Indikasi dan Dosis Toksin Botulinum Tipe A (Botox)
Indikasi toksin botulinum tipe A (Botox) antara lain untuk tata laksana blefarospasme, strabismus, hiperhidrosis primer derajat berat pada aksila, distonia servikal, spastisitas, migraine kronis, overaktivitas detrusor, overactive bladder, serta keperluan kosmetik mengurangi kerutan.[1-3]
Blefarospasme
Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk penatalaksanaan blefarospasme yang berhubungan dengan distonia, termasuk benign essential blepharospasm, spasme hemifasial, atau gangguan saraf VII pada pasien berusia ≥ 12 tahun.
Dosis awal yang direkomendasikan adalah 1,25-2,5 U, diberikan secara intramuskular pada otot orbikularis okuli medial dan lateral kelopak mata atas, serta otot orbikularis okuli lateral kelopak mata bawah. Efek terapi dapat dirasakan 2-3 hari setelah injeksi. Jika respon tidak adekuat, dosis dapat ditingkatkan menjadi dua kali lipatnya, dengan dosis maksimal per lokasi adalah 5 unit. Efek pengobatan bertahan sekitar 3 bulan dan kemudian dosis bisa diulangi kembali.
Pada sesi pengobatan berulang, pemberian dosis kumulatif disarankan tidak melebihi 200 unit dalam 30 hari.[4-6,9]
Strabismus
Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk koreksi strabismus pada pasien berusia ≥ 12 tahun. Penyuntikan harus dipandu elektromiografi atau dilakukan dalam paparan bedah.
Dosis awal yang direkomendasikan untuk otot vertikal dan strabismus horizontal kurang dari 20 dioptri prisma adalah 1,25-2,5 U pada salah satu otot.
Untuk strabismus horizontal 20-50 dioptri prisma, dosis yang direkomendasikan adalah 2,5-5,0 U pada salah satu otot.
Untuk kelumpuhan nervus VII persisten selama ≥ 1 bulan, direkomendasikan dosis 1,25-2,5 U pada otot rektus medial.
Dosis lanjutan untuk strabismus residual atau berulang dapat diberikan pada kasus incomplete paralysis of target muscle dengan dosis yang ditingkatkan hingga dua kali lipat dibandingkan dengan dosis awal. Suntikan lanjutan tidak boleh diberikan sampai efek dari dosis sebelumnya telah hilang. Dosis maksimum yang direkomendasikan sebagai suntikan tunggal untuk satu otot adalah 25 U.[4,6]
Dosis Anak
Bukti ilmiah terkait efikasi dan keamanan Toksin botulinum tipe A (Botox) pada anak usia <12 tahun masih sangat terbatas.
Pada pasien dengan deviasi vertikal atau horizontal kurang dari 20 dioptri prisma dan berat badan ≥6 kg, obat dapat diberikan sebesar 1,25 unit pada otot manapun.
Pada pasien dengan deviasi horizontal atau vertikal antara 20 hingga 50 dioptri prisma, dosis adalah:
- Berat badan <6 kg: 1 unit pada satu otot manapun
- Berat badan 6-9 kg: 1,25 unit pada satu otot manapun
- Berat badan 10 hingga 12,5 kg: 1,25 hingga 1,75 unit pada satu otot manapun
Untuk kelumpuhan nervus VII persisten selama ≥ 1 bulan:
- Berat badan <6 kg: 1 unit pada otot rektus medial.
- Berat badan ≥ 6 kg: 1,25 unit pada otot rektus medial[9]
Hiperhidrosis Primer Derajat Berat Pada Aksila
Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk pengobatan hiperhidrosis primer derajat berat pada aksila, pasien usia di atas 18 tahun, yang tidak dapat ditangani secara adekuat oleh agen topikal dengan tujuan untuk mengurangi keringat ke kadar fisiologis atau yang dapat ditoleransi. Dosis yang direkomendasikan adalah 50 U secara intradermal, didistribusikan secara merata di 10-15 tempat dengan jarak sekitar 1-2 cm. Dosis dapat diulang ketika efek klinis sudah hilang.[6,9]
Distonia Servikal
Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk pengobatan tortikolis spasmodik (distonia servikal) pada dewasa. Dosis tidak melebihi 50 U per lokasi injeksi. Dosis total yang diinjeksikan pada otot sternokleidomastoideus tidak melebihi 100 unit untuk mengurangi risiko disfagia. Gejala umumnya membaik setelah 2 minggu, dengan puncaknya pada 6 minggu pasca penyuntikan.[4,9]
Spastisitas
Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan dalam pengelolaan spastisitas fokal pada ekstremitas atas dan bawah untuk mengurangi tingkat keparahan kekakuan otot pada dewasa. Dosis disesuaikan berdasarkan otot yang terkena, derajat keparahan, respon terhadap terapi sebelumnya, dan riwayat efek samping.[4]
Periksa kembali pasien 7 sampai 14 hari setelah setiap injeksi untuk menilai efek dari dosis yang digunakan. Dosis selanjutnya untuk pasien yang tidak berespon adekuat dapat ditingkatkan hingga 2 kali dosis yang diberikan sebelumnya. Dosis maksimum yang direkomendasikan sebagai injeksi tunggal untuk satu otot adalah 25 unit. Jangan memberikan dosis berikutnya sampai efek dari dosis sebelumnya hilang.
Ketika diberikan kepada anak dengan spastisitas ekstremitas atas dan bawah, dosis total tidak boleh melebihi 10 unit/kg atau total 340 unit dalam periode 3 bulan.[9]
Ekstremitas Atas
Dalam uji klinis, dosis direkomendasikan mulai dari 75-400 U yang terbagi berdasarkan masing-masing otot.
- Biceps brachii: 100-200 U terbagi dalam 4 tempat
- Flexor carpi radialis: 12,5-50 U dalam 1 tempat
- Flexor carpi ulnaris: 12,5-50 U dalam 1 tempat
- Flexor digitorum profundus: 30-50 U dalam 1 tempat
- Flexor digitorum sublimis: 30-50 U dalam 1 tempat
- Adductor pollicis: 20 U dalam 1 tempat
- Flexor pollicis longus: 20 U dalam 1 tempat[4]
Pada anak berusia > 2 tahun dapat diberikan dosis total 3 hingga 6 unit/kg per sesi, yang dibagi di antara otot-otot yang terkena. Dosis maksimum per situs adalah 50 unit/situs. Dosis total maksimum per sesi perawatan di ekstremitas atas adalah 6 unit/kg atau total 200 unit, mana yang lebih kecil.
- Biceps brachii: 1,5-3 unit/kg terbagi dalam 4 tempat
- Brachialis: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
- Brachioradialis: 0,5-1 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
- Flexor carpi radialis: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
- Flexor carpi ulnaris: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
- Flexor digitorum profundus: 0,5-1 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
- Flexor digitorum sublimis: 0,5-1 unit/kg terbagi dalam 2 tempat[9]
Ekstremitas Bawah
Dalam uji klinis, dosis direkomendasikan mulai dari 300-400 U yang dibagi menjadi 5 otot (gastrocnemius, soleus, tibialis posterior, flexor hallucis longus, dan flexor digitorum longus).
- Gastrocnemius medial head: 75 U dibagi dalam 3 tempat
- Gastrocnemius lateral head: 75 U dibagi dalam 3 tempat
- Soleus: 75 U dibagi dalam 3 tempat
- Tibialis posterior: 75 U dibagi dalam 3 tempat
- Flexor hallucis longus: 50 U dibagi dalam 2 tempat
- Flexor digitorum longus: 50 U dibagi dalam 2 tempat[4]
Pada anak berusia > 2 tahun dapat diberikan dosis total 4 hingga 8 unit/kg per sesi, dibagi di antara otot-otot yang terkena. Dosis maksimum per situs adalah 50 unit/situs. Dosis total maksimum per sesi perawatan pada ekstremitas bawah atau kunjungan adalah 8 unit/kg atau total 300 unit, mana yang lebih kecil.
- Gastrocnemius lateral head: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
- Gastrocnemius medial head: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
- Soleus: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat
- Tibialis posterior: 1-2 unit/kg terbagi dalam 2 tempat[9]
Migraine Kronis
Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk profilaksis nyeri kepala pada dewasa dengan migraine kronis (≥ 15 hari per bulan dengan nyeri kepala yang berlangsung ≥ 4 jam sehari). Dosis total yang direkomendasikan sebesar 155 U di mana 0,1 ml (5 unit) injeksi diberikan secara intramuskular pada masing-masing tempat yang terbagi menjadi 7 otot kepala dan leher setiap 12 minggu, antara lain:
- Frontalis: 20 U terbagi dalam 4 tempat
- Corrugator: 10 U terbagi dalam 2 tempat
- Procerus: 5 U dalam 1 tempat
- Occipitalis: 30 U terbagi dalam 6 tempat
- Temporalis: 40 U terbagi dalam 8 tempat
- Trapezius: 30 U terbagi dalam 6 tempat
Cervical paraspinal muscle group: 20 U terbagi dalam 4 tempat[4]
Overaktivitas Detrusor
Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk pengobatan inkontinensia urine akibat aktivitas neurogenik otot detrusor yang berlebihan, misalnya pada kasus cedera tulang belakang atau multiple sclerosis (MS), pasien dewasa yang memiliki respon tidak adekuat atau tidak toleran terhadap obat antikolinergik.
Dosis yang direkomendasikan adalah 200 U, dibagi menjadi 30 suntikan secara intradetrusor menggunakan sistoskopi. Efek terapi dapat bertahan hingga 10 bulan. Pengulangan prosedur dilakukan ketika efek injeksi sebelumnya berkurang, tetapi minimal berjarak 12 minggu.[4]
Dosis Anak
Pada anak berusia ≥5 tahun dapat digunakan dosis sesuai berat badan:
- Berat badan <34 kg: Intradetrusor 6 unit/kg per kali terapi (total volume 10 mL) diberikan sebagai 20 injeksi masing-masing 0,5 mL
- Berat badan ≥34 kg: Intradetrusor 200 units per kali terapi, dengan dosis yang direkomendasikan adalah 20 unit/mL, total volume 10 mL diberikan sebagai 20 injeksi masing-masing 0,5 mL[9]
Overactive Bladder
Toksin botulinum tipe A (Botox) diindikasikan untuk pengobatan overactive bladder dengan gejala inkontinensia urine, urgensi, dan frekuensi pada dewasa yang memiliki respon tidak adekuat atau tidak toleran terhadap obat antikolinergik.
Dosis dewasa yang direkomendasikan adalah 100 U, dibagi menjadi 20 suntikan secara intradetrusor masing-masing 5 U menggunakan sistoskopi. Terdapat beberapa syarat pengulangan prosedur, antara lain:
- 12 minggu sejak injeksi sebelumnya
- Volume residu urin setelah berkemih >200 ml
- Setidaknya 2 episode inkontinensia urine yang dilaporkan selama 3 hari[4]
Kosmetik
Toksin botulinum tipe A (Botox) juga diindikasikan untuk keperluan kosmetik pasien dewasa. Dosis disesuaikan berdasarkan areanya dan ukuran otot tiap pasien yang dapat bervariasi sesuai tubuh masing-masing individu, antara lain:
- Garis glabellar: 4 U ke masing-masing dari 5 tempat, yaitu 2 di setiap otot corrugator dan 1 di otot procerus, tidak diberikan lebih sering dari 3-4 bulan
- Garis canthal lateral: 4 U untuk 3 tempat per sisi, sehingga total 6 titik injeksi pada otot orbikularis okuli lateral, tidak diberikan lebih sering dari 3 bulan
- Garis dahi: 4 U ke masing-masing dari 5 tempat garis dahi sehingga total 20 U. Pengobatan dilakukan bersamaan dengan garis glabellar untuk mengurangi risiko ptosis, sehingga total menjadi 40 U. Tidak diberikan lebih sering dari 3 bulan
Saat memberikan Toksin botulinum tipe A (Botox) untuk tujuan kosmetik, sangat penting untuk mengikuti rekomendasi dosis, karena penggunaan dosis berlebihan atau injeksi ke lokasi yang tidak tepat dapat menyebabkan ekspresi wajah yang tidak diinginkan atau keterbatasan fungsi otot wajah.[4,9]