahwa MVA85A dapat ditoleransi dengan baik dan bersifat imunogenik pada pasien dewasa dengan HIV, namun tidak ada efikasi terhadap infeksi ataupun penyakit akibat M. tuberculosis. [7]

Uji klinis fase 2 yang lebih baru adalah studi oleh Nemes et al yang dipublikasikan pada tahun 2018. Studi ini menganalisis keamanan dan imunogenisitas MVA85A yang digabung dengan vaksin BCG pada infant yang lahir dari ibu HIV. Studi 52 minggu ini mempunyai titik akhir penelitian berupa kasus TB aktif dan TB laten. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna kejadian infeksi TB aktif dan TB laten setelah pemberian vaksin MVA85A. [8]

Hasil seluruh studi di atas didukung oleh Tinjauan Cochrane terbaru, yang dipublikasikan di akhir April 2019. Studi ini menganalisis berbagai uji klinis yang memberikan vaksin MVA85A dengan BCG, tanpa memperdulikan status HIV. Hasil analisis membuktikan bahwa MVA85A yang diberikan secara intradermal sebagai tambahan vaksin BCG aman tetapi tidak efektif dalam menurunkan risiko tuberkulosis. [5]

Kesimpulan

Vaksin BCG adalah vaksin tuberkulosis yang digunakan secara luas saat ini. Namun, vaksin BCG memiliki efikasi yang berbeda-beda tergantung pada usia pasien dan lokasi infeksi. Untuk itulah, vaksin generasi baru, MVA85A, diteliti dengan harapan mampu meningkatkan efek proteksi vaksin BCG terhadap tuberkulosis. Sayangnya, banyak studi yang ada membuktikan bahwa vaksin generasi baru ini tidak efektif mengurangi risiko terjadinya tuberkulosis.

Referensi