Epidemiologi Pneumonia Aspirasi
Data epidemiologi menunjukkan pneumonia aspirasi berkontribusi menyebabkan 5-15% dari kasus pneumonia komuniti.[4]
Global
Sekitar 5-15% dari 4,5 juta kasus pneumonia komuniti disebabkan oleh pneumonia aspirasi. Insidensi kejadian aspirasi pada pasien pasca sedasi dengan anestesi umum sekitar 1 kasus setiap 2.000-30.000 kasus. Pada pasien lanjut usia yang menjalani operasi kardiovaskular, insidensi dari pneumonia aspirasi sekitar 9,8% yakni 12 setiap 123 kasus.[1,2,4,5,9,11]
Pneumonia aspirasi terkait nosokomial ditemukan lebih banyak pada dewasa dibandingkan pada anak-anak, dan lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Pneumonia aspirasi lebih sering ditemukan pada pasien lanjut usia dan pasien yang tinggal di panti jompo, terutama dengan gangguan kesadaran, gangguan neurologis, dan gangguan saluran pencernaan.[4]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi nasional untuk pneumonia aspirasi.
Mortalitas
Mortalitas dalam 30 hari pada pasien dengan pneumonia aspirasi mencapai 21% pada seluruh pasien dengan pneumonia komuniti dan didapatkan lebih tinggi pada health-care associated pneumonia (HCAP) yaitu 29,7%. Tingkat mortalitas ini meningkat seiring dengan peningkatan usia.[4]
Pneumonia aspirasi yang tidak diterapi lebih awal dapat menimbulkan komplikasi seperti abses paru dan fistula bronkopleural.[4,11]
Pneumonia aspirasi menjadi salah satu penyebab kematian yang menyertai anestesi yakni sekitar 10-30% dari seluruh kematian akibat anestesi. Pneumonia aspirasi juga merupakan penyebab kematian tertinggi pada pasien yang mengalami disfagia akibat gangguan neurologis, yakni sekitar 300.000-600.000 orang setiap tahunnya di Amerika Serikat.[9,11]